Wednesday, November 30, 2011

MEDIA VIDEO DAN FILM


Oleh: Almas Akbar dkk
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.[1] Dalam pelaksanaannya kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain.
Media pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang interaktif adalah video diantaranya adalah video dan rekaman.
Kemampuan teknologi elektronika semakin besar. Bentuk informasi grafis, video, animasi, diagram, suara dan lain-lain dengan mudah dapat dihasilkan dengan mutu yang cukup baik. Misalnya video kamera berfungsi merekam video yang diinginkan untuk kemudian ditransfer dan digabungkan dengan animasi, grafik dan teks yang dihasilkan oleh komputer. Teks, grafik, animasi, video sudah banyak tersedia dalam compact disk. Misalnya Encyclopedia Americana sudah direkam di dalam komputer disk, yang mana apabila ditampilkan di komputer melalui CD Drive komputer itu maka informasi yang ada dalam disk baik berupa teks, gambar, grafik, dll dapat diakses dan dipindahkan untuk digabung dengan informasi lainnya.[2]

BAB II
PEMBAHASAN
Video dan Film
A.      Pengertian
Video merupakan Secara empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam bahasa inggris yaitu visual dan audio. Kata Vi adalah singkatan dari Visual yang berarti gambar, kemudian pada kata Deo adalah singkatan dari Audio yang berarti suara. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan pemahaman bahwa VIDEO adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakekat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara.[3]
Jenis-jenis video:
a.    AVI ( Audio Video Interleaved ) Avi adalah format video yang paling populer, karna kwalitas gambar yang di berikan sangat baik.
b.    MPEG MPEG adalah format kompresi yang distandarisasi oleh moving picture experts group yang terbentuk oleh 350 perusahaan dan organisasi.
c.     3GP ( 3GPP Format File ) 3Gp adalah sebuah multimedia container format yang ditetapkan oleh Third Generation Partnership Project untuk 3G UMTS jasa multimedia. Yang digunakan di 3G ponsel, tetapi juga dapat dimainkan pada beberapa 2G dan 4G.
d.    FLV ( Flash Video ) FLV adalah sebuah wadah format file yang digunakan untuk mengirimkan video melalui internet mengunakan Adobe Flash Player.[4] Dan masih banyak lagi jenis format video yang lainnya.
Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indera, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkap realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat di mana film itu sendiri tumbuh.[5]
Jenis – jenis Film:
Menurut Yudhi Munadi jenis – jenis film untuk konteks pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
a.      Film Dokumenter
Menurut Heinich dkk. (1985: 212) film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Pola penting dalam film ini menurutnya, adalah menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antar manusia, etika dan lain sebagainya. Film dokumenter juga bisa menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia. Misalnya, film tentang dampak globalisasi terhadap sosial budaya di suatu daerah atau negara, film tentang sejarah kemerdekaan Indonesia.
b.      Docudrama
Docudrama yaitu film dokumenter yang membutuhkan pengadegan. Kisah – kisah yang ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata dari kehidupannyata, bisa diambil dari sejarah. Misalnya, kisah teladan para Nabi dan Rasul.
c.       Film Drama atau Semidrama
Film drama atau semidrama keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak dari kisah nyata, yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya tentang penyesalan orang kafir, dihukum karena pelit, dan sebagainya.

Petunjuk untuk memproduksi film atau video:
1.         Media ini didesain guna memperlihatkan gerak, bukan memperlihatkan gambar diam
2.         Film atau video sangat untuk tujuan afekif yaitu untuk mempengaruhi siswa dalam mengubah sifat
3.         Suara yang mengiringi gambar harus sesuai dengan isi gambar
4.         Narasi tidak boleh menceritakan apa yang ada dalam gambar kecuali untuk mempresentasikan atau memperjelas
5.         Gambar yang disajikan hendaklah bervariasi  dan diambil dari sudut pengambilan yang berbeda agar siswa tidak merasa bosan.
6.         Semua media film harus mengandung unsur yang sudah dibakukan, serta harus diuji dan disunting sebelum dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran.
B.       Tujuan pemakaian media video dalam pembelajran
1.      Tujuan kognitif
a.         Mengajarkan pengenalan kembali tau perbedaan stimulasi gerak yang relevan, seperti kecepatan objek yang bergerak, penyimpangan dalam gerak dan sebagainya.
b.        Mengajarkan aturan dan prinsip.
c.         Memperlihatkan contoh model penampilan, terutama pada situasi yang menunjukkan interaksi manusia
2.      Tujuan psikomotor
Film digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Film juga dapat memberikan umpan balik kepada siswa secara  visual untuk menunjukkan tingkay kemampuan siswa dalam mengerjakan keterampilan  gerak setelah beberapa waktu kemudian.[6]
3.      Tujuan afektif
Film paling sesuai ketika digunakan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku yakni menggunakan beberapa cara dan efek.
C.      Kelebihan & Kekurangan Video & Rekaman Sebagai Media Pembelajaran
1.      Kelebihan
a.    Dapat menyajikan tiruan visual yang bergerak untuk memperagakan rangsangan atau respon yang serasi.
b.    Dapat membuat efek visual khusus yang mungkin dapat memperkuat proses belajar.
c.    Film dapat digunakan dalam kelompok besar dan kelompok kecil atau untuk dilihat sendiri
d.   Film dapat digunakan dengan proyeksi dari depan dan dari belakang
e.    Isi dan urutan materi pembelajaran sudah terpadu dan dapat digunakan secara interaktif dengan buku tugas, atau buku petunjuk belajar
f.     Ukuran film sudah terstandarisasi yang memungkinkan digunakan diman-mana.
g.    Kualitas gambar yang ditransfer dari film ke video lebih baik daripada video ke film.
h.    Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang abstrak menjadi jelas.
i.      Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
j.      Film merupakan suatu denominator belajar yang umum. Baik anak yang cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama. Keterampilan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang dapat diatasi dengan film.[7]

