Monday, January 17, 2011

LAPORAN HASIL PENELITIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN AKTIVITAS PERKEMBANGAN ANAK UMUR 1-2 TAHUN

Add caption
                                     BAB I
PENDAHULUAN

       A.    LATAR BELAKANG
Proses perkembangan manusia dimulai dengan perkembangan prakelahiran, perkembangan fase bayi, perkembangan fase awal kanak-kanak, perkembangan fase akhir kanak-kanak, perkembangan fase remaja, perkembangan tahap dewasa, dan perkembangan lansia. Pembahasan di sini difokuskan pada perkembangan anak dari usia 1 sampai pada usia 3 tahun.
Perkembangan jasmanai maupun rohani sudah dimulai sejak masih dalam kandungan  yang biasanya Sembilan bulan lamanya. Pada waktu lahir kemampuan otak telah terbentuk 50% dan kemampuan itu akan terus meningkat sampai dengan umur 5 tahun. Pertumbuhan otak sangat bergantung pada kondisi kesehatan anak, dan hal itu sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang terkandung dalam makanan pada sang anak.
Untuk perkembangan rohani tidak dapat diselidiki terlepas dari perkembangan jasmani. Sesungguhpun ada perbedaan antara keduanya, dan perbedaan itu tidak selalu perlu apalagi pada seorang bayi. pada masa usia ini seorang bayi hanya dapat memberikan isyarat dengan menggerakan tangannya, menangis, tertawa dalam menginginkan sesuatu dan hal itu akan terus berkembang hingga ia dapat berbicara berjalan dan berlari.
B.  RUMUSAN MASALAH
1.   Bagaimanakah aktivitas anak pada usia 1-2 tahun dalam kesehariannya?
2.   Bagaimana karakteristik perkembangan anak usia 1-2 tahun?
3.   Hal apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan anak pada usia 1-2 tahun?



C. TUJUAN PENULISAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.   Mengetahui aktivitas harian anak usia 1-2 tahun.
2.   Mengetahui perkembangan motorik dan bahasa anak usia 1-2 tahun.
3.   Mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan anak usia 1-2 tahun.

