Oleh: Almas Akbar dkk
BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua
unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.[1]
Dalam pelaksanaannya kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain.
Media pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran yang interaktif adalah video diantaranya adalah
video dan rekaman.
Kemampuan teknologi elektronika semakin
besar. Bentuk informasi grafis, video, animasi, diagram, suara dan lain-lain
dengan mudah dapat dihasilkan dengan mutu yang cukup baik. Misalnya video
kamera berfungsi merekam video yang diinginkan untuk kemudian ditransfer dan
digabungkan dengan animasi, grafik dan teks yang dihasilkan oleh komputer.
Teks, grafik, animasi, video sudah banyak tersedia dalam compact disk. Misalnya
Encyclopedia Americana sudah direkam di dalam komputer disk, yang mana apabila
ditampilkan di komputer melalui CD Drive komputer itu maka informasi yang ada
dalam disk baik berupa teks, gambar, grafik, dll dapat diakses dan dipindahkan
untuk digabung dengan informasi lainnya.[2]
BAB
II
PEMBAHASAN
Video
dan Film
A.
Pengertian
Video merupakan Secara
empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam bahasa inggris
yaitu visual dan audio. Kata Vi adalah singkatan dari Visual
yang berarti gambar, kemudian pada kata Deo adalah
singkatan dari Audio yang berarti suara. Dari penjelasan di
atas dapat kita simpulkan pemahaman bahwa VIDEO adalah
seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara
dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakekat video adalah mengubah suatu ide
atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara.[3]
Jenis-jenis video:
a. AVI ( Audio Video Interleaved ) Avi adalah format video yang paling
populer, karna kwalitas gambar yang di berikan sangat baik.
b. MPEG MPEG adalah format kompresi yang
distandarisasi oleh moving picture experts group yang terbentuk oleh 350
perusahaan dan organisasi.
c. 3GP ( 3GPP Format File )
3Gp adalah sebuah multimedia container format yang
ditetapkan oleh Third Generation Partnership Project untuk 3G UMTS jasa
multimedia. Yang digunakan di 3G ponsel, tetapi juga dapat dimainkan pada
beberapa 2G dan 4G.
d.
FLV ( Flash Video ) FLV adalah sebuah wadah format file yang
digunakan untuk mengirimkan video melalui internet mengunakan Adobe Flash
Player.[4] Dan masih banyak lagi jenis format
video yang lainnya.
Film merupakan media
komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indera, penglihatan dan
pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkap
realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat di mana film itu sendiri tumbuh.[5]
Jenis – jenis Film:
Menurut Yudhi Munadi jenis – jenis film
untuk konteks pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Film Dokumenter
Menurut Heinich dkk. (1985: 212)
film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan
pula memfiksikan yang fakta. Pola penting dalam film ini menurutnya, adalah
menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, budaya,
hubungan antar manusia, etika dan lain sebagainya. Film dokumenter juga bisa
menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia. Misalnya, film tentang dampak
globalisasi terhadap sosial budaya di suatu daerah atau negara, film tentang
sejarah kemerdekaan Indonesia.
b.
Docudrama
Docudrama yaitu film dokumenter
yang membutuhkan pengadegan. Kisah – kisah yang ada dalam docudrama adalah
kisah yang diangkat dari kisah nyata dari kehidupannyata, bisa diambil dari
sejarah. Misalnya, kisah teladan para Nabi dan Rasul.
c.
Film Drama atau Semidrama
Film drama atau semidrama keduanya
melukiskan human relation.
Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak dari kisah nyata, yakni
dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya
tentang penyesalan orang kafir, dihukum karena pelit, dan sebagainya.
Petunjuk untuk memproduksi film atau video:
1.
Media
ini didesain guna memperlihatkan gerak, bukan memperlihatkan gambar diam
2.
Film
atau video sangat untuk tujuan afekif yaitu untuk mempengaruhi siswa dalam
mengubah sifat
3.
Suara
yang mengiringi gambar harus sesuai dengan isi gambar
4.
Narasi
tidak boleh menceritakan apa yang ada dalam gambar kecuali untuk
mempresentasikan atau memperjelas
5.
Gambar
yang disajikan hendaklah bervariasi dan
diambil dari sudut pengambilan yang berbeda agar siswa tidak merasa bosan.
6.
Semua
media film harus mengandung unsur yang sudah dibakukan, serta harus diuji dan
disunting sebelum dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran.
B.
Tujuan
pemakaian media video dalam pembelajran
1. Tujuan kognitif
a.
Mengajarkan
pengenalan kembali tau perbedaan stimulasi gerak yang relevan, seperti
kecepatan objek
yang bergerak, penyimpangan dalam gerak dan sebagainya.
b.
Mengajarkan
aturan dan prinsip.
c.
Memperlihatkan
contoh model penampilan, terutama pada situasi yang menunjukkan interaksi
manusia
2. Tujuan psikomotor
Film digunakan untuk memperlihatkan
contoh keterampilan gerak. Film juga dapat memberikan umpan balik kepada siswa
secara visual untuk menunjukkan tingkay
kemampuan siswa dalam mengerjakan keterampilan
gerak setelah beberapa waktu kemudian.[6]
3. Tujuan afektif
Film paling sesuai ketika digunakan
untuk mempengaruhi sikap dan perilaku yakni menggunakan beberapa cara dan efek.
