Wednesday, January 4, 2012

RESUM BUKU BELAJAR CEPAT TATA BAHASA ARAB


RESUM BUKU
A.      IDENTITAS BUKU
1.      Judul                     :Belajar Cepat Tata Bahasa Arab
2.      Penulis                   :Ahmad Munawari
3.      Penerbit                 :Nurma Media Idea
4.      Kota                      :Yogyakarta
5.      Tanggal Terbit       :Januari 2008
6.       Cetakan ke           :XVI
7.      Tebal buku            :ix +90 halaman
B.       RESUME
Buku “Belajar Cepat Tata Bahasa Arab” ini disusun secara sistematis untuk mempelajari tata bahasa arab dengan mudah, praktis dan efisien. System buku ini diprogramkan 30 pertemuan dengan disertai contoh-contoh dan latihan-latihan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist.
Buku ini dalam penyampaian materi menggunakan beberapa metode, yakni:
1.         Metode induktif, yaitu dengan mengenalkan beberapa komponen-komponen kalimat bahasa arab, kaidah-kaidah serta macam-macam pola penyusunan.
2.         Metode deduktif, yaitu dengan memperkenalkan susunan bahasa arab secara keseluruhan dan kemudian diuraikan jenis dan setatus perkata dalam suatu kalimat.
3.         Metode kesatuan, yaitu materinya dijadikan satu kesatuan sekaligus yang meliputi nahwu dan shorof dan dikemas sesuai keperluan.
Awal dari pembahasan buku “Belajar Cepat Tata Bahasa Arab” ini digambarkan peta konsep ilmu tata bahasa arab secara keseluruhan dan sistematis dan kemudian dilanjutkan dengan uraian yang dibagi dengan system 30 kali pertemuan sebagaimana berikut ini:
1.         Pertemuan ke-1 (pengenalan Isim I)
Dalam bab ini dieterangkan tentang Isim ditinjau dari jenisnya. Isim ialah kata yang menunjukan arti benda (yang dikategorikan isim). Adapun isim ini dibagi menjadi dua, yakni:
a.       Isim Mudzakar, isim yang menunjukkan laki-laki.
b.      Isim Muanas, isim yang menunjukan arti perempuan.

2.         Pertemuan ke-2 (pengenalan Isim II)
Dalam bab ini diterangkan tentang isim ditinjau dari bilangannya yang terbagi menjadi tiga, yakni:
a.       Isim Mufrod, menunjukkan arti tuggal.
b.      Isim musanna/tasniyah, menunjukkan arti ganda.
c.       Isim Jamak, menunjukkan arti jamak. Isim ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
1)      Jamak Mudzakar Salim, menunjukkan arti laki-laki jamak.
2)      Jamak Muannas Salim, menunjukkan arti perempuan banyak.
3)      Jamak Taksir, menunjukkan arti laki-laki atau perempuan jamak (rumusnya berdasarkan sima’i). 
3.         Pertemuan ke-3 dan 4 (Pengenalan Fi’il I)
Bab ini diterangkan tentang fi’il ditinjau dari segi waktunya yang dibagi menjadi:
a.       Fi’il Madhi, kata kerja yang menunjukkan waktu lampau.
b.      Fi’il Mudhorik, kata kerja yang menunjukan arti sedang.
c.       Fi’il Amr, kata kerja yang menunjukkan arti perintah.
Fi’il-fi’il diatas dalam buku ini deiterangkan dengan wazan dan mauzunnya serta dhomirnya.
4.         Pertemuan ke-5
Bab ini diterangkan tentang Huruf, yaitu kata bahasa arab yang tidak dapat berdiri sendiri. Huruf ini secara garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga, yakni: huruf yang masuk dalam ism, huruf yang masuk dalam fi’il, dan huruf yang masuk pada isim dan fi’il.
5.         Pertemuan ke-6 dan 7
Dalam bab ini diterangkan bahwa kata-kata dalam bahasa arab yang telah tersusun dalam pola kalimah, maka masing-masing kata memiliki status (Mabni atau Mu’rob) dan tanda status. Bab ini diterangkan secara sistematis melalui peta konsep.
6.         Pertemuan ke-8
Bab ini menerangkan tentang jumlah Ismiyah, jumlah fi’liyah dan syibhul jumlah.
a.       Jumlah ismiyah yaitu jumlah yang terdiri dari mubtada’ dan khobar.
b.      Jumlah fi’liyah, jumlah yang terdiri dari fi’il dan fa’il.
c.       Syibhul jumlah, jumlah yang menempati mahal rofa’ yang menjelaskan mubtada’.
7.         Pertemuan ke-9
Bab ini diterangkan tentang mafail yang anggotanya sebagimana berikut;
a.       Maf’ul bihi, isim mansub yang menunjukkan obyek.  
b.      Maf’ul mutlak, isim masdar mansub yang disebutkan setelah fi’ilnya untuk menguatkan.
c.       Maf’ul li Ajlihi, masdar mansub yang menerangkan sebabnya fi’il.
d.      Maf’ul ma’ah, isim mansub yang disebutkan setelah wawu ma’iyah.
e.       Maf’ul fiihi, isim yang disebutkan untuk menerangkan waktu atau tempat.  
8.         Pertemuan ke-10
Bab ini menerangkan tentang dhomir. Adapun dhomir secara garis besarnya dibagi menjadi tiga, yakni:
a.       Dhomir munfasil (terpisah).
b.      Dhomir muttashil (bersambung).  
c.       Dhomir mustatir (tersembunyi).
9.         Pertemuan ke-11
Bab ini diterangkan tentang naibul fail. Yakni diterangkan cara merubah kalimat aktif menjadi pasif.
10.     Pertemuan ke-12 dan 13
Bab ini diterangkan tentang inna wa akhwatuha dan kana wa akhwatuha. Setiap anggota kata masing-masing memiliki fungsi dan arti yang berbeda-beda. Adapun inna wa akhwatuha menasobkan isim dan merofa’kan khobar, sedangkan kana wa akhwatuha merofakkan isim dan menasobkan khobarnya.
11.     Pertemuan ke-14
Bab ini diterangkan tentang bina’ dan I’rob fi’il mudhori’ baik yang berupa marfu’, mansub dan majzum.
12.     Pertemuan ke-15 dan 16
Bab ini diterangkan tentang perubahan fi’il mujarrod menjadi mazid dan sebagian fungsinya yang disertai dengan contoh-contohnya.
13.     Pertemuan ke-17
Bab ini diterangkan tentang na’at man’ut dan idhofah. Kalimat na’at man’ut yakni kalimat yang terdiri dari sifat dan isim yang disifatinya. Sedangkan kalimat idhofah yakni penyandaran suatu kata terhadap kata yang lain sehingga menimbulkan pengertian yang lebih spesifik.
14.     Pertemuan ke-18 dan 19
Bab ini diterangkan tentang isim ditinjau dari istilahnya. Terdiri dari dua anggota, yakni isim jamid dan isim musytaq. Disini menguraikan tentang anggota kedua isim tersebut dengan contoh perubahan dan pengaplikasiaannya.
15.     Pertemuan ke-20
Bab ini diterangkan tentang Hal dengan syarta-syaratnya. Hal ini terbagi menjadi hal mufrod, yakni isim mansub yang disebutkan untuk menjelaskan keadaan fa’il atau maf’ul bihi dan hal jumlah, yakni jumlah yang disebutkan untuk menjelaskan keadaan fail atau maful bihi. Hal ini menempati posisi nashob.
16.     Pertemuan ke-21
Bab ini menerangkan tentang tamyiz, yakni kalimat yang disebutkan untuk menerangkan kalimat mumayas yang berupa kalimat yang belum jelas atau jumlah yang belum jelas.
17.     Pertemuan ke-22
Bab ini menerangkan tentang harfu nida’ (kata panggilan).
18.     Pertemuan ke-23
Bab ini menerangkan tenta istisna’ (pengecualian), yakni mengecualikan sesuatu dengan menggunakan huruf  istisna’. Adapun anggota huruf istisna’ yaitu:

