Wednesday, May 18, 2011

ISLAM DAN KEINDAHAN

oleh: Markuprul
BAB I

PENDAHULUAN





            Ditinjau dari segi bahasa,Keindahan berasal dari kata Indah, diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan.

Keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan.



            Keindahan dalam arti estetika murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.



            Nilai Estetik menurut Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya. Renunganberasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.

Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai konsep manusia dan keindahan.


















BAB II
PEM BAHASAN






A. PENGERTIAN KEINDAHAN



            Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau "Beauty" adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita  rasa keingintahuan tentang  hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya jika kita bermusik, kita akan semakin mencari' Feel ' apa yang cocok untuk hati kita[1].



1. Apakah Keindahan itu ?



Menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan menjadi tiga macam pengertian, yaitu :



•Keindahan Dalam Arti Luas



            Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang berbicara tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicarakan oleh orang- orang Yunani mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya “Syimmetria” untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan “Harmonia” untuk keindahan bedasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian yang seluas - luasnya meliputi :

oKeindahan Seni

oKeindahan Alam

oKeindahan Moral

oKeindahan Intelektual



 

•Keindahan Dalam Arti Estetika Murni

Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.



•Keindahan Dalam Arti Terbatas



            Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni  berupa keindahan bentuk dan warna. Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions).Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan  bila mana dilihat (Id qout visum placet).



2. Nilai Estetika

            Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan,  kecantikan secara umum. Pengertian ini berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa senang, puas dan sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya, pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah dan per asaan, tetapi ber hubungan dengan pikeran, etika dan logika.

 Apa Sebab Manusia Mencipta Keindahan



            Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada pamain drama yang berlebih-lebihan, misalnya marah dengan meluap-luap padahal kesalahan kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis meraung-raung, itu berarti tidak alamiah.

Dibawah ini adalah alasan dan tujuan manusia menciptakan keindahan :

1. Tata nilai yang telah usang

            Tata nilai yang sudah tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan pada zaman sekarang, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang dapat merugikan nilai- nilai kemanusiaan dan dipandang sebagai hak- hal dapat mengurangi nilai moral bermasyarakat, sehingga bisa dikatakan tiodak indah.



2. Kemerosotan zaman

            Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan- ketentuan agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Yang demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.

3. Penderitaan Manusia

            Penderitaan merupakan hal yang pernah dialami semua orang, dan hal ini merupakan resiko hidup manusia, yang diberikan oleh Tuhan agar manusia sadar untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun penderitaan adalah resiko hidup manusia, tapi hampir semua or ang menyukai adanya penderitaan, dan menganggap penderitaan merupakan hal yang tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.

4. Keagungan Tuhan

            Keindahan merupakan anugerah yang diberikan oleh manusia dan maka dari itu kita sebagai manusia wajib mensyukurinya, dan sebagian dari kita mengungkapkan rasa syukur tersebut dalam bentuk karya seni, seperti melukis pemandangan, yang merupakan hasil karya seni yang Agung yang diciptakan oleh Allah untuk kita sebagai hambanya.



B. MAKNA KEINDAHAN

                Menjawab pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakan pekerjaan yang sulit. Ini kalau yang dituntut jawaban yang bisa memuaskan semua pihak. Karena keindahan itu bersifat relatif, dan tiap orang mempunyai penilaian yang berbeda-beda. Kesulitan semacam itu memang bisa dimengerti oleh karena sampai sekarang ini bisa kita temukan sebagai batasan atau pengertian tentang keindahan yang celakanya, berbeda satu sama lain. Padahal, yang namanya keindahan itu secara akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas, pada saat para filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu cabang dari filsafat yang tidak lain berbicara soal keindahan.  Keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang baik bentuknya dengan yang bertenaga hidup. Kini studi estetika sebagai ilmu yang dipelajari bukanlah cara  untuk menikmati keindahan, tetapi usaha untuk  memahami keindahan. Walaupun rasa keindahan bersifat subyektif, bergantung kepada rasa perseorangan. Secara keilmuan dapat diobjektifkan Sekedar penguat konstatasi diatas, baik juga dilihat beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini[2] :

a. Tolstoy

            Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat

b. Baumgarten

            Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri.

c. Shaftesbury

            Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik Keindahan adalah suatu yang dapat mendatangkan rasa senang.

d. Emmanuel Kant

            Menurut Kant, keindahan itu bisa di lihat dari 2 segi, yaitu dari segi arti yang Subjektif dan dari segi arti yang Objektif. Dari segi arti subjektif keindahan dikatakan sebagai sesuatu yang tanpa harus direnungkan ataupun disangkut-pautkan dengan kegunaan-kegunaan praktis sudah bisa mendapatkan rasa senang pada diri si penghayat; sebagai keserasian yang dikandung objek sejauh objek tersebut tidak ditinjau dari segi gunanya.



C. MANUSIA DAN KEINDAHAN



            Akal dan budi merupakan kekayaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak dan keinginan pada hewan bersumber dari naluri.



            Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak dan keinginan manusia itu pun bersifat demiikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni, untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain adalah sesuatu yang “Baik”, yang “Indah”. Maka “Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana keindahan itu peraasaan “ kemanusiaannya” tidak terganggu[3]



            Keindahan yang bersifat jasmani yang dimaksudkan ialah keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan“ indera manusia; baik indera penglihatan maupun indera pendengaran. Keindahan yang bersifat rohani dimaksudkan keindahan yang dapat “ menyenangkan” atau “ memuaskan“ batin manusia. Tetapi perlu segera dipahami bahwa walaupun secara material keduanya dapat dibedakan, secara Esensial keduanya tidak dapat dipisahkan; karena pada akhirnya “ Unsur kemanusiaan” itulah yang harus menjadi penentunya.

