Monday, March 21, 2011


LIVERPOOL
Oleh: Almas Akbar
Sejarah Liverpool
Liverpool Football club ( dikenal sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola peserta liga premier di inggris yang bermarkaskan di anfield yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 tropi liga campions ( yang dulu bernama piala campions), 18 gelar liga Inggris, 7 piala FA, serta 7 kali juara piala liga.
Liverpool FC lahir pada tahun 1892akibat dari perseteruan John Holding dengan Everton karena Everton menolak untuk meneruskan sewa stadion anfield yang sudah menjadi markas mereka selama 7 tahun. Disebabakan oleh sewa kontrak yang naik dari 100 pounds/tahun menjadi 250 pounds/tahun. Everton pindah ke markas barunya di Goodison Park. Pemilik stadion anfield John Houlding merasa perlu membentuk sebuah klub sepak bola untuk bermain di anfield yang kosong sepeninggal Everton. Pada awalnya klub yang baru didirikan tersebut akan dinamai Everton F.C. And Athletic Ground, Ltd. Atau diringkas Everton Athletic, namun nama tersebut ditolak oleh FA karena membuat kerancuan dengan nama tim Everton yang lebih dahulu didirikan. Dan Houlding memilih nama Liverpool FC sebagai nama klub yang baru didirikan tersebut.
Era Sebelum 1956
            Dimusim pertamanya, Liverpool langsung menjuarai Liga Lancashire yang membuatnya terpilih menjadi anggota divisi 2 Football Lague musim 1893-1984. Dalam kompetisi divisi dua, Liverpool menjadi monster yang tak terkalahkan dan keluar menjadi juara divisi dua, sehingga secara otomatis langsung promosi ke divisi satu (divisi utama). Cukup lama Liverpool mencicipi juara divisi yang terealisasi pada musim 1900-1901. Dan menjadi juara liga kembali pada musim 1905-1906. Liverpool juga mencapai final pertama FA nya pada tahun 1914 dan terpaksa menunduk dikalahkan oleh Burnley 0-1. Musim kompetisi tahun 1921-1922 dan 1922-1923 sekuad Liverpool menjadi juara secara berturut-turut. Kemudian munculah masa vakum gelar selama 27 tahun sebelum mereka dapat menjadi juara liga lagi pada musim 1946-1947. Dan setelah itu Liverpool kembali lagi tenggelam bahkan mengalami degradasi pada musim 1953-1954.
Era Bill Shankly
            Pada bulan Desember 1959, Liverpool mencoba untuk membenahi timnya dengan menunjuk bos Huddersfield Town. Bill Shankly untuk menjadi manager menggantikan Phil Taylor. Shankly sendiri bukanlah seorang manager yang terkenal pada saat itu dan sebagian fans dan media meragukan kemampuannya. Shankly justru memulai dengan merevolusi skuad Liverpool secara bsar-besaran, tidak kurang dari 24 pemain dia lepas dan merekrut pemain-pemain baru pilihannya.
            Lapangan latihan di Melwood pun tak lupt dari perhatiannya dan dirombak menjadi tempat latihan sepakbola kelas satu dan menggunakan sebuah ruangan bernama The Boot Room untuk menggelar rapat pelatih.. Ia juga mengenalkan system latihan permainan five-a-Side atau lima pemain versus lima pemain. Idenya adalah membuat permainan enjadi lebih sederhana dan lebih hidup, passing dan bergerak. Dan akhirnya system tersebut mengilhami terbentuknya futsal.
            Pada musim ketiganya (1961-1962), Liverpool keluar sebagai juara divisi dua dan promosi didivisi utama. Dibawah Shankly Liverpool langsung keluar sebagai juara liga pada musim kedua di liga utama pada musim 1963-1964, atau 17 tahun setelah mereka tidak mencicipi kemenangan sebagai juara liga. Setelah itu Liverpool mulai merajai liga dan merengkuh gelar juara liga musim 1965-1966 dan piala FA pertama sepanjang sejarah terbentuknya.. total gelar yang diraih Liverpool dibawah manager Bill Shankly selama 1959-1974 yakni: 3 kali juara liga(1964,1966,1973), 2 kali juara piala FA (1965,1974) dan 1 kali dan runner up piala winners Eropa 1 kali. Shakly pension setelah Liverpool menjuarai piala FA tahun 1974. Dan untuk menghargai jasanya dibuatlah patung Bill sangkly di depan pintu masuk Anfield.
