Thursday, May 26, 2011

HAL-HAL YANG MENGOTORI AQIDAH

Oleh: LAILA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Melihat kondisi yang serba global saat ini, islamlah yang menjadi hukum utama dalam segala pemutusan masalah, baik yang bersifat ukhrowi maupun duniawi.Islam sebagai agama “Rohmatillil’alamin” harus dijadikan sebagai tolak ukur untuk menghadap segala permasalahan mengenai tingkah laku ataupun etika yang telah terjadi dalam suatu masyarakat.Agama sebagai pedoman dan petunjuk manusia untuk lepas dari jurang kebinasaan.
Dengan berkembangnya zaman secara luas ataupun semakin bebas, akhirnya tingkah laku manusia juga semakin bebas dan jauh dari agama.Adab etika dan tingkah laku manusia sudah tak diperhatikan lagi sehingga kemaksiatanlah yang terjadi. Dalam hal ini hal-hal yang mengotori akhlak itu terjadi karena sifat dan tingkah laku manusia itu sendiri, maka hubungan antara akhlak manusia dan etika-etikanya itu merupakan suatu hal yang berkaitan dengan perintah dan ajaran dari allah.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan dikaji dan dipelajari dalam makalah ini adalah “Apakah adab dan etika bisa mengotori akhlak pada diri manusia”????.

C.    Tujuan
Berangkat dari rumusan masalah tersebut, tujuan yang diinginkan penulis makalah ini adalah:
a)      Agar pembaca mengetahui tentang pentingnya akhlak.
b)      Agar pembaca mengerti bagaimana sikap dan adab seseorang dalam berperilaku.
c)      Agar pembaca mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi akhlak.

D.    Metode Penulisan
                Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah pengumpulan data dari berbagai sumber buku dan informasi yang disertai dengan analisis data, guna untuk mendapatkan data yang aktual dan valid.Sehingga penulis menjabarkan permasalahan yang diangkat dalam makalah ini.Setelah mendapatkan semua data tersebut, penulis mencoba menganalisis semua sumber data kemudian menuangkan atau menguraikan data tersebut secara terperinci sehingga pembaca dapat memahami isi dari makalah ini.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tauhid Sebagai Aqidah
                Aqidah dalam islam sering disebut dengan tauhid. Ajaran ketauhidan disebut monotoisme, sejarah perkembangan aqidah islam sudah ada sejak zamannya adam. Sesungguhnya islam menolak teori evolusi tentang asal usul agama dari Oh Darwik Dkk.
                Aqidah islam sebagai ilmu tauhid yang muncul pada abad ke 3 Hijriyyah, bukanlah suatu hasil penemuan berdasarkan emperis eksperimen, akan tetapi ia merupakan hasil panggilan para ulama’ dari isi yang tersirat dan tersurat dalam Al Qur’an dan Al Hadist. Keyakinan akan adanya Allah merupakan bagian dari hidup manusia yang mana selalu diikuti dengan percaya kepada
                malaikat, kitab, rasul, hari kiamat dan takdir (rukun iman). Dalam konsep itulah lahirlah ibadah manusia mengabdikan dirinya dengan ibadah sebagai jalan untuk memperdalam keimanan.
                Tidak ada seoarangpun yang dapat menilai tinggi rendahnya keimanan seseorang akan tetapi yang menjadi indicator keimanan seseorang dengan melihat sikap dan tingkah lakunya, aqidah yang dimiliki yang tertanam di dalam hatinya. Bila ketauhidan tertanam dalam jiwanya diikuti dengan amal ibadah dan ditunjang dengan sikap yang mencerminkan nilai-nilai ketauhidan maka itulah orang yang dinamakan muttaqin.
                Bila keimanan seseorang benar-benar tertanam dalam jiwanya maka itu akan menjadi kekuatan bagi manusia itu sendiri. Sehingga hatinya tidak mudah terkotori oleh akidah akidah yang sudah tidak murni.Dengan tauhid terisilah hati seseorang dengan mengakui dan percaya adanya dzat yang maha esa.

