RESENSI BUKU
Identitas Buku
Judul Buku : Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi)
Penulis : Drs. Tohirin, M. Pd.
Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada Jakarta
Tahun Terbit : 2007
Tebal Buku : xxvi+364 hlm.
Seiring
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK), berbagai
persoalan pun terus bermunculan dengan segala kompleksitasnya. Dunia pendidikan
tampaknya masih belum sepenuhnya mampu menjawab berbagai persoalan akibat
perkembangan IPTEK, indikasinya adalah munculnya berbagai penyimpangan perilaku
dikalangan peserta didik. Dan selain itu, potensi siswa sebagai individu juga
belum terkembangkan dan tersalurkan secara optimal melalui proses pendidikan
dan pembelajaran dikelas.
Guna
memecahkan persoalan-persoalan tersebut, proses pendidikan dan pembelajaran
perlu bersinergi dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Optimalisasi
pelayanan di sekolah dan madrasah perlu dilakukan, sehingga pelayanan bimbingan
dan konseling disekolah dan madrasah benar-benar memberikan kontribusi pada
pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah dan madrasah yang bersangkutan. Optimalisasi
pelayanan bimbingan dan konseling (BK) di sekolah dan madrasah perlu didukung oleh
sumber daya manusia yang memadai. Berdasarkan hal tersebut, Drs. Tohirin
mencoba memaparkan penjelasan-penjelasan tentang bimbingan dan konseling bagi
sekolah dan madrasah yang berbasis pada integrasi yang dimaksudkan sebagai
bekal bagi para konselor di sekolah dan madrasah.
Didalam
bukunya, beliau menjelaskan bahwa bimbingan sangat berkaitan erat dengan
pendidikan. mengapa diperlukan bimbingan konseling di sekolah maupun madrasah?
Hal tersebut dilator belakangi dengan berbagai fenomena yang terjadi pada
peserta didik yang melakukan perilaku menyimpang, degradasi moral, strees dan lain-lain.
Selain itu juga dilatar belakangi dengan perkembangn IPTEK yang semakin maju
yang menimbulkan perubahan-perubahan pada berbagai aspek kehidupan serta makna
dan fungsi pendidikan yang hakikatnya sangat berkaitan dengan kebutuhan layanan
bimbingan dan konseling. Begitu pula dengan tugas dan tanggung jawab guru
sebagai pendidik, yakni mendidik sekaligus mengajar (membantu peserta didik
untuk mencapai kedewasaan), dan membimbing. Dan juga dilatar belakangi oleh faktor
psikologis yang dialami oleh siswa sebagai pribadi yang memiliki segala
karakteristik yang unik dan dilator belakangi oleh perkembangan individu,
masalah perbedaan individu, masalah kebutuhan individu, masalah penyesuaian
diri dan masalah belajar.
Adapaun pengertian
bimbingan dan konseling sendiri, Drs. Tohirin mengungkapkan dalam bukunya
sebagaimana berikut. Bimbingan adalah proses bantuan atau pertolongan yang
diberikan oleh pembimbing kepada terbimbing agar individu yang dibimbing
mencapai perkembangan yang optimal. Sedangkan konseling adalah kontak timbal
balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang
didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan
norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien. Dari pengertian
tersebut pengertian bimbingan dan konseling adalah proses bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli)
melalui hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan
atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri.
Bimbingan
dan konseling, khususnya di sekolah dan madrasah memiliki tujuan agar tercapai
perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing. Sedangkan fungsi
bimbingan dan konseling adalah (1) fungsi pencegahan, (2) pemahaman, (3)
pengentasan, (4) pemeliharaan, (5) penyaluran, (6) penyesuaian, (7)
pengembangan, (8) perbaikan dan (9) advokasi. Dari tujuan dan fungsi bimbingan
dan konseling tersebut, beliau merelevansikannya dengan nilai Islam yang berupa
fitrah. Fitrah manusia merupakan potensi yang perlu dikembangkan dan diarahkan
agar dapat mencapai ridho-Nya.
Sasaran
bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah adalah tiap-tiap pribadi siswa
secara perorangan, dalam arti mengembangkan apa yang ada pada diri tiap-tiap
individu (siswa) secara optimal agar
masing-masing individu dapat berguna bagi dirinya sendiri,
lingkungannya, dan masyarakat pada umumnya. Dan hal tersebut memiliki beberapa
tahapan, yakni (1) pengungkapan, pengenalan dan penerimaan diri, (2) pengenalan
lingkungan, (3) pengambilan keputusan, (4) pengarahan diri dan (5) eksistensi
diri (perwujudan diri). Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah dan
madrasah pun mempunyai ruang lingkup yang luas dan dapat dilihat dari beberapa
segi, yaitu segi fungsi, sasaran, layanan dan masalah.