Era Bob Paisley
            Bob paisley kemudian dipilih untuk menggantikan Shankly. Pasley mantan pemain Licerpool dan staff kepercayaan Sankly pada mulanya menolak tawaran sebagai manager klub, namun setelah dirayu oleh pihak manajemen ia akhirnya setuju menangani Liverpool sebagai manajer mereka yang baru. Ia merekrut trio skotlandia, Kenny Dalglish, Graeme Souness dan Alan Hasen, yang kelak menjadi pemain legendaries Liverpool. Dan di tangan Paisley lah Liverpool menjadi klub yang sangat luar biasa dan bagai tak terkalahkan pada masa itu. Selama 9 tahun kepemimpinannya (1974-1983) Liverpool merengkuh 6 kali juara liga (1976, 1977, 1979, 1980, 1982, 1983), 3 gelar juara Eropa/Champions (1977, 1978, 1981), 3 gelar juara piala liga berturut-turut pada tahun 1981, 1982, dan 1983, 1 kali juara piala UEFA, 1 kali runner up piala FA, 1 kali runner up piala liga, 1 kali runner up piala Super dan 1 kali runner up piala dunia antar klub.
Era Joe Fagan
                Setelah Pasley pensiun, kepimpinan Liverpool diserahkan kepada asisten Pasley, Joe Fagan pada tahun 1983. Fagan memulai kepemimpinannya atas Liverpool yang sudah berumur 63 tahun. Di tahun pertamanya Fagan langsung membawa Liverpool menjadi klub inggris pertama yang meraih 3 gelar dalam setahun; juara liga, jara piala liga, dan juara Champion Eropa. Liverpool masuk final piala champions lagi pada tanggal 29 Mei 1985, namun pada saat itu terjadi tragedy Heysel yang mengawali sejarah buram pesepakbolaan Inggris, karena dalam peristiwa ini tim-tim Inggris yang sedang mencapai puncak kejayaan mendapat sanksi larangan bermain di kancah internasional selama 5 tahun dan khusus Liverpool larangan sampai 10 tahun yang kemudian direvisi mnejadi 6 tahun. Peristiwa ini bermula dari masing-masing fans klub saling mancaci maki dan melecehkan. Dan 1 jam sebelum kick off pertandingan dimulai pendukung Liverpool dan juventus berkelahi massal. Pendukung Liverpool menerobos pembatas dan menyerbu tempat tifosi juventus berada. Tidak terjadi perlawanan karena yang menempati tempat tersebut bukan dari kelompok ultras. Pendukung juventus pun berusaha menjauh namun sebuah tragedy tak terhindarkan lagi. Dinding pembatas disektor tersebut roboh karena tak kuat menahan beban dari orang-orang yang berusaha merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan yang menyebabkan 39 orang meninggal dan 600 lebih mengalami luka yang serius.
            Meskipun peristiwa mengenaskan tersebut terjadi, panitia memustuskan untuk tetap melanjutkan pertandingan. Kick off dilakukan setelah kapten dari masing-masing klub menenangkan para penonton dan meredam atsmofer kerusuhan yang mulai menyebar. Tifosi ultras Juventus di bagian sisi yang lain sempat akan melakukan pembalasan. Mereka mencoba untk bergerak kearah pendukung Liverpool namun dapat dicegah dengan satuan keamanan. Dengan dimulainya pertandingan suasana mulai dapat dikendalikan dan mengeluarkan Juventus sebagai juara Champion pada tahun tersebut setelah mengalahkan Liverpool 1-0 oleh goal dari Michel platini dari titik pinalti setelah dilanggar oleh Zbignew Boniek dilanggar oleh pemain Liverpool.
            Kepolisian Inggris melakukan penyelidikan dari berbagai sumber. Film yang berdurasi selam 17 menit dan hasil jepretan kamera menjadi alat untuk mengngkap kasus heysel tersebut. Dan menetapkan bahwa tragedy tersebut murni dari kesalahan pendukung Liverpool dan 27 orang akhirnya di tahan dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan yang sebagian besar berasal dari Merseyside yang telah berulang kali berurusan dengan hokum karena kerusuhan sepak bola, dan 14 orang pendukung Liverpool itu akhirnya dipidana atas dakwaan tersebut.
