Sunday, March 25, 2012

RESENSI BUKU Manajeen Pendidikan (Mengatasi Pendidikan Islam di Indonesia)


Rounded Rectangle: Nama  : Almas Juniar Akbar
NIM  : 09410190
Kelas/Absen : PAI-E/21
Identitas Buku
Judul               : Manajeen Pendidikan (Mengatasi Pendidikan Islam di Indonesia)
Penulis             : Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.
Penerbit           : Kencana Predana Media Group
Bulan Terbit    : Mei 2010
Tebal Buku      : x + 326 hlm.
Sebagai sebuah proses yang berlangsung secara cepat dan dinamis, pendidikan Islam termasuk yang paling banyak yang menghadapi problematika. Berbagai aspek yang terkait dengan kegiatan pendidikan Islam, mulai dari visi, misi, tujuan, dasar, dan landasan pendidikan, tujuan kurikulum, tenaga kependidikan, menotodlogi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi, dan pembiayaan, secara keseluruhan mengandung permasalahan yang hingga kini belum dapat dipecahkan secara tuntas. Demikian pula perhatian dan kesungguhan pihak pemerintah dan masyarakat dalam ikut serta mengatasi permasalaahn pendidikan sebagaimana yang tersebut diatas, masih merupakan persoalan yang belum terpecahkan.
Melalui buku ini penulis mencoba untuk memberikan gambaran tentang peta permasalahan pendidikan Islam tersebut serta sekaligus menawarkan alternatif pemecahannya. Secara historis, perkembangan pendidikan Islam sangat berkaitan erat dengan kegiatan dakwah Islamiyah. Pendidikan Islam berperan sebagai mediator dalam memasyarakatkan ajaran Islam kepada masyarakat. Dan tingkat pemahaman, penghayatan dan pengamalan masyarakat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan Islam yang diterimanya.
Akan tetapi pendidikan Islam di Indonesa sering  berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan. Berbagai komponen yang terdapat dalam pendidikan Islam ini sering kali berjalan apa adanya, alami dan tradisional, serta dilakukan tanpa perencanaan dan konsep yang matang. Sehingga, dengan keadaan yang demikian, maka mutu pendidikan Islam sering kali menunjkkan keadaan yang kurang menggembirakan. Selain itu, landasan dan dasar pendidikan Islam (Al-Qur’an dan As-Sunah) belum benar-benar digunakan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dikarenakan belum adanya sarjana dan pakar di Indonesia yang secara khusus mendalami Al-Qur’an dan As-Sunah dalam pandangan pendidikan Islam. Dan diperparah lagi dengan keminiman tenaga pendidik Islam yang professional, yakni menguasai materi ilmu yang diajarkannya secara baik dan benar, mampu mengajarkannya secara efisien dan efektif kepada para siswa, serta memiliki idealisme dan akhlak yang mulia. Begitu pula dengan metodologi pengajarannya yang masih bersifat tradisonal dan belum diarahkan pada peningkatan motivasi, kreativitas, imajinasi, inovasi, dan etos keilmuan, serta berkembangnya potensi peserta didik belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan.
Dalam proses sosialisasi Islam yang melalui pendidikan, selain dilakukan oleh masyarakat, pemerintah pun perlu juga memiliki andil untuk melakukannya. Karena pendidikan dan pemerintah memiliki hubungan timbal balik. Disatu sisi kualitas pemerintah tergantung pada kualitas lulusan pendidikan. disisi lain pemerintah juga mempengaruhi dunia pendidikan. dari sinilah muncul istilah politik pendidikan. politik pendidikan adalah segala usaha, kebijakan, siasat yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam perkembangan selanjutnya politik pendidikan adalah penjelasan atau pemahaman umum yang ditentukan oleh penguasa tertinggi untuk mengarahkan pendidikan dan menentukan  tindakan dengan perangkat pendidikan dalam berbagai kesamaan dan keanekaragaman beserta tujuan dan program untuk merealisasikannya.
Dan peta konflik pendidikan Islam di Indonesia senantiasa diwarnai oleh peta perpolitikan pemerintah. Dari sejak zaman pra kemerdekaan hingga pasca reformasi, pendidikan Islam masih berada dalam posisi yang secara umum belum berpihak pada pemberdayaan umat. Pendidikan lebih merupakan alat pemerintah untuk menggiring rakyat dan umat kepada tujuan politik yang diinginkan.
