Saturday, March 24, 2012

RESENSI BUKU Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah


RESENSI BUKU
Identitas Buku
Judul Buku      : Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)
Penulis             : Drs. Tohirin, M. Pd.
Penerbit           : PT. Raja Grafindo Persada Jakarta
Tahun Terbit    : 2007
Tebal Buku      : xxvi+364 hlm.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK), berbagai persoalan pun terus bermunculan dengan segala kompleksitasnya. Dunia pendidikan tampaknya masih belum sepenuhnya mampu menjawab berbagai persoalan akibat perkembangan IPTEK, indikasinya adalah munculnya berbagai penyimpangan perilaku dikalangan peserta didik. Dan selain itu, potensi siswa sebagai individu juga belum terkembangkan dan tersalurkan secara optimal melalui proses pendidikan dan pembelajaran dikelas.
Guna memecahkan persoalan-persoalan tersebut, proses pendidikan dan pembelajaran perlu bersinergi dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Optimalisasi pelayanan di sekolah dan madrasah perlu dilakukan, sehingga pelayanan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah dan madrasah yang bersangkutan. Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah dan madrasah perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memadai. Berdasarkan hal tersebut, Drs. Tohirin mencoba memaparkan penjelasan-penjelasan tentang bimbingan dan konseling bagi sekolah dan madrasah yang berbasis pada integrasi yang dimaksudkan sebagai bekal bagi para konselor di sekolah dan madrasah.
Didalam bukunya, beliau menjelaskan bahwa bimbingan sangat berkaitan erat dengan pendidikan. mengapa diperlukan bimbingan konseling di sekolah maupun madrasah? Hal tersebut dilator belakangi dengan berbagai fenomena yang terjadi pada peserta didik yang melakukan perilaku menyimpang, degradasi moral, strees dan lain-lain. Selain itu juga dilatar belakangi dengan perkembangn IPTEK yang semakin maju yang menimbulkan perubahan-perubahan pada berbagai aspek kehidupan serta makna dan fungsi pendidikan yang hakikatnya sangat berkaitan dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling. Begitu pula dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik, yakni mendidik sekaligus mengajar (membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan), dan membimbing. Dan juga dilatar belakangi oleh faktor psikologis yang dialami oleh siswa sebagai pribadi yang memiliki segala karakteristik yang unik dan dilator belakangi oleh perkembangan individu, masalah perbedaan individu, masalah kebutuhan individu, masalah penyesuaian diri dan masalah belajar.
Adapaun pengertian bimbingan dan konseling sendiri, Drs. Tohirin mengungkapkan dalam bukunya sebagaimana berikut. Bimbingan adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing kepada terbimbing agar individu yang dibimbing mencapai perkembangan yang optimal. Sedangkan konseling adalah kontak timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien. Dari pengertian tersebut pengertian bimbingan dan konseling adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
Bimbingan dan konseling, khususnya di sekolah dan madrasah memiliki tujuan agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing. Sedangkan fungsi bimbingan dan konseling adalah (1) fungsi pencegahan, (2) pemahaman, (3) pengentasan, (4) pemeliharaan, (5) penyaluran, (6) penyesuaian, (7) pengembangan, (8) perbaikan dan (9) advokasi. Dari tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling tersebut, beliau merelevansikannya dengan nilai Islam yang berupa fitrah. Fitrah manusia merupakan potensi yang perlu dikembangkan dan diarahkan agar dapat mencapai ridho-Nya.
Sasaran bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah adalah tiap-tiap pribadi siswa secara perorangan, dalam arti mengembangkan apa yang ada pada diri tiap-tiap individu (siswa) secara optimal agar  masing-masing individu dapat berguna bagi dirinya sendiri, lingkungannya, dan masyarakat pada umumnya. Dan hal tersebut memiliki beberapa tahapan, yakni (1) pengungkapan, pengenalan dan penerimaan diri, (2) pengenalan lingkungan, (3) pengambilan keputusan, (4) pengarahan diri dan (5) eksistensi diri (perwujudan diri). Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah pun mempunyai ruang lingkup yang luas dan dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu segi fungsi, sasaran, layanan dan masalah.