B.  Hal-hal yang Mengotori Aqidah

üSyirik adalah dosa yang tidak akan terampuni, syirik menyekutukan Allah adalah hal yang harus dihilangkan. Paham ini telah ada sejak zaman nabi SAW yaitu yang terjadi pada paman nabi Abi Thalib dalam islam selalu mengajarkan tentang keimanan. Syirik adalah suatu paham yang mana orang yang musyrik telah terlaknat sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An Nisa’ ayat 116.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa orang musyrik orang yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu dan dia (Allah) akan mengampuni dosa-dosa selain ia, bagi barang siapa yang syirik yaitu mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka betul-betul dia telah sesat.
Allah sangat murka kepada orang musyrik sehingga apa saja yang mereka kerjakan Allah tidak akan memberinya pahala, agama lama banyak yang mirip agama syirik seperti agama majusi yang ada di negeri Persia adalah agama syirik, mempercayai tuhan lebih dari satu yaitu tuhan gelap dan tuhan terang. Orang hindu mengakui adanya tuhan brahma, wisnu dan siwa begitu halnya dengan agama lain selain islam.

                Tidak akan pernah masuk surga orang-orang yang syirik, neraka jahanam adalah tempatnya. Seseorang yang mengaku Islam tapi ia enggan menyambah Allah dan menyekutukan Allah dialah oranangit meg yang musyrik. Allah telah menjanjikan bagi orang-orang yang ta’at yaitu syurga. Kita tengok ke zaman dahulu (orang arab jahiliah). Mereka menyembah benda-benda mati seperti batu, ada juga yang menyambah pohon besar.Mereka menganggap semua itu adalah Tuhan yang mampu memberikan pertolongan.Bahkan mereka beranggapan bahwa bintang di langit mempunyai Tuhannya sendiri-sendiri.
Pada umumnya di era yang modern ini perbuatan syirik di tunjukkan dengan hal-hal yang baru atau modern pula.Misalnya, dalam bidang teknologi. Orang tidak dapat hidup tanpa teknologi, contoh kecilnya adalah HP. Setiap waktu dan setiap saat selalu menenteng Hp bahkan hendak menunaikan sholat lebih mengutamakan Hp. Orang percaya bahwa Allah maha tinggi dan maha sempurna.tetapi mereka masih menomer duakan. Setiap orang beriman harus merasa terpanggil untuk membetulkan aqidah yang salah ini sehingga harus meningkatkan keimanan kita dan dakwah.Jalan dakwah tadi hanya bisa dengan tulis menulis, radio dan lain-lain.Cara berpakaian santun dan berucap sopan juga merupakan dakwah. Ke Esaan tuhan yang menjadi inti dari agama tauhid seperti dalam firmannya, dalam surat Al-Ikhlas: 1-4 “ katakanlah bahwa Allah itu satu……”.
Paham syirik bukan menyangkut I’tikat  tetapi amaliyah bersihkan diri dari paham syirik. Didalam al- alquran hal- hal yang termasuk syirik itu antara lain:
·         Berhakim pada taqhut
Memutuskan suatu perkara atau sengketa dengan hukum buatan manusia bukan dengan al- quran dan hadist Rasullulah(ibid hal 11)
·         Memakai jimat (tamimah)jimat ini biasanya di pakai di leher, tangan ataupun sebagai ikat pinggang hal ini di lakukan dengan tujuan agar mendapat keselamatan atau terhindar dari bahaya
·         Minta berkah pada benda mati
Benda yang di gunakan biasanya yang berukuran besar misalnya batu dan pohon hal ini di lakukan dengan memakai sesaji dengan tujuan meminta berkah

·         Bersumpah dengan selain Allah
Seperti dalam hadist nabi, hadits dari Ibnu Umar Ra:rasullulah SAW besabda  jangan kamu bersumpah dengan bapak-bapakmu dan barang siapa yang bersumpah Allah,maka hendaklah di benarkan. Barang siapa yang bersumpah dengan Allah maka hendaknya kamu ridho, karna dialah yang punya dan barang siapa yang tidak ridho maka dia bukan dari Allah.

