
Akan tetapi, sudah tentunya mahasiswa
telah mendapatkan pelajaran bahasa Indonesia dari jenjang sekolah dasar hingga
menengah. Dan jika dalam perkuliahan juga masih diberikan materi Bahasa
Indonesia terutama bagi mahasiswa non sastra, mereka akan mengalami rasa jenuh
dan bosan. Untuk itu, pemberian materi Bahasa Indonesia perlu diberikan dengan
cara yang kreatif, menyenangkan, nyaman dan efektif serta effisien yang salah
satunnya dapat diterapkan dengan menggunakan metode active learning. Dan
dalam penulisan essay ini akan membahas cotoh penerapan Active Learning
dalam pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia.
PENALARAN KARANGAN
Pembelajaran mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan materi pokok Penalaran karangan bertujuan agar mahasaiswa
dapat mengaktualisasi konsep berpikir ilmiah dalam penulisan karangan dan dapat
menghargai penalaran konsep orang lain. Adapun tujuan dari materi penalaran
karangan agar mahasiswa mampu:
1.
Menjelaskan hakikat
penalaran karangan,
2.
Menjelaskan fungsi
penalaran dalam karangan,
3.
Menyebutkan dan
menjelaskan jenis-jenis penalaran,
4.
Mengaplikasikan
penalaran dalam menorganisasikan penalaran,
5.
Menyimpulkan karangan
secara tepat,
6.
Menanggapi penggunaan
penalaran dalam berbahasa,
7.
Berekspresi dengan
kalimat yang logis dan sistematis.
Semua indicator yang telah disebutkan
diatas memerlukan contoh dan latihan ekstra dan penuh ketelitian agar mahasiswa
mampu mencapainya. Untuk itu dipelukan metode serta setrategi yang kreatif,
inovatif dan effektif serta effisien agar dalam menerima materi penalaran
karangan, mahasiswa tidak mudah mengalami rasa jenuh dan bosan serta menerima
materi secara effektif dan effisien.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran
penalaran karangan bagi mahasiswa yang dapat digunakan oleh dosen Bahasa
Indonesia adalah ceramah interaktif, diskusi, penugasan, the inquiry method dan
information search. Sedagkan strategi yang akan digunakan dalam
pembelajaran ini adalah strategi Jigsaw Learning.
Pada awal kegiatan pembelajaran, sebelum memulai
pembelajaran, dosen mencoba memberikan refleksi agar mahasiswa siap dan focus
untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan refleksi tersebut dapat dilakukan dengan
cara memutar video ataupun dengan peregangan otot. Setelah melihat kondisi
mahasiswa yang telah siap untuk memulai pembelajaran dan dapat focus, dosen
memberikan ceramah interktif yang berisikan materi pealaran karangan. Disini
mahasiswa dijadikan sebgai obyek pembelajaran. Dosen mencoba memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang memancing pemahaman mahasiswa akan materi
pembelajaran yang disampaikan. Dan kemudian dosen memberikan kesempatan
bertanya bagi mahasiswa, sehingga dalam perjalanan caramah interaktif tersebut
akan terjadi dialektika antara dosen dan mahasiswa dan mahasiswa ke mahasiswa.
Kemudian dosen melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan metode kaji pengalaman
(the inquiry method).
Metode
kaji pengalaman pengalaman (the inquiry
method) diterapkan dengan cara sebagai berikut:
1.
Perwakilan dari mahasiswa
diundang ke depan kelas.
2.
Ia diminta mengemukakan
pendapatnya mengenai materi penalaran karangan, ia dapat memilih salah satu jenis
penalaran karangan yang ada.
3.
Dosen mencoba membantu
mahasiswa agar memberanikan diri untuk mengemukakan pendapat dan menuliskan
suatu pargraf yang sesuai dengan penalaran karagan yang dipilih.
4.
Dosen dapat menguraikan
penlaran yang digunakan oleh mahasiswa dalam menulis paragraph tersebut dan
mengklarifikasi penjelasan yang telah disampaikan oleh mahasiswa.
Kegiatan
ini dapat dilakukan dengan cara bergantian yaitu dapat meminta tiga atau empat mahasiswa secara bergantian untuk
menuliskan pargraf serta menganalisis penalaran yang ada dalam paragraph yang
telah dituliskan oleh mahasiswa tersebut.
