Wednesday, June 8, 2011

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Oleh: Almas Akbar dkk

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya dasar sensiri dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istialah Basic Humanities.
 Dalam ilmu budaya dasar terdapat dua masalah pokok yang dibahas yaitu tentang aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya. Yang kedua adalah tentang hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi beranekaragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Melihat kedua masalah tersebut, dapat dilihat bahwa manusia menenmpati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia sendiri juga mempunyai beberapa tema sebagai makhluk budaya. Seperti cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, tanggung jawab,  pandangan hidup dan kegelisahan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang hubungan manusia dengan tanggung jawab dan manusia sebagaimakhluk budaya dalam hal ini tanggung jawab.
                                                  
B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana hakikat manusia dan tanggung jawab?
2.      Apa macam-macam tanggung jawab ?
3.      Bagaiman hubungan antara manusia dengan tanggung jawab

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Manusia dan Tanggung Jawab
Manusia adalah makhluk yang diberi kelebihan dibanding makhluk lain yang berupa akal dan budi yang lazim disebut pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup bagi manusia dibanding dengan makhluk lain. Orang yang bertanggungjawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya.[1]
      Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkahlaku atau perbuatannya yang diengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.[2]
      Seumpamanya posisi kita sebagai pelajar, tugas kita adalah belajar ketika telah kita mau belajar. Maka kita telah melaksanakan kewajiban kita sebagai pelajar, berarti pula kita telah bertanggung jawab terhadap kewajiban kita. Bagaimana kegiatan belajar kita. Itulah tanggung jawab kita.
      Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia merupakan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab. Manusia juga memiliki peranan dalam konteks sosial, individual, maupun teologis.
      Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu  yang dibebankan terhadap seeorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu terhadap hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajbannya.
B.     Macam-Macam Tanggung Jawab
Sebagai makhluk sosial,  manusia mempunyai tanggungjawab bisa terhadap diri sendiri khususnya, dan tanggung jawab terhadap orang lain. Berikut ini macam-macam tanggung jawab manusia sebagai makhluk sosial, individual, maupun teologis:

1.      Tanggung jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil adalah keluarga, keluarga adalah bapak, ibu, kakak, adik, suami, istri, dan orang lain yang menjadi keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.[3]
2.      Tanggung jawab kepada masyarakat
Sebagai makhluk sosial manusia juga merupakan anggota dari masyarakat. Jadi, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Ketika terdapat kesalahan dalam berpikir, berbicara, dan bertingkah laku sebagai makhluk sosial manusia juga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada masyarakat.
3.      Tanggung jawab kepada Bangsa/Negara
Manusia adalah salah satu warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat  bertindak, dan bertingkah laku, manusia tidak dapat lepas dari norma-norma dan aturan-aturan hukum yang ada pada negara tersebut. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri bila perbuatan manusia itu salah. Maka manusia harus mempertanggungjawabkannya pada negara.
4.      Tanggung jawap kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirinya. Manusia ada karena diciptakan oleh Tuhan. Dengan segala perintahnya yang telah diberikan kepada manusia,  maka manusia bebas berpikir, bertindak, bertingkah laku, dan mengembangkan dirinya. Dalam mengembangkan dirinya, manusia bertingkah laku dan berbuat sudah tentu. Dalam perbuatannya, manusia banyak melakukan kesalahan baik yang disengaja atau yang tidak disengaja. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas semua perbuatabn yang telah dilakukannya di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
C.    Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik berupa pikiran, pendapat atau pun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, antara lain kepada rasa cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan yang semua dilakukan dengan ikhlas.
Hakikat timbulnya pengabdian adalah rasa tanggung jawab. Apabila seseorang bekerja keras dari pagi sampai sore hari dibeberapa tempat untuk  mencari kebutuhan rumah tangga, berarti mengabdi kepada keluarga karena kasih sayang cinta kepada keluarga.[4] Pengabdian dibagi menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
1.      Pengabdian kepada keluarga
Pada hakekatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup keluarga tersebut didasarkan atas cinta dan kasih sayang. Kasih sayang mengandung serta menyebabkan adanya pengabdian dan pengorbanan. Apabila kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga dapat berupa pengabdian kepada isti atau anak-anakn dan juga pengabdian kepada orang tuanya, istri mengabdi kepada suami dan anak -anak mengabdi kepada orang tuanya.
2.      Pengabdian kepada masyarakat
Manusia adalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena setiap orang saling membutuhkan satusama lain, bila manusia yang hidup di masyarakat tetapi tidak menganggap orang lain disekitarnya (tidak mau bermasyarakat) maka ketika dia mempunyai suatu masalah, kesulitan yang luar biasa, maka masyarakat tidak akan membantunya. Cepat atau lambat, manusia yang demikian akan menyadari bahwa mereka adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan pada akhirnya kembali kepada masyarakat. Demi masyarakat, anggota masyarakat harus mengabdikan dirinya kepada kepada masyarakat, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap masyarakat, sebab nama baik ia tinggal membawa nama baiknya pula.
3.      Pengabdian pada Negara
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, manusia sebagai warga negara suatu bangsa harus memiliki tanggung jawab serta kasih sayang terhadap negaranya. Kasih sayang manusia terhadap negaranya biasanya berbentuk sebuah pengabdian. Pengabdian bisa berupa perjuangan yang dilakukan oleh manusia tersebut agar suatu negara terbebas dsri penjajahan dan menuju ke arah yang lebih maju.
4.      Pengabdian kepada Tuhan
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia wajib mengabdikan dirinya kepada Tuhan yang telah menciptakannya. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dengan melaksanakan tugasnya sebagai seorang hamba, dan hal tersebut merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

