Monday, June 6, 2011

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP 2


Oleh: Kakung. dkk
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia hidup di dunia ini tidak hanya sebagai makhluk individual, tetapi juga sebagai makhluk sosial. Dimana saling berinteraksi antara satu individu dengan individu yang lain. Sehingga sering dihadapkan pada masalah serta gangguan dalam tujuan hidupnya.
Dalam menghadapi berbagai masalah, hambatan, tantangan, dan gangguan itu manusia perlu mempunyai suatu pelindung dirinya yaitu pandangan hidup yang teguh. Pandangan hidup ini merupakan pegangannya, sebab dengan memegang teguh pada pandangan hidup yang diyakininya, maka ia tidak akan bertindak sesuka hatinya. Bila ia menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan serta kesulitan yang menghantuinya, ia tidak akan bertindak sembrono karena ia mempunyai pandangan hidup yang dipakai sebagai pedomannya dalam menyelesaikannya[1] .
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Pandangan hidup?
2.      Apa saja unsur-unsur dari pandangan hidup?
3.      Apa saja langkah-langkah berpandangan hidup yang baik?
4.      Apa faktor yang mempengaruhi pandangan hidup?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian pandangan Hidup
Pandangan hidup mampu menentukan masa depan sesorang. Oleh karena itu, setiap orang harus mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya[2]. Jadi, pandangan hidup itu tidak timbul seketika tetapi melalui proses yang panjang dan waktu yang lama. Pandangan hidup yang diterima oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, maka disebut ideologi politik. Sedangkan jika organisasi itu organisasi Negara maka ideologinya disebut ideologi Negara.
B.     Sumber Pandangan Hidup
Ada bermacam – macam sumber pandangan hidup. Dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
a.       Pandangan hidup yang bersumber dari agama (Pandangan Hidup Muslim). Pandangan hidup ini mempunyai kebenaran mutlak. Sebagai contoh pandangan muslim ( orang islam ) bersumber dari Al – Qur’an dan Sunnah Rasul ( sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW ) dengan demikian maka pandangan hidup Muslim adalah kesetiaannya kepada islam tentang berbagai masalah asasi hidup manusia, yang merupakan jawaban muslim yang islam oriented mengenai barbagai persoalan pokok hidup manusia yang tersimpul dalam Al – Qur’an dan Hadits.

Pandangan hidup muslim terdiri atas :
1.      Pedoman Hidup ialah Al – Qur’an ( QS. Al  Baqoroh, 2 dan Sunnah Rasul SAW )
2.      Dasar Hidupnya Islam
3.      Tujuan Hidup Muslim, bahagia dunia akhirat
4.      Tugas Hidup Muslim adalah ibadah kepada Allah
5.      Fungsi Hidup Muslim
b.      Pandangan Hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstraksi dari nilai – niai budaya suatu negara atau bangsa, Misalnya ideologi Pancasila dapat merupakan sumber pandangan hidup sebagaimana halnya dalam UUD 1945.
c.       Pandangan Hidup yang bersumber dari hasil perenungan seseorang sehingga dapat merupaka ajaran atau etika untuk hidup.[3]