Dalam memberikan pelayanan BK disekolah dan madrasah secara profesional, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut dijadikan pedoman dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah (1) prinsip-prinsip umum,(2) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu (siswa), (3) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing, (4) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan dan konseling. Selain prinsip diatas, untuk mencapai bimbingan dan konseling yang profesional pun perlu memperhatikan asas-asasnya, yaitu (1) asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan individu (siswa), (2) asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan praktik atau pekerjaan bimbingan. Dan bimbingan dan konseling sebagai layanan kemanusiaan memiliki landasan-landasan yang perlu diperhatikan, yakni (1) landasan filosofis, (2) landasan religius, (3) landasan psikologis, (4) landasan sosial budaya, (5) landasan ilmiyah dan tekhnologi, serta (6) landasan pedagogis.
Petugas bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah dapat dikatakan profesional jika telah memenuhi beberapa persyaratan. Adapun persyaratan tersebut atas dasar kualifikasi (1) kepribadian, (2) pendidikan, (3) pengalaman, (4) kemampuan. Selain itu, petugas pun memerlukan beberapa keterampilan untuk menjadi petugas BK profsional. Adapun kterampilan tersebut terdiri dari tiga tahap, yang pertama adalah tahap awal, diantaranya adalah keterampilan attending, keterampilan mendengarkan, keterampilan berempati, keterampilan eksplorasi, keterampilan refleksi, keterampilan bertanya, keterampilan menangkap pesan utama, keterampilan memberikan dorongan minimal. Kedua tahap pertengahan, yaitu keterampilan menyimpulkan sementara, keterampilan memimpin, keterampilan memfokuskan, keterampilan melakukan konfrontasi, keterampilan menjernihkan, keterampilan memudahkan, keterampilan mengarahkan, keterampilan memberikan dorongan, keterampilan sailing, keterampilan mengambil inisiatif, keterampilan memberi nasehat, keterampilan memberi informasi, keterampilan menafsirkan. Ketiga tahap akhir, yakni keterampilan menyimpulkan, keterampilan merencanakan, keterampilan menilai, keterampilan mengakhiri konseling.
Bidang-bidang pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah mencangkup bidang pengembangan pribadi, pengembangan sosial, pengembangan kegiatan belajar, pengembangan karier, pengembangan kehidupan berkeluarga, pengembangan kehidupan beragama. Sedangkan jenis-jenis pelayananya adalah layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan yang terahir adalah layanan mediasi.
Pelayanan bimbingan dan konseling  disekolah dan madrasah pada saat ini sudah cenderung lebih baik daripada sebelumnya. Akan tetapi pandangan negatif dan kesalahan persepsi masih sering terjadi. Untuk menanggulangi hal tersebut maka perlu diadakan pengantar urgensi program bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah. Selain itu, melihat kinerja petugas layanan dan bimbingan di sekolah dan madrasah yang belum profesional pun dapat mempengaruhi citra layanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah. Untuk itu, seorang BK harus benar-benar menjalankan tugas, peran, fungsi, dan tanggung jawabnya secara  baik, menyusun program layanan BK sesuai lingkup dan bidang layanan BK serta mengidentifikasi berbagai permasalahaan dan kasus-kasus siswa. Dengan terwujudnya hal tersebut, maka persepsi negatif terhadap layanan BK tidak akan terjadi.
Selain itu, agar layanan BK disekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien dan mencapai tujuan yang ditetapkan, maka  harus disusun programnya secara terencana dan sistematis serta memerlukan manajemen layanan BK baik. Adapun dalam proses BK, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yang diantaranya adalah metode bimbingan kelompok dan metode bimbingan individual. Sedangkan langkah-langkah konseling adalah yang pertama menentukan masalah, kedua pengumpulan data, ketiga analisis data, keempat analisis, kelima prognosis, keenam terapi dan terakhir evaluasi atau follow up.
Penulis dalam menjelaskan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah secara gamblang dan sistematis. Sehingga dengan mudah dan nyaman pembaca dapat mengerti dan memahami. Adapun pembahasan-pembahasannya, mengintegrasikan antara nilai-nilai keislaman dengan sains modern dan yang sesuai dengan tuntunan silabus mata kuliah sehingga cocok sekali untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host