D.    Kesadaran
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tahu dan mengerti misalnya, rakyat telah sadar akan polotik.[5]Jadi, kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.
Setiap orang perlu untuk memperhatikan pentingnya kesadaran moral karena pelanggaran moral dapat berakibat merusakkan nama. Oleh sebab itu kesadaran moral perlu dijaga oleh setiap individu. Hal ini bukan berarti bahwa kesadaran yang lain tidak penting tetapi semua kesadaran penting. Justru kebanyakan orang sadar akan perbuatannya tetapi tidak disadari apakah perbuatannya melanggar norma-norma yang ada.
E.     Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.[6]
Pengorbanan dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu:
1.         Pengorbanan kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Dasar hidup berkeluarga adalah kasih sayang. Kasih sayang memerlukan pengorbanan , tanpa pengorbanan tidak ada kasih sayang atau cinta. Contohnya: cerita Siti Nurbaya yang terpaksa menikah dengan Datuk Maringgih karena sayangnya kepada orang tua.
2.         Pengorbanan kepada masyarakat
Manusia selain menjadi makhluk individu tetapi juga makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia terasa terikat dengan masyarakat. Karena itu demi pengabdiannya dengan masyarakat, maka ia harus melakukan pengorbanan.
3.         Pengorbanan kepada bangsa dan Negara
Setiap manusia merupakan anggota suatu bangsa ataupun Negara. Dan sebagai anggota suatu bangsa dan Negara, manusia itu memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan demi bangsanya salah satunya membela Negara. Pembelaan itulah yang disebut pengorbanan.
4.         Pengorbanan kepada kebenaran
Ada peribahasa berani karena benar, takut karena salah. Demi kebenaran manusia tidak takut menghadapi apapun. Sebagai contoh: perang kemerdekaan yang telah terjadi, karena pada hakikatnya perang kemerdekaan merupakan perang untuk membela kebenaran. Menurut kodratnya, manusia mempunyai hak hidup dan hak kemerdekaan hidup.

5.         Pengorbanan kepada agama
Berkorban demi agama berarti juga berkorban demi cintanya kepada Allah. Hal ini terjadi karena adanya manusia dengan sendirinya, tetapi ada karena diciptakan Allah. Karena itu wajiblah manusia berkorban demi cintanya kepada agama dan juga penciptanya. Agama pada hakikatnya kebenaran, karena itu dalam berkorban demi agama atau kebenaran, manusia tidak sayang kehilangan harta, tenaga, waktu, bahkan nyawanya pun rela dikorbankan.[7]
F.     Hubungan Manusia Dan Tanggung Jawab
Setiap manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Setiap manusia harus berani menanggung resiko dari apa yang dilakukannya. Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk indivdu, makhluk sosial dan makhluk ciptaan Allah, tanggung jawab manusia dapat dibedakan atas tanggung jawab terhadap dirisendiri, terhadap masyarakat, dan tanggung jawab terhadap Allah.
Allah telah menciptakan manusia lengkap dengan segala peralatannya, diberi hidup, akal dan budi. Semua pemberian itu harus dipelihara. Terhadap hidup, manusia dituntut tanggung jawabnya disamping menggunakan akal dan budinya itu sebagaimana mestinya, juga dituntut menanggung resiko akibat dari perbuatan akal budinya.
Sebagai makhluk sosial manusia juga dibebani tanggung jawab sosial pula. Setiap angggota masyarakat dituntut untuk bertanggung jawab demi tegaknya peraturan. Semua periklaku setiap anggota masyarakat harus dapat diterima oleh masyarakat bersangkutan. Bila ada pelanggaran dia akan mendapatkan hukuman dari masyarakat bersangkutan.
Tanggung jawab manusia yang lainnya, tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia diberi tugas oleh Tuhan untuk menjadi khalifah di dunia, untuk mengatur alam semesta supaya tetap baik, harmonis dan dapat dimanfaatkan. Sehinggga manusia bertanggung jawab terhadap alam semesta ini untuk dipelihara.

BAB III
KESIMPULAN
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Ia akan selalu ada pada diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri kehidupan sekitar yang menuntut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab setiap individu berbeda.ja
Tanggung jawab terbagi menjaadi empat jenis yaitu :
1.      Tanggung jawab terhadap keluarga.
2.      Tanggung jawab terhadap masyarakat.
3.      Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
4.      Tanggung jawab terhadap Tuhan.
Pengabdian adalah perbuatan baik berupa pikiran, pendapat atau pun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, antara lain kepada rasa cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan yang semua dilakukan dengan ikhlas.
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tahu dan mengerti misalnya, rakyat telah sadar akan polotik. Jadi, kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.
Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Mustofa, Ahmad. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia
Sulaiman, Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar.Bandung: PT. Refika Aditama

Widaghdho, Djoko. 1994. Ilmu Budaya Dasar . Jakarta: Bumi Aksara


[1] Munandar Sulaiman, Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Refika Aditama,1998) hal.79
[2] Djoko Widaghdho, Ilmu Budaya Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal. 144.
[3] Ibid., hal. 147.
[4] Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), hal. 136.
[5] Drs. Djoko Widagdho dkk, 1999, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, Hal 152
[6] Drs. H. Ahmad Mustofa, 1999, Ilmu Budaya Dasar, Bandung: CV Pustaka Setia, Hal 140-141
[7] Ibid, Hal 156

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host