C.     Unsur-Unsur Pandangan Hidup
            Dalam pandangan hidup terdapat unsur-unsur yang merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Unsur-unsur itu adalah:
1.      Cita-cita
Cita-cita adalah suatu keinginan yang ada dalam hati seseorang. Cita-cita dapat dicapai dengan usaha ataupun dengan perjuangan. Apabila cita-cita itu tidak atau belum terpenuhi maka cita-cita itu disebut angan-angan, disini persyaratan dan kemampuan tidak terpenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Seringkali kita jumpai ungkapan “bagai pungguk merindukan bulan” dimana ungkapan tersebut menyatakan suatu angan-angan seseorang yang tidak dapat tercapai karena tidak dipenuhi persyaratan dan kemampuan. Digambarkan dalam suatu hikayat, seorang tukang susu yang telah memerah susu kambingnya mendapat hasil perahan sebelanga susu. Kemudian ia mengkhayal, jika sebelanga susu ini dijual dan uangnya dibelikan lagi dengan kambing betina, maka susunya berlipat ganda hasilnya. Sesudah itu susu dan kambingnya dijual, lalu dibelikan kuda. Sekarang bagaimana latihan naik kuda? Ketika ia mengangkat kakinya, tersepaklah susu sebelanga tadi sehingga buyarlah angan-angannya[4]. Dengan demikian, cita-cita yang bertaraf angan-angan tidak tergolong dalam pandangan hidup. Karena tidak masuk akal dan tidak memberikan hasil. Karena pandangan hidup  itu justru harus menuntun manusia kearah keberhasilan.
 Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka citacita itu disebut angan-angan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor.
- Faktor manusia             
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang dicita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.
- Faktor kondisi
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
- Faktor tingginya cita-cita
Faktor tinggiya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran aga seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya, demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu. Apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang menempatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah mengatakan “bayang-bayang setinggi badan”, artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya.
2.      Kebajikan
Kebajikan dapat diartikan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, keuntungan, kemakmuran, kebahagiaan. Kebajikan merupakan bentuk realisasi dari cita-cita. Kebajikan datang dari manusia itu sendiri. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan kemudian kebutuhan itu dapat dicapai dengan hidup bermasyarakat. Masyarakat manusialah yang kemudian menentukan apakah ada atau tidak ada kebajikan. Namun diluar diri manusia masih ada kekuasaan yang mengendalikan alam semesta yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian, kebajikan itu ada dua asalnya yaitu kebajikan manusia dan kebajikan Tuhan. Dikatakan kebajikan manusia karena usaha manusia itu sendiri baik secara individu ataupun kolektif. Sedangkan kebajikan Tuhan adalah karunia Tuhan.
Kebajikan itu sendiri dapat berupa tingkah laku dan perbuatan. Perbuatan yang berupa tingkah laku atau perbuatan, misalnya cara berpakaian dengan rapi, sopan, bergaul dengan ramah, dan perbuatan lainnya. Sedangkan kebajikan yang berupa benda, misalnya pakaian, makanan, kendaraan, dan sebagainya.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal:
Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environ¬ment). Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir ( masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negative, maupun pengalaman manis yang positif, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang ,mengambil tindakan.[5]
3.      Usaha atau Perjuangan
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan  untuk mewujudkan cita-cita. Manusia harus bekerja keras untuk memenuhi hidupnya. Tanpa usaha manusia tidak dapat hidup sempurna. Jika manusia ingin menjadi orang kaya maka ia harus bekerja keras. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak atau ilmu dan jasmani atau tenaga.
Dalam agama islam, manusia juga diperintahkan untuk bekerja keras. Sebagaimana dalam firman Tuhan dalam QS Ar-ra’du : 11, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tiada mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”.
Dari firman diatas, kita dapat mengetahui bahwasanya manusia harus berusaha untuk memperbaiki hidupnya sendiri. Didalam bekerja keras, manusia dibatasi oleh kemampuan. Dimana kemampuan manusia yang satu dengan manusia lain itu berbeda. Hal inilah yang membedakan kemakmuran seseorang dengan orang lainnya.
4.      Keyakinan/ kepercayaan
Keyakinan/ kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup manusia berasal dari akal dan kekuasaan Tuhan. Selain itu kepercayaan juga diukur dengan kemampuan jasmani.
D.    Langkah-Langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Kita sebagai manusia harus mempunyai langkah-langkah dalam berpandangan hidup, karena dengan mempunyai langkah-langkah tersebut kita dapat memberlakukan pandangan hidup sebagai alat untuk mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu adalah:
a.       Mengenal
Mengenal merupakan tahap pertama dari aktivitas seseorang. Dalam hal ini manusia mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan pandangan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia. Adam dan hawa lah dalam hal ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka mempunyai pandangan hidup yang digunakan sebagai pedoman dan yang member petunjuk kepada mereka, yaitu islam[6].
b.      Mengerti
Mengerti merupakan tahap kedua dalam berpandangan hidup yang baik. Yang dimaksud mengerti disini adalah mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Mengerti terhadap pandangan hidup disini memegang peranan yang sangat penting. Karena dengan mengerti, manusia akan tunduk dan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup tersebut.
c.       Menghayati
Setelah mengerti mengenai pandangan hidup, langkah berikutnya adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita dapat memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi, dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri[7].
d.      Meyakini
Meyakini merupakan suatu hal untuk memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan adanya keyakinan berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Dengan sikap ikhlas menerima pandangan hidup tersebut maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kapadanya.

e.       Mengabdi
 Pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya ataupun oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya.
f.       Mengamankan
Mengamankan merupakan langkah yang terakhir. Tidak mungkin jika seseorang tidak mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan. Sudah merupakan sifat manusia jika telah mengabdikan pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu maka dia tidak akan menerima dan akan melakukan perlawanan.  