            Kodrat manusia selalu mendambakan sesuatu yang baik, yang dapat menyempurnakan kemanusiaannya. Disadari atau tidak setiap manusia tidak senang terhadap sesuatu yang jorok, yang tidak baik, dan yang merendahkan martabatnya. Karena itu “Keindahan” bagi manusia sebenarnya bukan sekedar sesuatu yang menjadi “ harapannya“ melainkan merupakan sesuatu yang“ harus diusahakan adanya”.Salah satu definisi yang paling dikenal adalah hasil pemikiran penyair romantik Inggris, John Keats. Dibukunya yang ditulis tahun 1817,Endymion, terapat definisi tentang Keindahan semacam ini : “A thing of beauty is a joy forever : It’s loveliness increases; it will never pass into nothingness”. “Sesuatu yang indah adalah kegembiraan selama-lamanya : Kemolekannya bertambah, dan takkan pernah menuju ketiadaan”



            Persepsi manusia terhadap keindahan antara yang satu dengan yang lain itu tidak sama. Sebab persepsi manusia terhadap keindahan sangat ditentukan oleh daya penggerak yang menjadi sumber kehendak atau keinginan terhadap keindahan itu sendiri. Persepsi keindahan yang muncul dari akal dan budi dapatlah disebut keindahan alam arti yang sebenarnya; sedangkan keindahan yang muncul dalam dorongnan nafsu merupakan Keindahan Semu. Keindahan seperti itu tentu saja tidak akan diterima oleh “Kemanusiaan” manusia, yaitu akal dan budi, karena keindahan seperti itu bukannya untuk menyempurnakan “Kemanusiaan manusia” , melainkan justru sebaliknya.



            Berbicara tentang keindahan tak akan lepas dari pengertian Objektif maupun Subjektif. Artinya ada Keindahan Objektif dan Keindahan Subjektif. Secara asasi keindahan Objektif, ada pada sesuatu benda atau barang. Sifatnya abadi dan universal, selama benda itu belum berubah dar i keadaan semula. Keindahan yang abadi tidak terikat oleh waktu dan perkembangan mode. Disenangi atau tidak ia tetap ada. Keindahan objektif tidak tergantung kepada asas kegunaan (Manfaat) lahiriah ataupun yang bersifat material.



            Keindahan subjektif sangat bergantung kepada selera perorangan, karena sangat relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing- masing individu. Jadi sangat relatif. Artinaya sebuah benda sangat bermanfaat bagi seseorang, namun bagi orang lain tidak berguna, bahkan mungkin sangat tidak disenangi.

Menurut John Keats, keindahan objektif disamakan dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Sebab keduanya memiliki nilai yang sama, yaitu Universal dan Abadi. Disamping itu juga mempunyai daya tarik yang selalu bertambah jelasnya tidak ada keindahan jika tidak mengandung kebenaran, dan yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.



            Supaya orang tidak terjerumus kedalam “keindahan semu” maka orang itu selalu mempertemukan keindahan subjektif dengan keindahan objektif. Orang itu harus berupaya mempertemukan selera atau minat orang yang bersangkutan dengan selera atau minat akal budinya. Seseorang disebut sebagai orang ysng berpribadi mulia, bila orang tadi memiliki rasa keindahan atau minatnya terhdap keindahan cenderung kepada keindahan objektif. Orang yang seperti itu segala prilakunya akan baik pula, seperti sabda Nabi Muhammad SAW : “ Dalam tubuh   manusia itu ada segumpal daging. Manakala segumpal daging itu baik, maka akan baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Tetapi manakala segumpal daging itu tidak baik maka akan menjadi tidak baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Segumpal daging yang dimaksud adalah hati”

Akal dan budi itu sesungguhnya selalu mengajak kepada manusia kearah perbuatan yang baik, indah, dan yang benar. Manusia yang tidak senang akan kebaikan, keindahan, dan kebenaran serta tidak berusaha menciptakannya, orang itu sudah kehilangan predikat manusia lagi.

BAB III
PENUTUP



KESI M PULAN

            Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya, keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dalam arti luas, menurut The L ang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Keindahan Dalam Arti Estetika Murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.





“Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana keindahan itu peraasaan “kemanusiaannya” tidak terganggu.



DAFTAR PUSTAKA





  • I Made Suru, 1983, “Manusia dan Keindahan” dalam  M. Habib Mustopo (Ed)., Manusia dan Budaya, Usaha Nasional, Surabaya



  • Widagdho, Djoko, Drs, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008)



  • M.P., Suyadi, Drs., Buku Materi Pokok IBD, (Jakarta : Depdikbud, 1984)



  • Si tus www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Il mu Budaya Dasar Bag.1



  • http:// id.wikipedia.org/wiki/Keindahan



[1] http:/ / id.wikipedia.org/ wiki/ Keindahan

[2] I Made Suru, “Manusi a dan Keindahan” dalam  M. Habib Mustopo (Ed)., Manusia dan Budaya, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, hal. 112- 114
[3] Drs. Suyadi M.P., Buku Materi Pokok IBD, Depdikbud 1984 hal.19

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host