C.
Kelebihan
&
Kekurangan Video & Rekaman Sebagai Media Pembelajaran
1. Kelebihan
a. Dapat menyajikan tiruan visual yang
bergerak untuk memperagakan rangsangan atau respon yang serasi.
b. Dapat membuat efek visual khusus yang
mungkin dapat memperkuat proses belajar.
c. Film dapat digunakan dalam kelompok
besar dan kelompok kecil atau untuk dilihat sendiri
d. Film dapat digunakan dengan proyeksi
dari depan dan dari belakang
e. Isi dan urutan materi pembelajaran sudah
terpadu dan dapat digunakan secara interaktif dengan buku tugas, atau buku
petunjuk belajar
f. Ukuran film sudah terstandarisasi yang
memungkinkan digunakan diman-mana.
g. Kualitas gambar yang ditransfer dari
film ke video lebih baik daripada video ke film.
h. Film lebih realistis, dapat
diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang
abstrak menjadi jelas.
i. Film dapat merangsang atau memotivasi
kegiatan anak-anak.
j. Film merupakan suatu denominator belajar
yang umum. Baik anak yang cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu
dari film yang sama. Keterampilan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang
dapat diatasi dengan film.[7]
2. Kekurangan Video
a. Biaya produksi film masih tergolong
tinggi
b. Memproses film membutuhkan waktu
sehingga tidak dapat diperoleh umpan balik langsung
c. Film yang tersedia tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film itu dirancang
dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
d. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar
bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin
disampaikan melalui film tersebut.
D.
Kriteria evaluasi
program media Video adalah sebagai berikut:
a. Materi (content)
- Ketepatan/ keakuratan materi
- Kedalaman dan keluasan materi
- Kesesuaian materi dengan kurikulum
- Kesesuaian visual dengan materi
- Kecukupan (sufficiency) materi
- Kejelasan uraian materi dan pemberian
contoh
- Kemutakhiran
b. Desain Pembelajaran
- Kesesuaian pendekatan (pemberitahuan
tujuan/kompetensi, apersepsi, ketepatan segmentasi, dan pemberian kesimpulan
- Urutan penyajian (sequence)
- Efektifitas dan efisiensi pencapaian
kompetensi
- Kesesuaian dengan karakteristik sasaran
(audience)
- Kesesuaian evaluasi dengan indikator
& kompetensi
c. Aspek Media
- Daya tarik teaser/ opening
- Keterbacaan & manfaat caption
- Kesesuaian visual
- Ketajaman gambar
- Evaluasi mendukung penguasaan materi
- Musik (warna, penempatan, kesesuaian ,
manfaat)
- Kejelasan narasi (intonasi, dialek,
pengucapan)
- Ketajaman gambar
- Kejernihan suara
d. Aspek Teknis
- Penyutradaraan/ directing (angle camera,
screen direction, komposisi)
- Artistik (setting, props, costum)
- Ketepatan penyuntingan gambar dengan
penyajian materi (kontinuitif, transisi dari segi visual dan audio)[8]
Dalam menilai baik tidaknya sebuah film,
Omar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Dapat menarik minat siswa
2)
Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
3) Sesuai dengan tingkatan kematangan
audiens
4) Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan
secara benar
5) Kesatuan dan sequence-nya cukup teratur
6) Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi
persyaratan dan cukup memuaskan.[9]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
VIDEO adalah seperangkat komponen atau
media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada
dasarnya hakekat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah
tayangan gambar dan suara. Adapun jenis-jenis video yaitu MPEG, AVI, 3GP, FLV
dll. Sedangkan Film merupakan media
komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indera, penglihatan dan
pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkap
realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat di mana film itu sendiri tumbuh.
Dan jenis-jenis film
meliputi Film documenter, docudramadan film drama atau semi drama. Dan
sebagaimana dengan media-media pembelajaran lainnya, medio video dan rekaman
ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya meliputi
Tujuan dari emakaian media video dalam pembelajaran
mencangkup beberapa hal, yakni dari segi kognitif, psikomotor dan afektif. Dan
criteria evaluasi program media video perlu memerhatikan beberapa aspek, yaitu
aspek materi, aspek pembelajaran, aspek media, aspek teknis.
Dan film yang menarik adalah film yang dapat menarik
minat siswa, up to date, sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik dengan
pembeharaan bahasa yang baik dan benar serta runtut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anderson,
Ronald H.1987. Pemilihan dan Pengembangan
Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. 1987
Arief
S. Sadiman, dkk. 2009. Media pendidikan:
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.
Arsyad
Ashar.2010. Media Pembelajaran.
Jakarta : Rajawali Pers.
Bambang
warsita. 2008. Teknologi pembelajaran
(landasan dan aplikasinya). Jakarta : Rineka Cipta
Munadi,
Yudi. 2008. Media pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada.
definisifilm.com
definisivideo.com
delvia.blogspot.com
[2] Ibid. 172
[6] Anderson,
Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan
Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. 1987 hal 117
[7] Arief
S. Sadiman, dkk. Media pendidikan:
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali. 2009. Hal
68
[8] Bambang warsita.
Teknologi pembelajaran (landasan dan aplikasinya). 2008. Jakarta : Rineka Cipta
[9] Munadi, Yudi. Media pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru.
Ciputat: Gaung Persada. 2008. Hal. 117
0 komentar:
Post a Comment