19.     Pertemuan ke-24
Bab ini menerangkan tentang isim isyaroh dan isim maushul. Adapun contohnya sebagaimana berikut:
20.     Pertemuan ke-25
Pada bab  ini diterangkan tentang pola bersyarat (Syart). Keterangannya sebagaimana berikut:
a.       Adat syarat yang menjazemkan dua fi’il mudhori’,
b.      Adat syarat yang tidak menjazmkan,

c.       Jawab syarat yang berupa fa’ apabila jawab syarat berupa; jumlah ismiyah, fi’il tholabi, fi’il jamid.
21.     Pertemuan ke-26
Bab ini diterangkan tentang badal (kata ganti). Adapun macam-macamnya berupa:
a.       Badal kul min kul.
b.      Badal ba’dh min kul.
c.       Badal mabayin.
Dan dalam bab ini juga diterangkan tentang taukid (penguat).
22.     Pertemuan ke-27
Bab ini menerangkan tentang:
a.        Jumlah yang mempunyai kedudukan dalam I’rob.
b.      Jumlah yang tidak memiliki kedudukan dalam I’rob.
23.     Pertemuan ke-28
Bab ini menerangkan tentang I’lal, yakni suatu proses untuk menguraikan asal usul kata atau kalimah selain bina’ shohih yang diterangkan secara sederhana.
24.     Pertemuan ke-29
Dalam bab ini mengenalkan tentang I’rob yang menerangkan cara dan mengidentifikasi (mengi’rob) kata-perkata yang berkedudukan dalam suatu jumlah.
25.     Pertemuan ke-30
Dalam bab ini penulis berupaya untuk mengevaluasi hasil belajar dengan menyuguhkan berbagai soal-soal latihan yang mencangkup dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan.

C.      PENILAIAN
Buku ini dirancang siecara sistematis dan ringkas sehingga lebih memudahkan bagi pemula untuk mempelajari bahasa arab. Buku ini juga lebih memudahkan dengan menggunakan contoh-contoh yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadist sehingga selain mempelajari tata bahasa arab, juga akan menambah wawasan untuk mekmanai ayat Al-Qur’an dan Hadist seta lebih memahami kandungan isinya. Dengan evaluasi dari bab perbab/ pertemuan pertemuan lebih meningkatkan daya tangkap dan pemahaman dan juga akan dievaluasi pada akhir pertemuan yang menjadi indicator tingkat pemahaman.
Dalam mempelajari bahasa tentunya tida dapat dilakukan secara singkat dan instan. Perlu adanya proses pembiasaan dan proses dengan waktu yag tidak sedikit sebagaimana kata pepatah, Language is Habit (bahasa adalah kebiasaan). Oleh karena itu untuk mempelajari bahasa arab tidaklah cukup hanya dengan mempelajari melalui buku ini, melainkan juga membutuhkan referensi yang lain disertai dengan guru pembimbing yang dapat mengarahkan dan menjelaskan. Buku ini hanya membantu untuk memudahkan dalam mempelajari bahasa arab.
Oleh: Almas J Akbar

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host