C.     Tahayul
Tahayul merupakan cerita-cerita bohong tidak masuk akal, di hubungkan dengan aqidah yang merupakan cerita dongeng-dongeng orang dahulu.Thayul ada sejak zaman neolitikum yaitu bagi agama animiz di zaman purba.Nenek moyang kita sebanernya bertujuan baik untuk memberikan cerita-cerita kepada anak cucunya. Terutama dongeng sebelum tidur.akan tetapi dalam cerita itu membuat anak menjadi kerdil karna tidak masuk akal misalnya masalah hari kalau akan berpegian jangan berangkat pada hari selasa dan hai agama lairi sabtu, sebab. Sebab kedua hari ini adalah sial- sial. Hal ini akan menjadikan seseorang takut berpergian dihari tersebut, begitu juga dengan hal yang lainya.
Dari cerita- cerita bohong tersebut akan merusak akidah hal- hal yang seharusnya kita hilangkan untuk memperbaiki akidah kita seperti dalam firman Allah dalam surat An- nahl:105
“ Sesungguhnya orang- orang yang mengadakan kebohongan ialah orang- orang yang tidak beriman terhadap ayat Allah dan mereka itulah orang- orang pendusta.”
Untuk menghilangkan dari penafsiran yang dibuat- buat sebagai manusia yang beriman haruslah teguh pendirian dan dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil.


D.khurafat
Khurafat adalah merupakan suatu kepercayaan yaitu percaya kepada yang ghaib yang tidak berdasar pada Al- quran dan Al- hadits.Khurafat ini ada yang berasal dari agama lama. Dan ada pula dari agama lain( nasrani) dan ada pula tumbuh dikalangan umat islam sendiri.
“kehancuran berfikir itu kini telah melanda umat islam merobohkan islam dari lalu lintas kehidupan modern. Dan tahayul khurafat inilah yang membawa umat islam menyeleweng, dari akidahnya yang asli disamping itu membawa kepada jiwa materialis modern.
Hal- hal tersebut ( syirik, bidah, tahayul, dan khurafat) merupakan penyakit hati yang akan mengotori aqidah umat islam sebagai muslim yang sejati yang seharusnya diterapkan dalam hati setiap muslim dengan mengakui adanya keagungan allah. Meng Esakannya dan memuliakannya untuk menuju ke dalam ridlonya.
C. Hal-Hal Yang Memperkuat Keimanan
Setelah mengetahui berbagai hal yang dapat mengotori aqidah maka hal-hal yang harus dilakukan adalah memperdalam dan memperteguh keimanan, iman yang teguh  berakan terhindar dari hal-hal yang melemahkan iman dan aqidah. Ibnu Taimiyah dalam kitabnya membagi keimanan dalam berbagai keimanan dalam berbagai tingkatan:
v  Tingkat pertama, Iman asal beriman yaitu bagi orang-orang awam.i itu
v  Tingkat kedua, Iman ibarat yaitu orang yang melakukan rukun islam (Puasa, zakat, sholat dll)
v  Tingkat keTiga, Al Birri adalah taqwa yaitu iman yang diikuti dengan ibadah dan mencampurkan diri dalam masyarakat.
v  Tingkat ke Empat, Iman yang disebut Al ihsan yaitu iman yang diikuti dengan perasa an cinta yang mendalam kepada allah.
v  Tingkat ke Lima, Mutawakkal, inilah tingkatan iman yang tertinggi segala gerak geriknya hidup dan matinya hanya diuntungkan kepada allah semata.
Dalam aqidah Islam tak pernah lepas dari rukun iman yang enam.Untuk memurnikan kembali aqidh yang terkotori maka keimanan yang ada di dalam hati haruslah selalu tertanam.
a)      Percaya kepada Allah
Percaya kepada Allah merupakan dasar pokok bagi seluruh kepercayaan didalam islam. Percaya selain Allah didasarkan pada ketetapan/ wahyu Allah.
b)      Percaya kepada malikat
Percaya bahwa Allah telah menciptakan makhluk gaib yaitu malaikat, malaikat yang selalu taat dan patuh terhadap perintahnya
“ Sesungguhnya Allah yang maha suci dan mana tinggi itu mempunyai malaikat yang berkeliling utama sifatnya(HR-MUSLIM)
c)Percaya kepada kitab
Manusia harus meyakini adanya kitab suci, mempelajarinya serta mengamalkanya dengan baik, agar pengabdian diri terlaksana dengan baik pula dan sesuai dengan kehendak Allah.

d)Percaya kepada rasul
Allah mengutus seorang dibumi, khalifah yang membawa aturan- aturan Allah untuk disampaikan kepada manusia.
Rasul utusan Allah yang memberikan petunjuk kepada manusia untuk tetap berada dijalanya.
e)Percaya kepada hari kiamat
islam mengajarkan bahwa kehidupan sejak dari dalam arwah yaitu semenjak perjanjian antara manusia dengan Allah hingga hari setelah kehidupan.
f)Percaya kepada takdir
Allah swt didalam kitab sucinya Al- quran menyatakan bahwa tiap sesuatu yang terjadi dialam ini diciptakanya dengan takdir.
“ sesunguhnya kami telah menciptakan tiap sesuatu dengan takdir( qs Al-qomar:49)