D.    METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini peniliti menggunakan metode observasi atau pengamatan secara langsung terhadap subjek penelitian terkait aktivitas yang dilakukan.. Dengan metode ini penulis mengetahui secara jelas dan pasti aktivitas harian mereka.. Selain itu peneliti juga melakukan tanya jawab secara langsung pada orang-orang terdekat mereka terkait dengan aktivitas harian yang dilakukan oleh anak dan bagaimanakah perkembangannya. Peneliti mendapatkan informasi yang lebih banyak melalui metode wawancara ini.
E.     MANFAAT PENULISAN
Penelitian ini akan memberikan manfaat dalam :
1.      Penelitian ini dapat membantu orang tua untuk menentukan pola yang ideal dalam mengasuh anak usia 1-2 tahun.
2.      Bagi anak, membantu perkembangan anak agar berkembang lebih maksimal
F.     SUBYEK PENELITIAN
Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah zulaikha annisa asfa (2 tahun), zuraida annisa asfa (2 tahun) dan iban (1,5 tahun)
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada usia 1-2 tahun merupakan masa perkelanjutan dari perkembangan bayi yang telah melewati masa kritis dimana seorang anak sudah mulai siap untuk menghadapi dunia, sudah mulai mengenal dan memahami sesuatu yang berada di sekitarnya. Pada awal kelahirannya bayi masih memiliki penglihatan yang buruk, mereka dapat melihat namun masih kabur. Dan kemampuan penglihatan ini akan terus berkembang sesuai dengan pengalamannya. Sedangkan pendengaran anak telah berkembang sejak sebelum lahir. Dan seorang bayi akan bereaksi ketika mendengarkan suara yang keras atau tiba-tiba, dan bayi juga dapat mendeteksi dengan cukup baik  arah sumber suara. Dan pada usia 18 bulan bayi memiliki kemampuan yang sama baik dengan orang dewasa.
Perkembangan Motorik Anak Usia 1-2 tahun
            Motorik merupakan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerak tubuh. Dalam perkembangan motoris, unsur-unsur yang menentukan adalah otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan peranannya masing-masing secara interaksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi yang motoris yang lebih sempurna keadaannya.[1] Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesmpurnaan otak juga menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerakkan tubuhnya. Dan dalam motorik anak , seorang anak banyak melakukan gerakan yang kurang jelas tujuannya. Setelah mereka terus melatih motoriknya, di kemudian hari anak akan lebih trampil menguasai otot-ototnya. Semakin bertambah pengalamannya , semakin kurang ia melakukan sesuatu yang tidak jelas.
Awal dua tahun pertama setelah kelahiran bayi merupaklan periode sensomotorik. Pada tahap ini, bayi belajar untuk meningkatkan kemampuan pengindraan dan kemampuan motoriknya yang penting untuk melatih kemampuan untuk berpikir kelak. Pada usia 12-18 bulan merupakan perkembangan pencarian alat-alat baru untuk mencapai tujuannya. Anak terlihat senang bergerak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan dan mencoba-coba untuk melakukan sesuatu untuk melihat akibat yang ditimbulkannya. Tahap dapat digambarkan  sebagai tahap peneliti muda yang melakukan eksperimen semu untuk menemukan metode baru untuk memenuhi tantangan. Dan kemudian dilanjutkan ke tahap perkembangan awal dari pemahaman atau kreativitas yang sesungguhnya. Anak yang bergerak melakukan eksplorasi terhadap lingkungan mulai belajar tentang cara kerja alat dan melakukan coba-coba yang disengaja untuk melihat fungsi alat tersebut lebih lanjut. Dalam hal-hal di atas motorik memegang peranan yang sangat penting, dengan motorik yang makin lama makin sempurna, anak itu lebih dapat menyempurnakan kesanggupan mengenal.[2]
Ada anak yang terganggu perkembangan motoriknya. Motorik yang tidak baik dapat menimbulkan perasaan kurang harga diri. Agar perkembangan motorik itu dapat terlaksana dengan baik , ada beberapa anjuran yang bersifat praktis, misalnya memberi kesempatan untuk bermain, bergerak, dan membuat sesuatu dengan alat-alat permainannya.
Perkembangan Bahasa Anak Usia 1-2 tahun