Kegiatan inti pembelajaran, dilakukan dengan
menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab dengan strategi jigsaw learning. Dosen membagi kelas menjadi empat kelompok kecil,
kemudian setiap kelompok dibagikan artikel dengan muaan yang berbeda-beda. Kemudian
kemlompok-kelompok tersebut diminta untuk menganalisis penalaran karangan yang
digunakan oleh penulis.
Metode diskusi ini menggunakan strategi pembelajaran
jigsaw learning yaitu teknik yang
dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari
kelompok ke kelompok” (group to group
exchange) dengan suatu perbedaan penting setiap peserta didik mengajarkan
sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dapat dipelajari
dapat disingkat atau “dipotong“ dan di saat tidak ada bagian yang harus
diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap kali peserta didik mempelajari sesuatu
yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain,
buatlah sebuah kumpulan kumpulan yang bertalian atau keahlian.
Prosedur yang dilakukan dari model strategi jigsaw
learning yaitu sebagai berikut:
1.
Dosen membentuk
kelompok jigsaw learning. Setiap kelompok mempunyai seorang wakil dari
masing-masing kelompok dalam kelas, wakil dapat diberikan oleh satu mahasiswa
ataupun dua mahasiswa. Kelas dibagi menjadi empat kelompok. Dalam
mengelompokkan mahasiswa dapat dilakukan dengan cara berhitung dari angka satu
sampai empat. Kemudian mahasiswa yang mendapatkan angka satu membuat kelompok
dengan temannya yang juga mendapat angka satu, begitu juga selanjutnya sampai
mahasiswa yang mendapatkan angka empat. Jika kelas terdiri dari 50 mahasiswa
dan dibagi dalam empat kelompok, maka setiap kelompok terdiri dari kurang lebih
12 orang.
2.
Setelah selesai,
membentuk kelompok “jigsaw learning”. Setiap kelompok diberikan artikel degan
cangkupan isi yang berbeda-beda. Kelompok-kelompok tersebut diminta untuk
berdiskusi dan menganalisis penalaran karangan yang dipakai oleh penulis dalam
mengungkapkan daya kreasinya dan keilmuannya dalam artikel tersebut.
3.
Perwakilan dari
kelompok-kelompok, diminta untuk menjelaskan hasil yang telah didapatkan dan
disimpulkan kepada kelompok-kelompok yang lain. Dan kelompok yang disinggahi
oleh perwakilan kelompok tersebut dapat melakukan proses dialektika dan Tanya
jawab terhadap wakil tersebut. sehingga dengan diskusi gabungan tersebut dapat
menyatukan hasil diskusi kelompok-kelompok sehingga penagkapan yang diterima
oleh mahasiswa dapat dilakukan denga lebih merata.
4.
Setelah dirasa cukup
mahasiswa dipersilakan untuk mengatur tempat duduk seperti semula.
5.
Dosen memberikan
klarifikasi terhadap jalannya diskusi tersebut.
Kegiatan
pembelajaran selanjutnya yaitu dosen
bersama mahasiswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan dosen
memberikan penguatan terhadap materi yang dianggap penting. Dan kemudian dosen
meberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya tentang seputar materi
penalaran karangan yang sekiranya dirasa pelum dipahami.
Dari
contoh penerapan metode dan strategi active learning diatas, diharapkan
proses pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara yang
menyenangkan, effektif dan effisien. Sehingga mahasiswa tida merasa jenuh dan
bosan serta kedepannya mahasiswa dapat menulis karya ilmiah yang baik dan benar
sesuai dengan tujuan pemberian materi Bahasa Inonesia di dunia perguruan
tinggi. Dan semoga kedepannya mahasiswa mampu untuk terus berkarya dan meningkatkan
gairah tulis menulis sehingga mampu mengangkat harkat dan martabat pendidikan
Indonesia dan mampu bersaing dalam kancah internasional di era globalisasi ini
tanpa tedeng-tedeng copy paste dan pengakuan hak milik secara illegal yang
dilakukan terhadap karya orang lain, atau istilah populernya sering disebut
dengan pengklaiman dan plagiasi.
Daftar
Referensi:
1.
L.Silbermen, Melvin.
2011. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media
2.
Widjono Hs. 2005. Bahasa
Indonesia. Jakarta: Grasindo
0 komentar:
Post a Comment