Dalam
memberikan pelayanan BK disekolah dan madrasah secara profesional, terdapat
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun prinsip-prinsip
tersebut adalah (1) prinsip-prinsip umum,(2) prinsip-prinsip khusus yang
berhubungan dengan individu (siswa), (3) prinsip-prinsip khusus yang
berhubungan dengan pembimbing, (4) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan
dengan organisasi dan administrasi bimbingan dan konseling. Selain prinsip
diatas, untuk mencapai bimbingan dan konseling yang profesional pun perlu
memperhatikan asas-asasnya, yaitu (1) asas-asas bimbingan dan konseling yang
berhubungan dengan individu (siswa), (2) asas-asas bimbingan dan konseling yang
berhubungan dengan praktik atau pekerjaan bimbingan. Dan bimbingan dan
konseling sebagai layanan kemanusiaan memiliki landasan-landasan yang perlu
diperhatikan, yakni (1) landasan filosofis, (2) landasan religius, (3) landasan
psikologis, (4) landasan sosial budaya, (5) landasan ilmiyah dan tekhnologi,
serta (6) landasan pedagogis.
Petugas
bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah dapat dikatakan profesional jika
telah memenuhi beberapa persyaratan. Adapun persyaratan tersebut atas dasar
kualifikasi (1) kepribadian, (2) pendidikan, (3) pengalaman, (4) kemampuan.
Selain itu, petugas pun memerlukan beberapa keterampilan untuk menjadi petugas
BK profsional. Adapun kterampilan tersebut terdiri dari tiga tahap, yang pertama adalah tahap awal, diantaranya
adalah keterampilan attending, keterampilan mendengarkan, keterampilan
berempati, keterampilan eksplorasi, keterampilan refleksi, keterampilan
bertanya, keterampilan menangkap pesan utama, keterampilan memberikan dorongan
minimal. Kedua tahap pertengahan,
yaitu keterampilan menyimpulkan sementara, keterampilan memimpin, keterampilan
memfokuskan, keterampilan melakukan konfrontasi, keterampilan menjernihkan,
keterampilan memudahkan, keterampilan mengarahkan, keterampilan memberikan
dorongan, keterampilan sailing, keterampilan mengambil inisiatif, keterampilan
memberi nasehat, keterampilan memberi informasi, keterampilan menafsirkan. Ketiga tahap akhir, yakni keterampilan
menyimpulkan, keterampilan merencanakan, keterampilan menilai, keterampilan
mengakhiri konseling.
Bidang-bidang
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah mencangkup bidang
pengembangan pribadi, pengembangan sosial, pengembangan kegiatan belajar,
pengembangan karier, pengembangan kehidupan berkeluarga, pengembangan kehidupan
beragama. Sedangkan jenis-jenis pelayananya adalah layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan yang terahir adalah
layanan mediasi.
Pelayanan
bimbingan dan konseling disekolah dan
madrasah pada saat ini sudah cenderung lebih baik daripada sebelumnya. Akan
tetapi pandangan negatif dan kesalahan persepsi masih sering terjadi. Untuk
menanggulangi hal tersebut maka perlu diadakan pengantar urgensi program
bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah. Selain itu, melihat kinerja
petugas layanan dan bimbingan di sekolah dan madrasah yang belum profesional
pun dapat mempengaruhi citra layanan bimbingan dan konseling di sekolah dan
madrasah. Untuk itu, seorang BK harus benar-benar menjalankan tugas, peran,
fungsi, dan tanggung jawabnya secara
baik, menyusun program layanan BK sesuai lingkup dan bidang layanan BK
serta mengidentifikasi berbagai permasalahaan dan kasus-kasus siswa. Dengan
terwujudnya hal tersebut, maka persepsi negatif terhadap layanan BK tidak akan
terjadi.
Selain itu,
agar layanan BK disekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien dan
mencapai tujuan yang ditetapkan, maka
harus disusun programnya secara terencana dan sistematis serta
memerlukan manajemen layanan BK baik. Adapun dalam proses BK, terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan, yang diantaranya adalah metode bimbingan kelompok
dan metode bimbingan individual. Sedangkan langkah-langkah konseling adalah
yang pertama menentukan masalah, kedua pengumpulan data, ketiga analisis data, keempat analisis, kelima prognosis, keenam terapi
dan terakhir evaluasi atau follow up.
Penulis
dalam menjelaskan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah secara
gamblang dan sistematis. Sehingga dengan mudah dan nyaman pembaca dapat
mengerti dan memahami. Adapun pembahasan-pembahasannya, mengintegrasikan antara
nilai-nilai keislaman dengan sains modern dan yang sesuai dengan tuntunan
silabus mata kuliah sehingga cocok sekali untuk dijadikan referensi bagi
mahasiswa.
0 komentar:
Post a Comment