BAB III
KESIMPULAN

Karena itu manusia harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk menjernihkan dan meluruskan akidah umat islam dan meyakinkan orang lain terhadap kebenaran agama islam.
Itulah hal- hal yang harus kita tanamkan dalam hati setiap manusia untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan, sehingga manusia tidak mudah terkotori oleh akidah yang dikenal setiap manusia pada intinya harus percaya dan menyakini adanya Allah dan berusaha untuk hidup dijalanya.

Daftar Pustaka

v    Zaini syahminan, kuliah aqidah islam, Surabaya: Al- ikhlas 1983
v    Syekh abduh Muhammad risalah tauhid Jakarta: bulan bintang. 1979
v    Hallimudin kembali kepada akidah islam Jakarta rirerka cipta 1990
v    Asmuni H.M. yusron . pengantar ilmu tuhid Jakarta: pedoman ilmu jaya 1988

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP (IBD)


Oleh: Bang Toib
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan ini  tidak lepas dari apa yang mendasari dan memprakarsainya dengan melakukan perencanaan serta penataan hidup berdasar orientasi yang jelas sebagai upaya untuk mencapai esensi dari sebuah kehidupan. karena pada hakekatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWT dan hidup di dunia tidak lepas dari tugas dan tujuan. untuk memenuhi konsekuensi itu maka manusia membutuhkan suatu pegangan dan pedoman untuk mengetahui dengan jelas arah mana yang ingin dicapainya. Pegangan dan pedoman untuk mengetahui arah tersebut dinamakan dengan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, manusia akan memiliki prinsip atau landasan tentang bagaimana ia memecahkan masalah-masalah baik yang sedang dihadapi maupun masalah orang lain, baik personal maupun kelompok masyarakat.
Ibarat sebuah kendaraan, pandangan hidup merupakan bagian yang sangat principal yaitu kemudi atau setir. Dengan adanya kemudi atau setir pengemudi dapat leluasa menjalankan roda kendaraan sesuai arah dan tujuan yang diinginkan. Namun demikian, dalam menempuh perjalanan pengemudi juga harus memperhatikan serta mentaati norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada seperti halnya mentaati peraturan lalu lintas. Begitu juga dengan pandangan hidup, kedudukan pandangan hidup dalam diri manusia adalah sebagai kemudi untuk menjalankan roda kehidupan sesuai arah dan tujuan yang ingin dicapainya dengan berlandaskan tatanan norma-norma dan nilai-nilai yang belaku dalam kehidupan. Dengan adanya pandangan hidup manusia mampu mengorganisir arah hidupnya sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
B.     Rumusan masaah
Dalam penulisan makalah yang berjudul “manusia dan pandangan hidup”, penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. apakah pengertian pandangan hidup dan dari manakah sumber-sumbernya?
2. apakah komponen-komponen dari pandangan hidup?
3. bagaimanakah yang dimaksud dengan manusia dan pandangan hidup?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Sumber Pandangan Hidup
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup karena pada dasarnya pandangan hidup bersifat kodrati. Dengan adanya pandangan hidup, manusia dalam menjalani hidup akan fokus dan tidak bingung menentukan arah. Untuk itu perlu dijelaskan arti dari pandangan hidup. Pandangan hidup artinya gagasan atau pertimbangan yang menjadi pedoman, pegangan, arahan, petunjuk untuk hidup. Gagasan itu merupakan hasil perenungan manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah suatu produk (hasil berfikir) yang instan, melainkan membutuhkan proses waktu yang panjang. Sehingga gagasan itu dapat diterima oleh akal manusia dan dapat diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pedoman, pegangan, arahan, petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup cenderung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap nilai-nilai dalam pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai.[1]
Pandangan hidup berbeda dengan ideologi. menurut William j. goode dalam bukunya vocabulary  for sociologi (1959) ideologi mengandung dua hal, yaitu: 1) unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan sebagai dasar untuk kegiatan. 2) pembenaran intelektual untuk seperangkat norma-norma.[2]
Ideologi merupakan komponen dasar dari system budaya. Suatu ideologi masyarakat tersusun dari pandangan hidup, nilai-nilai dan norma. Jadi dapat dikatakan bahwa pandangan hidup merupakan bagian dari ideologi. Ideologi lebih luas dari pandangan hidup. Ideologi tidak digunakan untuk hubungan individu tetapi untuk hal hal yang lebih luas seperti ideologi Negara, masyarakat atau kelompok tertentu.[3]
Pandangan hidup bermacam-macam sumbernya, namun dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.      Pandangan hidup yang bersumber dari agama yaitu pandangan hidup yang mempunyai kebenaran mutlak.
2.      Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstraksi dari nilai-nilai budaya suatu Negara tau bangsa. Misalnya, ideologi pancasila dapat menjadi sumber pandangan hidup.
3.      Pandangan hidup yang bersumber dari perenungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika untuk hidup. Misalnya aliran kepercayaan.