            Bahasa merupakan merupakan kemampuan manusia yang mebedakan dengan makhluk yang lain. Bahasa merupakan kemampuan yang paling abstrak yang dimiliki oleh manusia. Namun anak-anak pada semua budaya terlihat telah memahami dan menggunakannya sebagai alat komunikasi pada usia yang sangat dini. Hal ini menurut Karl buhrer dikarenakan karena adanya (1) dorongan pernyataan, (2) dorongan menguraikan, (3) dorongan menyampaikan. Dan kemapuan berbahasa anak tidak dialami sama cepatnya pada setiap anak. Dan kemampuan berbahasa anak itu terhenti ketika ia sedang giat-giatnya belajar berjalan. Selanjutnya setelah anak agak pandai berjalan, perkembangan bahasa pun dimulai kembali.[3]
Adapun kemampuan berbahasa anak pada usia 1-1,6 tahun kata pertama yang diucapkan anak dimulai dari suara-suara reban seperti yang kita dengar keluar dari mulut bayi. mereban merupakan permainan dengan tenggorokan, mulut, dan bibir supaya selaput suara lebih lembut. Kemudia anak akan terus belajar berbicara karena dirangsang  oleh dorongan sewajarnya, yaitu meniru suara-suara yang didengarnya diucapkan oleh orang lain. Misalnya melihat anjing disebut gug-gug, kucing disebut meong. Dan pada masa ini kita belum dapat memahami secara jelas apa yang dimaksudkan oleh anak yang mengemukakan kemauannya dengan satu kata.
Pada usia 1,5-2 tahun, selama beberapa bulan sempat terhenti karena anak memusatkan perhatiannya untuk belajar berjalan. Sesudah pertengahan tahun kedua, timbullah dorongan  untuk mengetahui nama semua benda. Dalam masa ini anak menyadari bahwa setiap benda mempunyai nama. Dan biasanya pertanyaan anak banyak sekali. Sambil berjalan kesana kemari tidak ada henti-hentinya ia bertanya apa ini? Apa itu dan sebagainya. Kalimat yang awalnya hanya sepatah kata itu pada akhirnya ia dapat mengucapkan kalimat secara sempurna. Akan tetapi terkadang ada gejala kesukaran berbicara. Hal itu disebabkan kemajuan pikiran dan perasaannya lebih cepat berkembang dari perkembangan berbahasanya, ketika jumlah perbendaharaan katanya belum cukup untuk menyatakan kekayaan pikiran dan perasaannya. Untuk mengatasi hal ini anak melengkapi bahasanya dengan gerak tangan, muka dan sebagainya.
Dari uraian di atas orang tua dituntut untuk memahami karakteristik dan kebiasaan anak pada usia tersebut. Dalam pengembangan system motoriknya alangkah baiknya anak diberikan kesempatan untuk bereksplorasi, bermain, bergerak. Hal ini dapat membantu anak untuk mengenal dan memahami lebih baik sesuatu yang berada disekitarnya, membantu mengenal kekuatan diri dan jati diri serta membantu anak dalam mengembangkan fantasinya untuk berkreasi. Adapun untuk masalah berbahasa, untuk mempercepat atau memperlancar kemampuan berbahasa anak, anak terus diajak berbicara dan sering berkomunikasi. Apabila anak melakuakan kesalahan dalam pelafalan kata, jangan kita menirukan katanya melainkan kita luruskan atau benarkan. Karena hal tersebut dapat membuat anak mengulangi kata itu kembali karena  kata tersebut dianggap telah benar oleh anak. 
BAB III
PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
            Berikut ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 3 sbyek penelitian:
A.    Zuraida Annisa Azfa dan Zulaikha Annisa Azfa
Zuraida dan zulaikha merupakan anak kembar dari pasangan Farid Junaidi dan Siti Maemunah yang lahir pada tanggal 03 Agustus 2008. Ia tumbuh di lingkungan perumahan nasional di Jepara. Ayahnya merupakan seorang guru SMP dan ibunya seorang pedagang di pasar. Setiap harinya ibunya berangkat ke pasar mulai jam 9 pagi sampai jam 6 petang dan ayahnya berangkat jam 7 dan dilanjutkan membantu istrinya di pasar selepas mengajar. Dan kedua anak ini di urus oleh 2 orang pembantu, dan ibunya hanya menemani ketika malam sampai pagi. Akan tetapi rasa sayang dan perhatian dari ibu Maemunah terhadap kedua putrinya tidak berkurang sdikitpun walau disbukkan dengan bekerja pada siang hari.
Ida dan Ica sapaan mereka sudah dapat berjalan walau masih belum jejeg. Akan tetapi sudah mulai bermain keluar rumah ke perkarangan sendirian. Dan apabila bermain masih bersifat merusak atau mencacah-cacah barang misalnya kertas yang disobek-sobek. Mereka mencoba bereksplorai tentang barang-barang yang mereka temui dan ingin menemukan apakah kegunaan dari barang tersebut atau digunakan sesuai imajinasinya.  Dan apabila salah satu dari mereka tidur maka yang satunya akan merasa kebosanan dan melapiaskan dengan mengganggu saudara kembarnya, ntah karena diprovokasi oleh kakaknya atau karena keinginan sendiri dikarenakan rasa bosan dan butuh teman.
