Identitas Buku
Judul : Manajeen
Pendidikan (Mengatasi Pendidikan Islam di Indonesia)
Penulis : Prof. Dr. H.
Abuddin Nata, M.A.
Penerbit : Kencana
Predana Media Group
Bulan Terbit : Mei 2010
Tebal Buku : x + 326 hlm.
Sebagai
sebuah proses yang berlangsung secara cepat dan dinamis, pendidikan Islam
termasuk yang paling banyak yang menghadapi problematika. Berbagai aspek yang
terkait dengan kegiatan pendidikan Islam, mulai dari visi, misi, tujuan, dasar,
dan landasan pendidikan, tujuan kurikulum, tenaga kependidikan, menotodlogi
pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi, dan pembiayaan, secara keseluruhan
mengandung permasalahan yang hingga kini belum dapat dipecahkan secara tuntas.
Demikian pula perhatian dan kesungguhan pihak pemerintah dan masyarakat dalam
ikut serta mengatasi permasalaahn pendidikan sebagaimana yang tersebut diatas,
masih merupakan persoalan yang belum terpecahkan.
Melalui
buku ini penulis mencoba untuk memberikan gambaran tentang peta permasalahan
pendidikan Islam tersebut serta sekaligus menawarkan alternatif pemecahannya. Secara
historis, perkembangan pendidikan Islam sangat berkaitan erat dengan kegiatan
dakwah Islamiyah. Pendidikan Islam berperan sebagai mediator dalam
memasyarakatkan ajaran Islam kepada masyarakat. Dan tingkat pemahaman,
penghayatan dan pengamalan masyarakat tergantung pada tingkat kualitas
pendidikan Islam yang diterimanya.
Akan
tetapi pendidikan Islam di Indonesa sering
berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan. Berbagai
komponen yang terdapat dalam pendidikan Islam ini sering kali berjalan apa
adanya, alami dan tradisional, serta dilakukan tanpa perencanaan dan konsep
yang matang. Sehingga, dengan keadaan yang demikian, maka mutu pendidikan Islam
sering kali menunjkkan keadaan yang kurang menggembirakan. Selain itu, landasan
dan dasar pendidikan Islam (Al-Qur’an dan As-Sunah) belum benar-benar digunakan
sebagaimana mestinya. Hal tersebut dikarenakan belum adanya sarjana dan pakar
di Indonesia yang secara khusus mendalami Al-Qur’an dan As-Sunah dalam
pandangan pendidikan Islam. Dan diperparah lagi dengan keminiman tenaga
pendidik Islam yang professional, yakni menguasai materi ilmu yang diajarkannya
secara baik dan benar, mampu mengajarkannya secara efisien dan efektif kepada
para siswa, serta memiliki idealisme dan akhlak yang mulia. Begitu pula dengan
metodologi pengajarannya yang masih bersifat tradisonal dan belum diarahkan
pada peningkatan motivasi, kreativitas, imajinasi, inovasi, dan etos keilmuan,
serta berkembangnya potensi peserta didik belum dapat dilaksanakan sebagaimana
yang diharapkan.
Dalam
proses sosialisasi Islam yang melalui pendidikan, selain dilakukan oleh
masyarakat, pemerintah pun perlu juga memiliki andil untuk melakukannya. Karena
pendidikan dan pemerintah memiliki hubungan timbal balik. Disatu sisi kualitas
pemerintah tergantung pada kualitas lulusan pendidikan. disisi lain pemerintah
juga mempengaruhi dunia pendidikan. dari sinilah muncul istilah politik
pendidikan. politik pendidikan adalah segala usaha, kebijakan, siasat yang
berkaitan dengan pendidikan. Dalam perkembangan selanjutnya politik pendidikan
adalah penjelasan atau pemahaman umum yang ditentukan oleh penguasa tertinggi
untuk mengarahkan pendidikan dan menentukan
tindakan dengan perangkat pendidikan dalam berbagai kesamaan dan
keanekaragaman beserta tujuan dan program untuk merealisasikannya.
Dan
peta konflik pendidikan Islam di Indonesia senantiasa diwarnai oleh peta
perpolitikan pemerintah. Dari sejak zaman pra kemerdekaan hingga pasca
reformasi, pendidikan Islam masih berada dalam posisi yang secara umum belum
berpihak pada pemberdayaan umat. Pendidikan lebih merupakan alat pemerintah
untuk menggiring rakyat dan umat kepada tujuan politik yang diinginkan.