            Setelah penyelidikan tersebut UEFA pada tanggal 30 Mei 1985 menyatakan sepenuhnya kesalahn ada di pihak Liverpool, dan kemudian pada tanggal 31 Mei 1985, perdana mentri Inggris Margaret Thatcher mendesak FA untuk melarang tim-tim inggris untuk bermain di Eropa. Dua hari kemudian UEFA secara resmi memutuskan untukmelarang semua klub-klub dari Inggris untuk bertanding di seluruh Eropa untuk waktu yang belum ditentukan. Tanggal 6 Juni keputusan tersebut berubah menjadi pelarangan bermain di seluruh dunia, namun seminggu kemudian diputuskan bahwa pertandingan persahabatan diperbolehkan. Dan sanksi tersebut tidak berlaku untuk timnas Inggris. Keputusan terahir adalah pengucilan klub-klub inggris dari ajang persepakbolaan internasional selama 5 tahun dan tiga tahun tambahan khusus untuk Livrpool dan akhirnya mendapat keinganan dengan hanya satu tahun tamabahan. Sejak kejadian tersebut pendukung persepakbolaan di Inggris mendapat julukan Holigans.
Era Kenny Dalglish  
            Tahun 1985 Fagan mundur dan kemudian digantikan oleh Kenny Dalglish sebagai manager-pemain Liverpool pertamanya. Sebagai pemain, Dalglish sampai sekarang diyakini oleh sebagian besar pendukung Liverpool sebagai pemain terbesarnya sepanjang sejarah. Di tangan Dalglish, Liverpool tetap tak berubah untuk selalu haus akan gelar. Selama kepemimpinan 6 tahun King Kenny, Liverpool meraih 3 gelar juara liga (1986, 1988, 1990) dan 2 gelar juara piala FA (1986, 1989). Runner up liga 3 kali dan runner up piala FA 1 kali. Dalglish yang juga bermain di final Champions ‘Tragedi Heysel 1985’, mundur setelah shock nya yang kedua, yaitu Bencana Hillsborough.


Tragedi Hillsborough yang terjadi pada saat pertandingan semi final piala FA yang mempertemukan Liverpool dan Nottingham forest adalah tragedi yang mengakibatkan kematian para penonton sepak bola karena saling berjejalan pada tanggal 15 April 1989 di Hillsborough, yang menjadi kandang dari Sheffield Wednesday di kota Sheffield, Inggris. Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool F.C.). Jumlah korban meninggal tersebut tercatat sebagai jumlah tertinggi dalam kecelakaan di stadium dalam sejarah Britania Raya dan tetap menjadi rekor tragedi terbesar yang berhubungan dengan stadion sepak bola di Britania Raya.
1991-2004
Dalglish yang mundur digantikan oleh Graeme Souness. Sebagai pemain, Souness memang merupakan salah satu pemain legenda Liverpool. Namun di tangan pria Skotlandia itu Liverpool kali ini benar-benar tenggelam. Satu satunya gelar yang ia raih sebagai manager adalah juara piala FA tahun 1992. Roy Evans, pelatih tua yang merupakan staf pelatih Liverpool saat itu menggantikannya pada tahun 1994. Prestasi Liverpool mulai membaik namun tidak mampu lebih dari ranking 3 Premiership. Gelar piala liga diraih Evans tahun 1995 dan runner up piala FA tahun 1996. Gerard Houllier, mantan pelatih tim Perancis, ditunjuk untuk bersanding dengan Evans pada tahun 1998. Namun kerja sama ini tidak bertahan lama karena Evans mundur dan Houllier menjadi manager tunggal Liverpool mulai saat itu. Prestasi terbesar Houllier adalah sewaktu Liverpool meraih Treble ( juara piala FA, juara piala liga, juara piala UEFA) pada tahun 2001. Liverpool mencapai runner up liga pada tahun 2002. Saat itu Houllier mulai dilanda penyakit jantung dan akhirnya dia mundur pada tahun 2004.
Lambang
Dalam tradisinya, merah dan putih adalah warna klub Liverpool. Namun dalam berkembangannya berubah menjadi merah pada era 1960-an. Seperti lambang klub yang terus berkembang mengikuti perkembangan sejarah Liverpool, dengan dua nyala api yang dimasukkan ke dalam lambang klub setelah Tragedi Hillsborough untuk menghormati 96 suporter Liverpool yang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Liverpool telah bermain di Anfield sejak didirikan, dan direncanakan untuk pindah ke stadiun yang baru di Stanley Park. Diperkirakan stadiun baru akan selesai pada 2011.

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host