B.     Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Pandangan hidup terdiri dari atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup.[4] Untuk lebih jelasnya akan di bahas sebagai berikut:
1.    Cita-cita
          Cita-cita adalah sesuatu yang terkandung  dalam hati seseorang baik angan-angan, keingina, harapan, maupun tujuan yang akan diperoleh di massa mendatang. Manusia memiliki cita-cita dan diberikan ruang untuk memperoleh suatu yang diinginkanya akan tetapi Allah yang menentukan.  Agar cita-citanya terkabul, manusia harus mendekatkan diri kepada Allah serta berusaha dengan totalitas.  Hal  ini berdasarkan QS. Al-Anfaal: 53 “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu merubah nasibnya sendiri.”
          Bila cita-cita belum tercapai akibat terpenuhinya persyaratan maka cita-cita itu  disebut harapan.[5] Sebagai contoh, ada seorang guru yang bercita-cita lulus dalam kualifikasi pendidik. Secara pedagogik, professional, dan sosial sudah memadai. Namun secara kepribadian belum mencapai persyaratan sehingga cita-citanya untuk lulus dalam kualifikasi pendidik masih dalam harapan.
          Namun demikian cita-cita yang bertaruh harapan masih merupakan unsur pandangan hidup, karena masih memberi kemungkinan ada keberhasilan dan ini mendorong manusia untuk tetap berusaha mengatasi kegagalan yang dialami. Seperti seorang guru di atas, apabila ia sudah memenuhi uji kompetensi secara kepribadian , dengan ridha Allah ia akan berhasil dalam meraih cita-citanya. Jadi harapan mampu membangkitkan kreativitas menuju keberhasilan cita-cita. Dalam hal ini manusia hanya berusaha tetapi Allahlah yang menentukan.[6]

2.    Kebajikan
          Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika[7]. Kebajikan merupakan sesuatu yang dapat mendatangkan keselamatan, keuntungan, kemakmuran, keselarasan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Manusia berbuat kebaikan, karena sesuai dengan kodratnya manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah atau suci. Dengan kesucian hatinya mendorong manusia mendorong untuk berbuat baik.
          Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga sudut pandang yaitu, manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
          Manusia sebagai pribadi dapat menentukan sesuatu yang baik atau buruk, karena manusia dibekali hati untuk menentukan itu. Hal itu berdasarkan pertimbangan uara hati manusia. Pada dasarnya suara hati menunjukkan manusia kepada sesuatu yang baik, namun terkadang manusia mengingkarinya.
          Demikian pula dengan suara hati masyarakat, yang menentukan baik buruknya tentang sesuatu adalah masyarakat itu sendiri. Karena belum tentu baik menurut pribadi, baik pula jika diterapkan pada masyarakat. Sebagai anggota dari masyarakat manusia tidak dapat bebas dari persoalan kemasyarakatan.
          Sebagai manusia sebagai makhluk tuhan, manusia harus mendengarkan serta menjalankan apa yang yang  menjadi perintah dan larangan-Nya.
          Jadi dapat dikatakan bahwa kebajikan adalah suatu perbuatan atau tindakan yang terpadu antara suara hati manusia, suara hati masyarakat dan hokum-hukum tuhan.
3.    Sikap hidup
          Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah manusia bersikap optimis ataukah pesimis dalam menjalani kehidupan. Sikap ini ada di dalam seseorang dan orang lain tidak mengetahui kecuali sudah terwujud dalam sebuah tindakan. Setiap manusia memiliki sikap yang berbeda antara satu dengan lainya dan sikap ini dapat dibentuk oleh yang membentuknya dan berubah sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan  yang mepengaruhinya. 
          Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas berinteraksi dengan yang lainnya. Oleh karena perlu memperhatikan dan menentukan sikap yang positive. Sikap hidup dibagi menjadi dua, yaitu sikap etis dan non-etis. Sikap etis berisi sikap yang positive seperti sikap lincah, sikap tenang, sikap halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati, dan sifat bangga. Sedangkan sikap non-etis merupakan kebalikan dari sikap etis.
         
