I. Identitas Buku
Judul Buku : Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Penulis : Drs. H. Abu Ahmadi
Drs. Ahmad Rohani HM
Penerbit : PT Rineka Cipta
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1991
Tebal Buku : viii + 187 halaman
Cetakan : pertama
II. Ikhtisar
Buku Bimbingan
dan Konseling di Sekolah karya Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Ahmad Rohani HM ini
merupakan buku pedoman dan pengetahuan dasar kepada calon guru agar dapat ikut
aktif melaksanakan bimbingan dan konseling kepada murid-murid di bawah asuhannya.
Selain untuk mahasiswa calon guru, buku ini juga bisa digunakan sebagai pedoman
oleh tenaga kependidikan di sekolah-sekolah.
Buku Bimbingan
dan Konseling di Sekolah ini disajikan dalam tujuh bab yang dimulai dari
pengertian bimbingan, pengertian konseling, ruang gerak dan jenis bimbingan di
sekolah, bimbingan pada tiap jenjang pendidikan, program bimbingan sekolah,
bimbingan karir dan jabatan.
Pada bab I,
dijelaskan mengenai pengertian bimbingan, sejarah dan fungsinya dalam
pendidikan. Kata bimbingan diambil dari bahasa Inggris “guidance” yang
berarti bimbingan atau bantuan. Pada prinsipnya bimbingan merupakan pemberian
pertolongan dan bantuan. Dalam lingkup sekolah bimbingan difokuskan kepada
peserta didik.
Program
bimbingan dimulai pada permulaan abad 20 di Amerika oleh Frank Parson. Seiring
bertambahnya waktu program ini masuk dalam pendidikan di Indonesia. Namun tidak
dipungkiri karena masih mudanya profesi ini maka masih banyak kekurangan
diberbagai aspek.
Fungsi
bimbingan dalam pendidikan yaitu memperhatikan peserta didik, mendekatkan
hubungan sekolah dengan masyarakat, membimbing individu ke arah pekerjaan yang
sesuai.
Bab II berkisar
seputar pengertian konseling, hubungannya dengan bimbingan, sejarah, prinsip-prinsip,
teknik-teknik, tugas dan persyaratan sebagai konselor sekolah. Konseling
diambil dari istilah bahasa Inggris “counseling”. Kata konseling meliputi
perembugan, pemberian nasihat, penyuluhan, penerangan.
Konseling
mempunyai hubungan dengan bimbingan yaitu sebagai salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan
secara keseluruhan. Pelayanan itu adalah dengan memberikan bantuan secara
individual (face to face relationship).
Sejarah
konsleing dibagi menjadi tiga babak atau periode. Pertama yaitu periode
formatif yang dimulai tahun 1898. Kedua yaitu periode perkembang kemudian atau
periode perintis jalan dari perkembangan sebelumnya. Periode ini ditandai
dengan organisasi Occupational Information and Guidance Service pada tahun
1938. Periode ketiga yaitu perkembangan selanjutnya pada tahun 1960-1970 yang
difokuskan pada peranan dan fungsi konseling, pendekatan dan lain-lain.
Prinsip
Konseling ada 12 yang diambil dari bukunya Dra. Siti Rahayu Haditono berjudul
Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan. Juga dipaparkan prinsip-prinsip dari
Cox, Duff dan Mc. Namara. Namun dalam buku ini prinsip yang dikemukakan berpola
pada dasara, tujuan, fungsi, sasaran dan segi pelaksanaan.
Bab III berisi
tentang asas dan prinsip bimbingan. Asas bimbingan dibagi dua yaitu asas yang
berhubungan dengan individu/ peserta didik dan asas yang berhubungan dengan
pekerjaan bimbingan. Sedangkan prinsip bimbingan dibagi dua yaitu khusus dan
umum.
Bab IV di
dalamnya dituliskan ruang gerak dan jenis bimbingan di sekolah. Sebelum dipaparkan
mengenai ruang lingkup bimbingan, dipaparkan terlebih dahulu hal-hal yang
berkaitan dengan pembatas-pembatas bimbingan dan konsep yang selama ini keliru.
Setelah itu dikemukakan ruang lingkup bimbingan yang dibagi menjadi delapan
lingkup. Sedangkan jenis bimbingan ada dua yaitu bimbingan studi dan bimbingan
pribadi dan sosial.
Pada bab ini
juga dipaparkan hubungan bimbingan dengan pendidikan. Bimbingan berfungsi dalam
segala situasi yang mengandung permasalahan di sekolah. Termasuk di dalamnya masalah
kedisiplinan.
Bab V tentang
pembagian bimbingan yang dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai
perguruam tinggi. Pada bab ini dikemukakan mengenai asas, tujuan, sifat dan
fungsi, jenis dan bentuk serta syarat-syarat pokok bimbingan di tiap-tiap jenajang
pendidikan.
Bab VI mengupas
program bimbingan di sekolah. Adapun yang dibahas dalam bab ini yaitu peran serta cara-cara bimbingan dan konseling.
Bab VII
membahas bimbingan karir dan bimbingan jabatan, pengertian, tujuan, metode,
materi dan lain-lain. Bimbingan karir menekankan pada self concept. Sejauh
mana seseorang mengenal dirinya sendiri seperti bakat, kecakapan, minat hasil
belajar dan lain sebagainya.
Sesuai dengan
pengertiannya, tujuan bimbingan karir yaitu agar peserta didik memahami dirinya
sendiri. Selain itu juga memperkenalkan peserta didik mengenai pekerjaan dan
agar peserta didik dapat merancang masa depannya masing-masing.
III. Kelebihan dan Kekurangan
A. Kelebihan
Buku
karangan Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Ahmad Rohani HM ini memiliki kelebihan antara
lain buku ini disajikan dengan menelaah berbagai sumber dan disajikan dengan
bahasa lugas sehingga pembaca mudah
untuk memahaminya. Dengan begitu buku ini terkesan simpel dan praktis namun di dalamnya
mencakup beberapa hal mengenai bimbingan dan konsleing di sekolah.
B. Kekurangan
Beberapa
kekurangan dalam buku ini yaitu berkisar tentang teknis penulisan. Ada beberapa
kesalahann penulisan terutama kata-kata bahasa Inggris yang tidak dicetak
miring. Kemudian sistem penomoran (numbering) yang kurang teratur
sehingga pembaca harus membolak-balik halaman untuk mengetahui urutannya.
IV. Kesimpulan
Buku Bimbingan
dan Konseling di Sekolah bisa dijadikan sebagai pedoman ataupun pegangan dalam
mempelajari seputar bimbingan dan konseling di sekolah. Baik itu guru, kepala
sekolah dan tenaga lainnya. Di dalamnya ada beberapa petunjuk-petunjuk teknis
pada para administrator sekolah, pegawai, guru TK hingga dosen perguruan tinggi
Meskipun sudah
lama diterbitkan, buku ini masih digunakan sebagai referensi di perguruan
tinggi. Oleh karena itu, buku ini bermanfaat bagi mahasiswa calon guru di
perguruan tinggi jurusan kependidikan.
0 komentar:
Post a Comment