BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap
bangsa dan negara pasti memiliki tujuan, termasuk bangsa Indonesia. Tujuan umum bangsa Indonesia tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV. Salah satu tujuan tersebut adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal ini berarti, negara atau pun pemerintah memiliki
kewajiban untuk menjadikan warga negaranya cerdas baik lahir maupun batin.
Upaya
pemerintah guna mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu dengan memberlakukan wajib
belajar 9 tahun untuk saat ini. Wajib
belajar 9 tahun berarti setiap warga negara Indonesia diwajibkan untuk
menamatkan pendidikan minimal tamat SMP atau sederajat. Namun tidak menutup
kemungkinan pemerintah akan mencanangkan
wajib belajar sampai 12 tahun yang berarti sampai tamat SMA atau
sederajat .
Salah
satu alasan diwajibkannya wajib belajar yaitu untuk memenuhi tuntutan zaman
yang memasuki era transformasi. Dengan begitu muncul tuntutan agar seseorang
memiliki pengetahuan yang seluas-luasnya serta skill yang mumpuni.
Apalagi dunia kerja saat ini juga memperhitungkan kualifikasi akademik
seseorang. Sekarang ini, setiap lembaga atau perusahaan yang membutuhkan
karyawan atau pegawai mensyaratkan jenjang kualifikasi akademik tertentu. Hal
ini mengakibatkan mau tidak mau seseorang harus mememiliki latar belakang
pendidikan yang dimaksudkan.
Melihat
fenomena tersebut menunjukkan pendidikan bukan hanya sekedar mencari ilmu
belaka, meskipun mencari ilmu adalah tujuan utama seseorang menempuh pendidikan
melalui sekolah formal. Di balik tujuan tersebut ternyata pendidikan juga
digunakan sebagai upaya untuk mencari pekerjaan. Sebagai contoh orang yang
melamar menjadi penjaga Indomaret harus memiliki ijazah minimal SMA, atau
penerimaan PNS mensyaratkan minimal ijazah S1 dan sebagainya. Perlu diketahui
bahwa hal demikian tersebut menunjukkan betapa pentingnya ijazah tersebut.
Namun,
yang kebih penting dari itu semua adalah keterampilan dari lulusan sekolah.
Dunia kerja saat ini meskipun mensyaratkan ijazah, keterampilan yang dimiliki
lulusan adalah yang paling utama. Suatu ijazah takkan berniali tanpa adanya skill
dalam aplikasinya di dunia kerja. Bagi mereka yang memiliki keterampilann
kerja mempunyai peluang sukses lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak
punya keterampilan.
Dengan
fenomena seperti itu, ternyata
pendidikan selain untuk mencari ilmu juga untuk menyejahterakan
kehidupan. Hal ini dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan human capital
investmen (modal investasi manusia). Oleh karena itu, menarik untuk dikaji
apakah sebenarnya human capital itu dan apa hubungannya dengan
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian human capital?
2. Apa hubungan
human capital dengan pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Human capital
Dalam
perkembangannya, human capital memiliki perubahan pengertian dari masa ke masa. Dulu human
capital memposisikan manusia layaknya mesin yang cara kerjanya cenderung stagnan.
Namun seiring meluasnya teori human capital maka muncul pengertian bahwa
manusia tidak sama dengan mesin. Manusia merupakan aset hidup yang perlu
dikembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Hasil dari pengembangan potensi
ini nantinya akan bermanfaat bagi manusia itu sendiri dan pihak-pihak yang
terkait. Hal ini menunjukkan bahwa human capital berusaha untuk
menjadikan manusia sebagai modal hidup yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan masyarakat.
Ada
tiga landasan filosofis dalam human capital. Landasan filosofis tersebut
yaitu (1) manusia adalah aset bukan biaya, (2) aset tersebut meliputi skill
(keterampilan), knowledge (pengetahuanh), dan behaviour
(perilaku), (3) pengelolaan manusia sebagai aset harus dapat terukur dan
diterjemahkan ke dalam bahasa keuangan.
Dari
tiga landasan filosofis tersbut dapat disimpulkan bahwa human capital
merupakan pengelolaan manusia sebagai aset dengan pengembangan pada tiga aspek
yaitu keterampilan, pengetahuan, dan perilaku agar memiliki daya guna untuk
kehidupan. Jika melihat landasan di
atas, maka penekanan human capital adalah pada masalah ekonomi. Masalah
ini akan berkembang dan mengarah pada kesejahteraan hidup manusia.
B. Pendidikan dan Human capital
Pendidikan
merupakan sistem terintegrasi dengan hampir semua komponen kehidupan manusia
tidak terkecuali dari segi ekonomi. Dari segi ekonomi, pendidikan merupakan
komponen yang penting. Hal ini dikarenakan sekolah mampu menghasilkan tenaga
kerja untuk memasuki pasaran serta menghasilkan para ekonom yang sanggup
membangun masyarakat dan negara.
Di
Indonesia sendiri memiliki potensial ekonomi berupa sejumlah SDM yang banyak
dan kekayaan alam yang juga melimpah. Untuk mewujudkan keuatan potensial
tersebut maka dibutuhkan pendidikan dan pelatihan. Namun juga perlu diketahui
bahwa keuatan potensial tersebut juga dapat terwujud jika adanya economic
power dari negara tersebut yang berarti
pemerintah harus memperhatikan betul segala hal yang berkaitan dengan
pendidikan terutama faktor ekonomi. Dari uraian tersebut maka pendidikan
hendaknya memiliki sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan ekonomis
rakyat dan kondisi ekonomi bangsa.[1]
Jika
dikaitkan dengan human capital, maka
pendidikan sangat berperan penting. Peran pendidikan adalah mengelola
manusia untuk dikembangkan keterampilan, pengetahuan, dan perilakunya sehingga
mewujudkan perekonomian yang kokoh.
Dengan
begitu, pendidikan merupakan investasi manusiawi, dengan memberikan kepada
warga didik pengetahuan keterampilan dan pengalaman, agar mereka sanggup
memasuki dunia kerja dan dunia usaha. Disamping itu, pendidikan juga merupakan
investasi ekonomis, karena perkembangan sektor ekonomi sangat bergantung pada
besarnya kuantitas dan tingginya kualitas tenaga terdidik yang diperoleh dari
sistem pendidikan. [2]
Manfaat
pendidikan yang berorientasi pada human capital adalah makin banyaknya tenaga yang
terampil dan kreatif yang memiliki kecerdasan AQ, CQ tinggi selain kecerdasan
IQ, EQ dan SQ.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari uraian di
atas maka dapat disimpulkan bahwa human capital yaitu pengelolaan manusia
sebagai aset dengan pengembangan pada tiga aspek yaitu keterampilan,
pengetahuan, dan perilaku agar memiliki daya guna untuk kehidupan. Human
capital bertujuan agar seseorang dapat memiliki skill, knowledge serta
behavior yang baik sehingga berguna bagi kehidupan.
Untuk
mewujudkan human capital salah satunya yaitu melalui pendidikan. Perann
pendidikan adalah sebagai investasi manusia yang diharapkan nantinya hasil atau
output dari pendidikan dapat memiliki daya guna di masyarakat yang
kompleks ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, kartini. 1991. Quo Vadis
Tujuan Pendidikan. Bandung : Penerbit Maju Mandar
www.google.com dengan kata kunci
human capital dan pendidikan
[1]
Kartini Kartono, Quo Vadis Tujuan pendidikan, (Bandung, Penerbit Maju
Mandar, 1991), hal 102
[2]
Ibid hal. 102
0 komentar:
Post a Comment