Salah
satu masalah yang sering diungkapkan oleh pengamat pendidikan Islam adalah
kekurangan jam pelajaran untuk pengajaran agama Islam yang disediakan oleh
sekolah-sekolah umum. Masalah inilah yang dianalisir sebagai penyebab utama
timbulnya kekurangan pelajar memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran
agama. Sehingga para pelajar tidak
memiliki bekal yang memadai untuk membentengi dirinya dari berbagai pengaruh
negative yang disebabkan oleh arus globalisasi yang menerpa kehidupan manusia.
Untuk menyiasati kekurangan jam pelajaran agama tersebut, perlu dilakuakan dan
dikembangkan dengan mencari cara lain
yang lebih efektif sesuai dengan perkembangan zaman. Dan beliau memberikan
alternatif yang berupa, mengubah orientasi dan focus pengajaran agama yang
semula bersifat subject matter oriented menuju
pengajaran agama yang berorientasi pada pengalaman dan pembentukan sikap
keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan nilai-nilai agama, menambah
jam pelajaran agama yang diberikan diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan,
meningkatkan perhatian, kasih sayang, bimbingan dan pengawasan oleh orang tua
murid, melaksanakan tradisi keislaman yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan
As-Sunah yang disertai dengan penghayatan makna dan pesan moral yang terkandung
didalamnya. Pembinaan sikap keagamaan melalui media masa.
Dalam
menyikapi permasalahan metodologi pengajaran Islam, beliau manawarkan solusi
yang berupa Quantum Teaching, yakni
dengan memadukan dan menyempurnakan metode-metode pengajaran yang telah ada
sebelumnya. Dan hal yang penting pula adalah pengajaran Islam perlu
memperhatikan pembinaan kecerdasan emosional, yang diharapkan dapat mencetak
lulusan yang dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Perkembangan
di era globalisasi ini mempunya pengaruh yang sangat kuat terhadap dunia
pendidikan. berbagai aspek yang berkaitan dengan pendidikan perlu diadakan
penataan ulang yang sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman tersebut. Hal
ini perlu dilakukan agar pendidikan Islam tetap bertahan secara fungsional
dalam memandu perjalanan umat manusia. Dalam hal tersebut perlu dilakukan
beberapa uapaya yang strategis, antara lain: pertama, pendidikan diupayakan melahirkan manusia yang kreatif,
inovatif, mandiri dan produktif. Kedua, guru
perlu memiliki informasi, berakhlak mulia dan mampu menyampaikan secara
metodologis, juga mampu mendaya gunakan tekhnologi dan berbagai sumber
informasi dalam kegiatan belajar mengajajar. Ketiga, bahan pelajaran umum dan agama perlu diintegrasikan dan
diberikan kepada siswa sebagai bekal yang menyeluruh.
Selain
permasalah-permasalah diatas penulis juga menyikapi berbagai permasalahan
berbagai aspek pendidikan yang berupa tenaga kependidikan yang harus memegang
teguh kode etik dan peningkatan mutu profesionalismenya serta mampu mendidik
kader-kader penerus bangsa, pendidikan dan moral bangsa yang diorientasikan
pada nilai-nilai agama Islam yang ditujukan untuk membentuk, etika, moral,
budaya dan akhlak bangsa, organisasi dan metodologi pengajaran sebagai sarana
keagamaan dan pembentukan kristalisasi nilai-nilai keagamaan pada siswa, dan
materi pokok pendidikan Islam yang diorientasikan pada pentauhidan Allah dan
memahami Al-Qur’an dan Hadist.
Dan
dalam bukunya, beliau pun mencoba memaparkan solusi untuk memajukan pendidikan
Islam sebagai pendidikan yang unggul setelah melihat pendidikan Islam yang
masih tertinggal dan menghadapi berbagai macam problema. Sebagai mana yang
diuraikan, pendidikan agama memiliki andil yang sangat besar dalam pembentukan
karakter bangsa, untuk itu pendidikan agama perlu memiliki kualitas yang tinggi
agar dapat mencapai tujuan tersebut. Dan untuk itu pulalah perlu adanya
manajemen pendidikan yang modern dan berkualitas.
Dalam
menjelaskan dan memaparkan bahasan manajemen pendidikan ini, penulis mencoba
mengulas berbagai persoalan manajemen pendidikan Islam dnegan bahasa yang mudah
dipahami dan tersusun secara sistematis. Pembahasan pun mencangkup berbagai
manajemen pendidikan agama di Indonesia dari pra kemerdekaan hingga masa kini
di era globalisas. Sehingga buku ini masih relevan dan cocok untuk dijadikan
rujukan perkuliahan. Selain itu, setiap pembahasan, penulis juga memberikan
kesimpulan di akhirnya, sehingga pembaca akan lebih mudah memahami dan
menghayati dari setiap pembahasan yang telah disampaikan.
0 komentar:
Post a Comment