2.      Kekurangan Video
a.       Biaya produksi film masih tergolong tinggi
b.      Memproses film membutuhkan waktu sehingga tidak dapat diperoleh umpan balik langsung
c.       Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
d.      Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.
D.      Kriteria evaluasi program media Video adalah sebagai berikut:
a.    Materi (content)
-       Ketepatan/ keakuratan materi
-       Kedalaman dan keluasan materi
-       Kesesuaian materi dengan kurikulum
-       Kesesuaian visual dengan materi
-       Kecukupan (sufficiency) materi
-       Kejelasan uraian materi dan pemberian contoh
-       Kemutakhiran
b.    Desain Pembelajaran
-       Kesesuaian pendekatan (pemberitahuan tujuan/kompetensi, apersepsi, ketepatan segmentasi, dan pemberian kesimpulan
-       Urutan penyajian (sequence)
-       Efektifitas dan efisiensi pencapaian kompetensi
-       Kesesuaian dengan karakteristik sasaran (audience)
-       Kesesuaian evaluasi dengan indikator & kompetensi
c.    Aspek Media
-       Daya tarik teaser/ opening
-       Keterbacaan  & manfaat caption
-       Kesesuaian visual
-       Ketajaman gambar
-       Evaluasi mendukung penguasaan materi
-       Musik (warna, penempatan, kesesuaian , manfaat)
-       Kejelasan narasi (intonasi, dialek, pengucapan)
-       Ketajaman gambar
-       Kejernihan suara
d.   Aspek Teknis
-       Penyutradaraan/ directing (angle camera, screen direction, komposisi)
-       Artistik (setting, props, costum)
-       Ketepatan penyuntingan gambar dengan penyajian materi (kontinuitif, transisi dari segi visual dan audio)[8]
Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)   Dapat menarik minat siswa
2)   Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
3)   Sesuai dengan tingkatan kematangan audiens
4)   Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
5)   Kesatuan dan sequence-nya cukup teratur
6)   Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.[9]

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
VIDEO adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakekat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara. Adapun jenis-jenis video yaitu MPEG, AVI, 3GP, FLV dll. Sedangkan Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indera, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkap realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat di mana film itu sendiri tumbuh. Dan jenis-jenis film meliputi Film documenter, docudramadan film drama atau semi drama. Dan sebagaimana dengan media-media pembelajaran lainnya, medio video dan rekaman ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya meliputi
Tujuan dari emakaian media video dalam pembelajaran mencangkup beberapa hal, yakni dari segi kognitif, psikomotor dan afektif. Dan criteria evaluasi program media video perlu memerhatikan beberapa aspek, yaitu aspek materi, aspek pembelajaran, aspek media, aspek teknis.
Dan film yang menarik adalah film yang dapat menarik minat siswa, up to date, sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik dengan pembeharaan bahasa yang baik dan benar serta runtut.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald H.1987. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. 1987
Arief S. Sadiman, dkk. 2009. Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.
Arsyad Ashar.2010. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Bambang warsita. 2008. Teknologi pembelajaran (landasan dan aplikasinya). Jakarta : Rineka Cipta
Munadi, Yudi.  2008. Media pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada.
definisifilm.com
definisivideo.com
delvia.blogspot.com


[1] Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. 2010. Jakarta : Rajawali Pers. 15
[2] Ibid. 172
[3] definisivideo.com
[4] delvia.blogspot.com
[5] http//:definisifilm.com
[6] Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. 1987 hal 117
[7] Arief S. Sadiman, dkk. Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali. 2009. Hal 68

[8] Bambang warsita. Teknologi pembelajaran (landasan dan aplikasinya). 2008. Jakarta : Rineka Cipta

[9] Munadi, Yudi. Media pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada. 2008. Hal. 117

0 komentar:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host