C.     Manusia Dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan rohani dan jasmani baik dalam kapasitas personal, kelompok atau masyarakat, bahkan tinkat Negara sekalipun.  Semua perbuatan tingkah laku antara aturan-aturan bagi Negara dan undang-undang serta peraturan-peraturan harus merupakan cerminan dari sebuah pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Manusia sebagian menyadari dan ada yang tidak menyadari ketika melaksanakan sesuatu yang bersifat individu maupun kelompok membutuhkan garis cita-cita dan tujuan akhir yang bernama pegangan, landasanatau dasar hidup sebagai pengarah dan pembimbing kea rah tujuan.[8] Seseorang menininkan hidup bahagia, maka untuk mencapai kebutuhan akan pegangan atau penuntun yang disebut dalam dunia pengetahuan adalah pandangan hidup.
Pandangan hidup dapat juga diartikan sebagai filsafat hidup, disesuaikan dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran. Tentu saja yang dimaksudkan kebenaran disini adalah kebenaran yang berlaku atau dapat diterima oleh siapa saja. Semua manusia mempunyai pandangan hidup baik perorangan maupun golongan. Penggolongan yang paling ringan adalah pandangan berdasar:
1). Beragama, beriman, 2) tidak beragama tetapi mengikuti ajaran satu atau lebih dari agama yang ada, 3) materealistik dan sekuler.
 Pandangan hidup dapat merupakan keseluruhan garis dan kecerendungan jalan-jalan dan nilai-nilai yang akan dicapai untuk landasan semua dimensi kehidupannya. Dari pandangan hidup terpancar perbuatan kata-kata atau tingkah laku, dan cita-cita, sikap, dorongan atau tujuan yang akan dicapai.[9]
 
BAB III
KESIMPULAN

Pandangan hidup adalah  gagasan atau pertimbangan yang menjadi pedoman, pegangan, arahan, petunjuk untuk hidup.  Gagasan itu dapat diterima oleh akal manusia dan dapat diakui kebenarannya sehingga , manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pedoman, pegangan, arahan, petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup cenderung diikat dengan nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap nilai-nilai dalam pembenaran atau rasionalisasi nilai.
Ideologi lebih luas dari pandangan hidup. Ideologi tidak digunakan untuk hubungan individu tetapi untuk hal hal yang lebih luas seperti ideologi Negara, masyarakat atau kelompok tertentu. Pandangan hidup bermacam-macam sumbernya, namun dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: Pandangan hidup yang bersumber dari agama, ideologi, dan perenungan seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika untuk hidup.
Pandangan hidup terdiri dari atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dengan  cita-cita manusia mempunyai kehendak untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan dan tujuan hidup, Akan tetapi Allah yang menentukannya. Pandangan hidup sangat erat kaitannya dengan kebajikan. Karena pada esensinya pandangan hidup merupakan pembenaran dan rasionalisasi dari nilai. Untuk mewujudkan sebuah pandangan hidup  harus dilandasi dengan sikap hidup yang positif.
Manusia menyadari dalam menjalani membutuhkan dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan rohani dan jasmani baik dalam kapasitas personal, kelompok atau masyarakat, bahkan tinkat Negara sekalipun. Maka dari itu manusia tidak lepas dari pandangan hidup dalam mengarungi kehidupan.

DAFTAR  PUSTAKA

Tri Prasetya, Joko, dkk, Ilmu Budaya Dasar MKDU, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
Notowidgo, Rohiman,  Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadist, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000



[1] Joko Tri Prasetya, dkk, Ilmu Budaya Dasar MKDU, (Rineka Cipta,Jakarta, 1991) hlm, 168.
[2] Rohiman Notowidgo, ilmu budaya dasar berdasarkan al-quran dan hadist, (PT Raja Grafindo Persada,Jakarta,2000), hlm 154 
[3] Ibid…. hlm. 152.
[4]  Joko Tri Prasetya dkk, op.cit, hlm. 173.
[5] Rohiman Notowidgo, op.cit, hlm 156.
[6] Ibid….hlm 156.
[7] Ibid…hlm, 176
[8] Ibid… hlm 182.
[9] Ibid…. hlm 184.