Dalam berinteraksi mereka sudah mulai agak lancar dalam berbicara walaupun kejelasan vocalnya masih belum terbaca secara jelas. Adapun perbendaharaan kata sudah mulai meningkat dan sering mereka mengulangi kata-kata yang kita lontarkan atau yang mereka dengar. Dan mereka juga sering menanyakan apa ini namanya? Apa itu? siapakah dia? maksudnya apa? dan sebagainya.
Masing-masing dari mereka mempunya kencenderungan yang agak unik. Ica lebih dekat pada bapaknya. Dan apabila menginginkan apapun harus dari atau sama bapaknya. Misalnya minta dibuatin susu, yang buat harus bapaknya. Kecuali apabila bapaknya sedang tidak ada maka ia baru mau mendapat atau minta dari ibunya dan apabila ibunya juga tidak ada baru mau pada pembantunya. Begitu pula sebaliknya dengan ida. Dia lebih dekat pada ibunya, apabila tidur harus dikeloni sama ibunya tidak mau yang lainnya. Jadi terdapat urutan-urutan untuk mencari perasaan nyaman. Dan keduanya ada kecenderungan protektiv terhadap orang asing yang mereka temui.
B.     Iban
Iban merupakan putra ke-3 dari 3 saudara dari buah hasil pasangan pak nusky dan bu ulfa yang lahir pada tanggal 2 Juli 2009. Dia tumbuh di lingkungan perumahan lempongsari sleman Yogyakarta. Ayah seorang pegawai di staf kesehatan UGM dan ibunya tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga.
Dia sudah dapat berdiri tanpa berpegangan dan masih berusaha untuk berjalan walau tertatih-tatih dan hanya beberapa langkah. Dan dia sudah bisa menaiki tempat yang berada di atasnya dengan syarat yang terjangkau oleh langkah kakinya dengan bersandaran atau berpegangan pada sesuatu. Dan hal ini pernah dipraktekan oleh dia untuk menaiki tangga.
Dia melakukan eksplorasi atau meneliti sesuatu disekitarnya dengan memegangnya dan menggoyang-goyangkannya dan terkadang dibanting atau dilempar.
Sedangkan untuk masalah bicara dia baru mampu melafalkan kata-kata tertentu untuk mngungkapkan keinginannya dan masih sering menggunakan tangisan. Dan ia biasanya tidur pada siang hari. Dan apabila pada siangnya tidak tidur maka malamnya akan menangis karena kelelahan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam perkembangan motoris, unsur-unsur yang menentukan adalah otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan peranannya masing-masing secara interaksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi yang motoris yang lebih sempurna keadaannya. Pada usia 12-18 bulan merupakan perkembangan pencarian alat-alat baru untuk mencapai tujuannya. Anak terlihat senang bergerak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan dan mencoba-coba untuk melakukan sesuatu untuk melihat akibat yang ditimbulkannya.
Anak-anak pada semua budaya terlihat telah memahami dan menggunakannya sebagai alat komunikasi pada usia yang sangat dini. Hal ini menurut Karl buhrer dikarenakan karena adanya (1) dorongan pernyataan, (2) dorongan menguraikan, (3) dorongan menyampaikan. Adapun kemampuan berbahasa anak pada usia 1-1,6 tahun kata pertama yang diucapkan anak dimulai dari suara-suara reban seperti yang kita dengar keluar dari mulut bayi. Pada usia 1,5-2 tahun, selama beberapa bulan sempat terhenti karena anak memusatkan perhatiannya untuk belajar berjalan. Sesudah pertengahan tahun kedua, timbullah dorongan  untuk mengetahui nama semua benda.

SARAN
a.       Sebaiknya orang tua memperhatikan karakteristik anaknya seperti apa dan dilakukan pendekatan secara lebih. Karena anak membutuhkan tempat atau sandaran untuk merasakan kenyamanan, keamanan, dan kedamaian.
b.      Berilah anak ruang untuk bergerak dan kebebasan untuk bermain, berfantasi, bereksplorasi, karena hal ini dapat melatih daya motorik dan kreasi anak dan hindarkan dari benda-benda atau tempat yang berbahaya.
c.       Ajaklah mereka berkomunikasi dan berbicara serta meluruskan apabila mereka terjadi kesalahan dalm pelafalan kata.
DAFTAR PUSTAKA

Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Purwakarnia Hasan, Aliah.2006. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada


[1] Zulkifli, Psikologi Perkembangan, (Bandung, Ramaja Rosdakarya, 2009), hal.31
[2] Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami (Jakarta, Persada Press, 2006), hal.105
[3] Ibid,hal.36

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host