Thursday, May 26, 2011

LAPORAN PENELITIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-6 TAHUN

oleh: Laila

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Berkembang  merupakan salah satu tahap dalam psikologi perkembangan. Perkembangan diartikan sebagai perubahan yang kontinyu dan sistematis dalam diri seseorang sejak tahap konsepsi sampai meninggal dunia. Perkembangan berkaitan dengan kematangan secara biologis dan proses belajar. Demikian pula dalam perkembangan anak, secara biologis ia harus berada dalam kondisi sesuai umurnya. Terdapat pola kesamaan perkembangan dalam diri seseorang dengan anak lainnya pada tahap usia tertentu. Setiap orang pasti mengalami perkembangan, baik perkembangan fisik maupun perkembangan rohani. Perkembangan seorang anak secara umum digambarkan melalui periode-periode, yaitu: Periode pra-natal, periode bayi, periode masa kanak-kanak awal, periode masa kanak-kanak tengah dan akhir dan periode remaja. Dalam hal ini penelitian difokuskan pada periode masa kanak-kanak yang duduk di Taman Kanak-kanak.
TK adalah tempat proses pembelajaran anak. TK merupakan salah satu tempat yang menjembatani antara orang tua dan sekolah. Di TK itulah anak dibimbing untuk melepaskan dirinya dari kebiasaan di rumah. Memang banyak aturan yang harus dipatuhi oleh anak, yang itu bisa membuat anak disiplin. Di TK juga diutamakan bermain daripada kegiatan belajar. Dengan demikian anak akan lebih banyak mengenal benda-benda, bergaul dengan teman sebaya, saling menghargai sebagai suatu hal yang berguna bagi perkembangan sosialnya. Oleh sebab itu banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke TK.
Dalam hal ini banyak karakteristik yang muncul dari anak-anak. Mulai dari anak pemalu, anak yang cerewet, anak yang usil, anak yang aktif, anak yang pasif dll. Seorang guru harus bisa menguasai karakter-karakter anak.  Guru harus bisa memberikan rangsangan kepada anak agar anak bisa maksimal dalam perkembangannya. Dalam penelitian yang dilakukan lebih menfokuskan anak yang sering maju ke depan.


B.     RUMUSAN MASALAH
1)      Faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak sering maju ke depan?
2)      Hubungan pergaulan anak dengan teman sebayanya?
3)      Ciri-ciri anak yang aktif bertanya?
C.     TUJUAN PENELITIAN
1)      Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang menyebabkan anak sering maju ke depan
2)      Untuk mengetahui tingkah laku anak yang aktif  dengan teman sebayanya
3)      Untuk memahami karakter anak yang sering maju ke depan
D.    MANFAAT PENELITIAN
1)      Mempermudah guru dalam proses pembelajaran anak TK
2)      Membantu guru dalam merangsang perkembangan anak
3)    Membantu anak agar perkembangannya dapat berkembang lebih maksimal