PELESTARIAN LINGKUNGAN

oleh : Bang Toib

BAB I
PENDAHULUAN
Secara ekologis, manusia adalah bagian dari lingkungan hidup. Komponen yang adadi sekitarmanusia yang sekaligus sebagai sumber mutlak kehidupannya merupakan lingkungan hidup manusia. Lingkungan hidup inilah yang menyediakan berbagai sumber daya alam yang mendukung bagi kehidupan manusia. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang berguna bagi manusia,  untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk masa kini maupun masa mendatang[1]. Kelangsungan hidup manusia tergantung dari keutuhan lingkungannya,  sebaliknya keutuhan lingkungan tergantung bagaimana kearifan manusia dalam mengelolanya.
Oleh karena itu, lingkungan hidup tidaksemata-mata dipandang sebagai penyedian sumber daya alam seta sebagai daya dukung kehidupan yang harus dieksploitasi,tetapi juga sebagai tempat hidup yang mensyaratkan adanya keserasian dan   antara manusia dengan lingkungan hidup.
Masalah lingkungan hidup dapat muncul karena adanya pemanfaatan sumber  daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang berlebihan sehingga meningkatkan berbagai tekanan terhadap lingkungan hidup, baik dalam bentuk kelangkaan sumber daya dan pencemaran maupun kerusakan lingkungan lainnya. Berbagai masalah lingkungan hidup, lingkungan yang diajarkan oleh agama Islam kepada manusia dapat dirinci Melalui Kitab Suci Al-Qur’an dan dari hadits, Allah telah memberikan informasi spiritual kepada manusia untuk bersikap ramah terhadap lingkungan. Informasi tersebut  memberikan sinyal amen bahwa manusia harus selalu menjaga dan melestarikan lingkungan agar tidak menjadi rusak, tercemar bahkan menjadi punah, sebab apa yang Allah berikan kepada manusia semata-mata merupakan suatu amanah. MelaluiKitabSuci yang Agung ini (Al-Qur’an) membuktikan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umat-Nya untuk bersikap ramah lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PengertianPelestarianLingkungan
Kata pelestarian berasal dari kata “lestari” yang berarti tetap seperti keadaan semula, tidak berubah, bertahan kekal[2]. Kemudian  mendapat tambahan  akhiran an, menjadi pelestarian yang berarti;  proses, cara, perbuatan melestarikan;  perlindungan dari kemusnahan dan kerusa-kan, pengawetan, konservasi;  pengelolaansumberdayaalam yang menjamin pemanfaatan nya secara bijaksana dan manjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya.
Sedangkan lingkungan hidup berarti; (1) kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya; (2) lingkungan di luar suatuorganisme yang terdiri atas orgasme hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia.
Lingkungan hidup tidak saja bersifat fisik seperti tanah, udara, air, cuaca dan sebagainya, namun dapat juga berupa sebagai lingkungan kemis maupun lingkungan sosial. Lingkungan sosial meliputi antara lain semua faktor atau kondisi di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan pengaruh atau perubahan sosiologis. Misalnya ekonomi, politik, dan social budaya.