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Dimana manusia hidup di dunia ini membutuhkan pandangan hidup sebgai pelindungan dalam menghadapi hambatan ataupun gangguan dalam hidupnya. Didalam pandangan hidup pada dasarnya terdapat unsur-unsur, anatara lain:
1.      Cita-cita, adalah keinginan yang ada dalam hati seseorang.
2.      Kebajikan, adalah tujuan yang hendak dicapai yaitu sesuatu yang mendatangkan kebaikan serta keselamatan.
3.      Usaha atau perjuangan, adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyakinan.
4.      Keyakinan, diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Selain unsur-unsur diatas, dalam mencapai pandangan hidup yang baik juga terdapat langkah-langkah. Dimana langkah-langkah tersebut sangat penting dan merupakan sesuatu yang utama dalam menempuh dan meraih cita-cita. Langkah-langkah itu adalah:
a.       Mengenal
b.      Mengerti
c.       Menghayati
d.      Meyakini
e.       Mengabdi
f.       Mengamankan

B.     Kritik dan Saran
Menurut pendapat kami, setiap manusia yang bernyawa pasti memiliki pandangan hidup. Setiap manusia itu, pasti memiliki pandangan hidup yang berbeda antara manusia satu dengan manusia yang lainnya. Meski memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda, setiap seseorang harus dan disarankan untuk berpandangan hidup secara baik, benar dan sesuai dengan syariat agama (Islam). Bagi seorang muslim, dianjurkan merpandangan hidup sesuai dengan syariat Islam dan bersudut pandang Islam. Manusia yang memiliki pandangan hidup, berarti seseorang itu memiliki tujuan dalam hidup, dan masing-masing tujuan hidup itu berbeda-beda pula. Seseorang yang memiliki pandangan hidup dan tujuan hidup, maka seseorang itu akan berusaha serta berjuang untuk mencapai tujuan hidup tersebut.
Seseorang yang memiliki pandangan hidup yang benar dan sesuai dengan syariat agama, maka seseorang tersebut akan mendapatkan kebahagiaan didunia dan diakhirat. Setiap seseorang yang memiliki pandangan hidup, dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya  Faktor Psikologi, Faktor Situasional, Faktor Lingkungan (environment), serta Faktor pembawaan (heriditas). Agar menjadi seseorang yang berpandangan hidup yang baik dan benar, seseorang tersebut harus mengetahui dan mengikuti langkah-langkah seperti, Mengenal, Mengerti, Menghayati, Meyakini, Mengabdi agar menjadi manusia yang berpandangan hidup yang baik dan benar sesuai syariat agama Islam.

DAFTAR PUSTAKA
-          http//manusia dan pandangan hidup.com
-          Muhammad, Abdulkadir, (1988), Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Fajar Agung
-          Mustafa, Ahmad, ( 1997 ), Ilmu Budaya Dasar, Bandung : CV Pustaka Setia.
-          Mustopo, Habib (1983), Ilmu Budaya Dasar (Kumpulan Essay-Manusia dan Budaya), Surabaya: Usaha Nasional.
-          Notowidagdo, Rohman (1996 ), Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Jakarta : PT Raja Grafindo
-          Widagdo, Djoko, dkk ( 1994 ), Ilmu Budaya Dasar, Jakarta : Bumi Aksara.


[1] Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar (Kumpulan Essay-Manusia dan Budaya), Surabaya: Usaha Nasional,1983, hlm.180

[2] Abdulkadir Muhammad, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Fajar Agung,1988, hlm.83

[3] Rohiman Notowidagdo, Ilmu budaya Dasar : Berdasarkan Qur’an dan Hadits, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada ) 1996, hlm 151
[4] Ibid, hlm.85
[5] http//manusia dan pandangan hidup.com.
[6] Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar (Kumpulan Essay-Manusia dan Budaya), Surabaya: Usaha Nasional,1983, hlm.175
[7] Ibid, hlm.176

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host