BAB II
LANDASAN TEORI
Masa kanak–kanak awal usia 2 sampai 6 tahun, masa ini merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk kelompok bermain dan Taman kanak-kanak. Di dalam Islam masa ini disebut dengan fase al-thifl.[1] Anak usia Taman Kanak-kanak dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun berada dalam masa usia emas (golden age) segala sesuatunya sangat berharga, baik fisik, emosi dan intelektualnya. Perkembangan fisik anak mengalami perubahan seperti, tinggi badan dan berat badan. Masa kanak-kanak rata-rata tinggi badannya bertambah 6.25 cm setiap tahun dan bertambah berat badan 2-5 kg. Pada usia 6 tahun berat badan anak normal harus kurang lebih mencapai 7 kali berat pada waktu lahir. Anak usia Taman Kanak-kanak ini sangat besar energinya sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang sangat tepat sehingga berkembang kemampuan motorik kasar maupun halus.[2] Prinsip-prinsip perkembangan fisiologis anak usia Taman Kanak-kanak adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Seiring dengan kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek.  
Perkembangan Motorik Kasar merupakan tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti: berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya.[3]
 Perkembangan gerakan motorik halus anak TK ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.
Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus.[4]
Perkembangan intelektual pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir konvergen menuju ke suatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap praoperasional (2-7 tahun), istilah praoperasional menunjukkan pada pengertian belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap praoperasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik (Santrock,2002) yang sering dikatakan anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis.[5]
Bahasa merupakan suatu kelebihan untuk umat manusia. Dengan menggunakan bahasa orang mampu membedakan antara subjek dan objek. Anak mempunyai kesanggupan untuk menyatakan apa yang terkandung dalam pikirannya dengan suara. Potensi itu mempunyai kemungkinan besar untuk dikembangkan. Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat diklasifikasikan ke dalam 2 tahap, yaitu: masa usia anak 2-2 tahun 6 bulan dan masa usia anak 2 tahun 6 bulan- 6 tahun.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah anak TK yang berusia 3 tahun dan berusia 4 tahun, yang bersekolah di tempat yang berbeda. Anak TK yang berusia 3 tahun bernama Shinta, yang bersekolah di TK Kartini Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Sedangkan anak yang berusia 4 tahun bernama Seva yang bersekolah di TK Wijaya Danu Jln. Anggajaya Gejayan Sleman Yogyakarta.
B.     Metode Penelitian
1.      Observasi
Peneliti menggunakan metode pengamatan (observasi) dalam penelitian. Disini peneliti terjun langsung dalam penelitian anak TK. Peneliti melakukan pengamatan di dalam dan di luar kelas.
2.      Wawancara
Peneliti mewawancarai anak tersebut, bertanya kepada guru dan sedikit bertanya kepada orang tua anak. Dalam metode wawancara peneliti tidak banyak bertanya dengan si anak.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan penelitian pada dua tempat yang berbeda yaitu di TK Kartini Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta dan di TK Wijaya Danu  Jl. Anggajaya Gejayan Condongcatur Sleman Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut mengambil dua subyek yang berbeda yaitu  anak usia tiga dan empat  tahun. Ternyata setelah mengetahui dan melakukan penelitian pada anak TK tersebut, terdapat perbedaan antara kedua anak tersebut.  Perbedaan tersebut terdapat pada latar belakang orang tua, lingkungan, dan teman sebaya.
Anak yang berusia tiga tahun merupakan anak pertama, latarbelakang orang tuanya sebagai petani. Bertempat tinggal didesa Krapyak Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Dimana lingkungan (rumah) tersebut dapat mempengaruhi perkembangan emosional, psikologi, bahasa, fisik, dan intelektual. Perkembangan fisik pada anak,  tumbuh kembang dengan normal seperti anak-anak sebayanya. Pada lingkungan sekolah, anak tersebut aktif dalam belajar sehingga anak tersebut sering bertanya dan maju ke depan. Anak ini mempunyai kepribadian yang agresif, rasa ingin tahu yang tinggi, dan energik. Hal yang menyebabkan keaktifannya dalam kelas adalah anak tersebut sering bergaul dengan orang yang lebih dewasa darinya.  Sehingga anak ini pemikirannya cendrug lebih dewasa.
Hubungan dengan teman sebayanya sangat baik, sportif, kompak, suka tolong menolong, dan tidak ingin menang sendiri, meskipun ia lebih menonjol dibanding teman-temannya. Anak ini memang mempunyai karakter yang berbeda dibanding teman-teman sebayanya, sehingga banyak teman-teman yang kenal akrab dengannya. Anak ini juga bukan tipe anak yang mudah puas dengan apa yang telah didapatnya di dalam kelas.
Anak yang berusia empat tahun merupakan anak pertama dari dua saudara, orang tuanya bekerja sebagai wiraswasta. Yang bertempat tinggal didesa Krapyak Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Lingkungan rumahnya tersebut dapat mempengaruhi perkembangan psikologi, fisik, emosional, bahasa, dan intelektual. Pertumbuhan fisik anak tumbuh normal seperti anak-anak sebayanya. Walaupun ia tidak terlalu menonjol dibanding teman-temanya, tetapi di lingkungan sekolah ia aktif dalam belajar, karena rasa keingintahuannya yang sangat tinggi. Hal yang menyebabkan keaktifannya didalam  kelas adalah karena ia merasa belum paham  dan  merasa intelektualnya dibawah standar. Di lingkungan rumahnya ia sering bermain dengan teman-teman seusianya. Meskipun terkadang ia sering menghabiskan waktu bermain dengan adiknya. Anak ini lebih mandiri, bisa mengatur dirinya serta bisa bertanggungjawab dalam menjaga adiknya maupun bertanggungjawab dengan pekerjaan yang lain.
Hubungan dengan teman sebayanya tidak begitu baik, dikarenakan ia pemalu,  sehingga ia hanya bisa berteman dengan teman-teman tertentu saja. Selain pemalu ia juga kurang lancar dalam berbicara sehingga menjadi penyebab sulitnya untuk bekomunikasi dan bergaul dengan teman-temanya. Karena ia masih sulit dalam berbicara, ia sering diejek teman-temannya. Ia juga masih kesulitan dalam menulis dan membaca, terutama menulis huruf hijaiyyah dan membaca huruf-huruf hijaiyyah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Setelah  mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan,  peneliti memberikan kesimpulan  sebagai berikut:
1.      Faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak sering maju ke depan adalah pengaruh dari pergaulan lingkungan, baik lingkungan rumah, sekolah, dan teman sebayanya.
2.      Hubungan pergaulan anak dengan teman sebaya dilatar belakangi oleh kepribadian anak.  Anak yang agresif  cendrung  lebih mudah bergaul dengan teman-temannya baik dilingkungan sekolah, maupun di lingkungan rumah. Anak yang pemalu cendrung sulit bergaul dengan teman-temanya.
3.      Ciri-ciri anak yang aktif bertanya adalah anak yang  mempunyai intelektual tinggi dan anak yang mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Selain itu, anak yang aktif juga dikarenakan adanya motivasi, yang menyebabkan ia minder terhadap teman sebayanya yang mempunyai intelektual lebih tinggi dibanding dirinya.
B.     Saran
Seharusnya sebagai orang tua, harus memperhatikan perkembangan anak mulai usia dini. Sehingga orang tua dapat membantu dan merangsang perkembangan anak agar tumbuh dengan meksimal.
Sebagai guru, harus mengetahui karakter-karakter anak didiknya agar dapat membantu merangsang perkembangan anak sehingga dapat maksimal dalam pertumbuhannya.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayati,Wiji. Purnami, Sri. Psikologi Perkembangan,(Yogyakarta: Teras,2008)
L. Zulkifli, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1986)
http://www.infoanak.com/tipe-permainan-seperti-apa-yang-baik-untuk-anak-saya/


[1] Hidayati,Wiji. Purnami, Sri. Psikologi Perkembangan,(Yogyakarta: Teras,2008), hal: 118
[3]  L. Zulkifli, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1986), hal: 31
[4] http://www.infoanak.com/tipe-permainan-seperti-apa-yang-baik-untuk-anak-saya
[5] Ibid,( Hidayati,Wiji. Purnami, Sri. Psikologi Perkembangan,Yogyakarta: Teras,2008),hal: 120

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host