B.     AnjuranPelestarianLingkungan
Islam memiliki ajaran untuk memberi motivasi atau menggerakkan hati manusia supaya tidak merusak lingkungan hidup dan sumber daya alam. Dalam hadist Nabi SAW bersabda :
لا يَبُولَنَّأَحَدُكُمْفِيالْمَاءِالدَّائِمِالَّذِيلَايَجْرِيثُمَّيَغْتَسِلُفِيهِ
jangan buang air kecil salah seorang diantara kamupada air yang tenang kemudian mandi di situ.”( HR. Bukhori ).[3]
Disini terdapat petunjuk untuk tidak mencemarkan air. Jadi dasar untuk motivasi pemeliharaan lingkungan hidup itu telah ada dalam islam. Hanya pemahamannya yang perlu dikembangkan. Pada waktu itu manusia masih sedikit dan pemukiman masih jarang, pemahaman kita tentang pencemaran air hanya terarah pada air dalam sumur atau dalam kolam kecil. Tetapi setelah pemukiman semakin padat dan teknologi berupa bahan kimia buangan dari pabrik sedemikian banyaknya, dan hutan-hutan semakin menyusut akibat garapan manusia dengan alat-alat mesin yang otomatis dan besar, maka barulah kita menyadari bagaimana hubungan diantara makhluk hidup sejak dari gunung, sepanjang aliran sungai sampai kelaut. Dan untuk itulah kita perlu mendalami kembali pemahaman ajaran agama, agar islam menjadi rahmat di segala bidang, baik dalam kehidupan maupun dalam kehidupan akhirat, sebab islam dikaruniakan Allah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.
Salah satu tuntunan terpenting Islam dalam hubungannya dengan lingkungan, ialah bagaimana menjaga keseimbangan alam/lingkungan dan habitat yang ada tanpa merusaknya.Karena tidak diragukan lagi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di alam ini dengan perhitungan tertentu.
”Rasulullah ketika berwudhu’ dengan (takaran air sebanyak) satu mud dan mandi (dengantakaran air sebanyak) satu sha’ sampai lima mud” (HR. Muttafaq ’alaih).
Satu mud sama dengan 1 1/3 liter menurut orang Hijazdan 2 liter menurut orang Irak (lihatLisanul Arab Jilid 3 hal 400). Padahal hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahputra (2003) membuktikan bahwa rata-rata orang berwudhu’ sebanyak 5 liter. Hal ini membuktikan bahwa manusia sekarang cenderung mengekploitasi sumberdaya air secara berlebihan, atau dengan kata lain, setiap manusia menghambur-hamburkan air sebanyak 3 sampai 3 2/3 liter setiap orangnya setiap kali mereka berwudhu’.
Dalam Hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Nabi pernah bersabda: ”Hati-hatilah terhadap dua macam kutukan:  sahabat yang mendengar bertanya: Apakah dua hal itu ya Rasulullah ? Nabi menjawab: yaitu orang yang membuang hajat ditengah jalan atau di tempat orang yang berteduh”Di dalam Hadits lainnya ditambah dengan membuang hajat di tempat sumber air. Dari keterangan di atas, jelaslah aturan-aturan agama Islam yang menganjurkan untuk menjaga kebersihan dan lingkungan. Semua larangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah agar tidak mencelakakan orang lain, sehingga terhindar dari musibah yang menimpahnya. Islam memberikan panduan yang cukup jelas bahwa sumber daya alam merupakan daya dukung bagi kehidupan manusia, sebab fakta spritual menunjukkan bahwa terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, serta bencana alam lainnya lebih banyak didominasi oleh aktifitas manusia.

C.    Usaha DalamMelestarikanLingkungan
Allah telah menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya. Alam semesta yang indah dan menakjubkan ini adalah benar-benar hadir dan sekaligus merupakan salah bukti keagungan penciptaan-Nya. Lingkungan hidup tidak lain adalah alam semesta ini, oleh karena itu harus dipahami secara utuh dan menyeluruh, lingkungan hidup disebut sesuatu yang utuh karena mempunyai bagian-bagian atau komponen-komponen yang ada.[4]. Ada lingkungan alam (tanah, air, udara, tumbuhan, dan hewan), ada lingkungan binaan manusia, dan ada lingkungan hidup sosial dimana manusia bermasyarakat. Sebaliknya komponen-komponen itu disebut demikian karena merupakan bagian dari suatu keutuhan.
Untuk memelihara keutuha serta keselarasan lingkungan, manusia diharapkan menjaga apa yang telah dianahkan Allah SWT. Karena salah satu tujuan Allah menciptakan manusia adalah sebagai khalifah fil Ardh. Adapun bentuk-bentuk usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan diantaranya:
o        Memelihara dan melindungi binatang
Sebagaimana sabda Nabi SAW:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهم قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِوَعَلَىالَّذِييَرْكَبُوَيَشْرَبُالنَّفَقَةُ
            Artinya:Dari Abu Hurairah, berkata: Rasulullah saw bersabda : ….“Orang yang menunggangi dan meminum (susunya) wajib memberinya makanan”. (HR. Bukhari).
o        Penanaman pohon dan penghijauan
Salah satu konsep pelestarian lingkungan dalam Islam.  Adalah perhatian akan penghijauan dengan cara menanam dan bertani. Nabi Muhammad saw menggolongkan orang-orang yang menanam pohon sebagai shadaqah. Hal ini diungkapkan secara tegas dalam hadits Rasulullah:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host