Salah satu masalah yang sering diungkapkan oleh pengamat pendidikan Islam adalah kekurangan jam pelajaran untuk pengajaran agama Islam yang disediakan oleh sekolah-sekolah umum. Masalah inilah yang dianalisir sebagai penyebab utama timbulnya kekurangan pelajar memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama. Sehingga para pelajar  tidak memiliki bekal yang memadai untuk membentengi dirinya dari berbagai pengaruh negative yang disebabkan oleh arus globalisasi yang menerpa kehidupan manusia. Untuk menyiasati kekurangan jam pelajaran agama tersebut, perlu dilakuakan dan dikembangkan  dengan mencari cara lain yang lebih efektif sesuai dengan perkembangan zaman. Dan beliau memberikan alternatif yang berupa, mengubah orientasi dan focus pengajaran agama yang semula bersifat subject matter oriented menuju pengajaran agama yang berorientasi pada pengalaman dan pembentukan sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan nilai-nilai agama, menambah jam pelajaran agama yang diberikan diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan, meningkatkan perhatian, kasih sayang, bimbingan dan pengawasan oleh orang tua murid, melaksanakan tradisi keislaman yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan As-Sunah yang disertai dengan penghayatan makna dan pesan moral yang terkandung didalamnya. Pembinaan sikap keagamaan melalui media masa.
Dalam menyikapi permasalahan metodologi pengajaran Islam, beliau manawarkan solusi yang berupa Quantum Teaching, yakni dengan memadukan dan menyempurnakan metode-metode pengajaran yang telah ada sebelumnya. Dan hal yang penting pula adalah pengajaran Islam perlu memperhatikan pembinaan kecerdasan emosional, yang diharapkan dapat mencetak lulusan yang dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Perkembangan di era globalisasi ini mempunya pengaruh yang sangat kuat terhadap dunia pendidikan. berbagai aspek yang berkaitan dengan pendidikan perlu diadakan penataan ulang yang sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar pendidikan Islam tetap bertahan secara fungsional dalam memandu perjalanan umat manusia. Dalam hal tersebut perlu dilakukan beberapa uapaya yang strategis, antara lain: pertama, pendidikan diupayakan melahirkan manusia yang kreatif, inovatif, mandiri dan produktif. Kedua, guru perlu memiliki informasi, berakhlak mulia dan mampu menyampaikan secara metodologis, juga mampu mendaya gunakan tekhnologi dan berbagai sumber informasi dalam kegiatan belajar mengajajar. Ketiga, bahan pelajaran umum dan agama perlu diintegrasikan dan diberikan kepada siswa sebagai bekal yang menyeluruh.
Selain permasalah-permasalah diatas penulis juga menyikapi berbagai permasalahan berbagai aspek pendidikan yang berupa tenaga kependidikan yang harus memegang teguh kode etik dan peningkatan mutu profesionalismenya serta mampu mendidik kader-kader penerus bangsa, pendidikan dan moral bangsa yang diorientasikan pada nilai-nilai agama Islam yang ditujukan untuk membentuk, etika, moral, budaya dan akhlak bangsa, organisasi dan metodologi pengajaran sebagai sarana keagamaan dan pembentukan kristalisasi nilai-nilai keagamaan pada siswa, dan materi pokok pendidikan Islam yang diorientasikan pada pentauhidan Allah dan memahami Al-Qur’an dan Hadist.
Dan dalam bukunya, beliau pun mencoba memaparkan solusi untuk memajukan pendidikan Islam sebagai pendidikan yang unggul setelah melihat pendidikan Islam yang masih tertinggal dan menghadapi berbagai macam problema. Sebagai mana yang diuraikan, pendidikan agama memiliki andil yang sangat besar dalam pembentukan karakter bangsa, untuk itu pendidikan agama perlu memiliki kualitas yang tinggi agar dapat mencapai tujuan tersebut. Dan untuk itu pulalah perlu adanya manajemen pendidikan yang modern dan berkualitas.
Dalam menjelaskan dan memaparkan bahasan manajemen pendidikan ini, penulis mencoba mengulas berbagai persoalan manajemen pendidikan Islam dnegan bahasa yang mudah dipahami dan tersusun secara sistematis. Pembahasan pun mencangkup berbagai manajemen pendidikan agama di Indonesia dari pra kemerdekaan hingga masa kini di era globalisas. Sehingga buku ini masih relevan dan cocok untuk dijadikan rujukan perkuliahan. Selain itu, setiap pembahasan, penulis juga memberikan kesimpulan di akhirnya, sehingga pembaca akan lebih mudah memahami dan menghayati dari setiap pembahasan yang telah disampaikan.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host