BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Malaysia merupakan salah satu Negara
baru yang memegang perekonomian Asia. Begitu pula dengan pendidikan Malaysia,
tergolong lebih unggul beberapa tingkatan daripada Indonesia. Untuk itu, sudah
selayaknya kita mempelajari sistem kenegaraan Malaysia, terutama sistem
pendidikannya. Karena kita sebagai seorang pendidik, sang pemegang revolution
umat manusia khususnya bangsa Indonesia, bertanggung jawab atas kemajuan
pendidikan Indonesia dengan kualitas yang tinggi. Untuk itu, perlu mempelajari
keadaan pendidikan Negara lain sebagai perbandingan dan masukakan dalam
mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Dan dalam makalah ini Negara Malaysia
dijadikan objek studi perbandingan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Pendidikan
Malaysia
adalah negara tetangga terdekat Indonesia selain Brunei dan Singapura di
wilayah Asia Tenggara. Secara goegrafis, Malaysia terletak pada 70 Lintang
Utara garis katulistiwa, bahkan sering disebut sebagai berada di pusat atau
jantung Asia Tenggara yang memilki selat Malaka. Luas Negara Malaysia adalah
329.758 km2, meliputi semenanjung Malaysia yang terletak di ujung
daratan Asia Tenggara, serta Sabah dan Sarawak yang terletak di bagian utara
Pulau Kalimantan. Negara ini memiliki iklim panas dan lembab sepanjang tahun,
hampir sama dengan iklim di wilayah Sumatera dan Kalimantan, dengan suhu udara
bekisar antara 300 Celcius pada siang dan 220 Celcius
pada malam hari.
Malaysia
adalah negeri multi-etnis dan multi-ras dengan jumlah penduduknya kini lebih
dari 23 juta, terdiri dari ras Melayu sebagai ras utama, ras China, dan India
sebagai golongan ras lainnya. Ada juga orang-orang berkebangsaan lain. Mereka
datang ke Malaysia untuk belajar, bekerja, atau berbisnis. Bahasa nasional
negara Malaysia adalah bahasa Melayu karena ras Melayu merupakan ras utama.
Agama Islam merupakan agama resmi di Malaysia, karena mayoritas penduduknya
beragama Islam, meskipunsebagian lainnya beragama Kristen, Budha, dan Hindu.
Baik penduduk yang beragama Islam, Kristen, Budha, maupun Hindu, semuanya
dilindungi dan dapat mempraktikkan ibadahnya dengan bebas.
1.
Sejarah Awal Pendidikan di Tanah Melayu
Pada masa ini, pendidikan di tanah melayu masih berbentuk non
formal dan berkembang seiringan dengan pengembangan agama Islam di
negeri-negeri semenanjung tanah melayu dan kepulauan melayu pada abad ke-14
yang diprakarsai dengan datangnya pedagang muslim yang berasal dari Arab dan
India. Pada waktu itu intitusi pendidikan berupa sekolah pondok. Sekolah pondok
tersebut dibangun dan dimajukan bersama-sama secara gotong royong oleh
masyarakat setempat. Pada abad ke-18 dan 19, pendidikan pondok tersebut banyak
dibangun di Terengganu, kelantan dan kedah dan melahirkan banyak tokoh-tokoh
agama yang menyebarkan agama Islam, termasuk di Singapura.
2.
Pendidikan masa Jajahan Inggris (1800 – 1956)
Sistem pendidikan Malaysia yang
digunakan pada masa ini merupakan warisan budaya dari bangsa Inggris. Di waktu
zaman jajahan Inggris, terbentuk lima jenis sekolah, yakni sekolah Vernukular Melayu, Sekolah Vernukular Cina, Sekolah Vernukular India, Sekolah Vernukular Inggris dan Sekolah Agama
(madrasah).
Pada masa Penjajahan Jepang,
pendidikan Tamil dan pendidikan Melayu dikembangkan dan ditambah dengan bahasa
Jepang. Jepang menggatikan sekolah Vernukular Cina dan Inggris dengan
pengajaran yang lebih ditekankan pada lagu-lagu klasik dan Kebudayaan Jepang
dengan bahasa pengantar bahasa jepang.
Pasca perang dunia kedua (1946)
dengan kekalahan di tangan Jepang, pasukan Inggris berupaya untuk memasuki
kembali tanah Melayu. Keadaan sistem pendidikan pada zaman tersebut carut marut,
warga melayu telah menanamkan semangat nasionalisme, dan begitu pula dengan
masyarakat Cina dan India. Selain itu, di kalangan bangsa melayu telah timbul
kesadaran untuk memajukan pendidikan. Melalui pendidikan, ekonomi dan sosial
masyarakat dapat meningkat.
Warga Melayu mulai mendesak kepada
pihak kerajaan Inggris atas kesadaran bangsa Melayu untuk memperluas peluang
pendidikan bagi putra-putri Melayu, untuk memperbaiki keadaan pendidikan di
sekolah-sekolah Melayu. Maka pada tahun 1950, salah satu Jawantankuasa yang
diurusi oleh L.J.Barnes, telah ditugaskan untuk memperbaiki keadaan pendidikan
orang Melayu. Pada tahun 1951 terbentuklah Jawatankuasa L.J.Barnes yang
memfokuskan untuk memperbaiki pendidikan orang-orang Melayu. Selain Laporan
dari Barnes, terdapat Jawantankuasa lain yang membantu perbaikan sistem pendidikan di tanah Melayu,
yakni Fenn-Wu (1951) memperbaiki pendidikan Kaum Cina, Ordian Pelajaran (1952)
mengusulkankan sekolah kebangsaan sebagai corak sistem sekolah kebangsaan, dan
Razak (1956) meletakkan asas bagi perkembangan sistem pendidikan untuk memupuk
perpaduan melalui sistem pelajaran kebangsaan, sukatan pelajaran dan sistem
pemeriksaan yang sama bagi semua sekolah.
3.
Pendidikan Pasca Merdeka (1957 – 1970)
Setelah mencapai kemerdekaan, upaya
dikonsentrasikan untuk mewujudkan satu sistem pendidikan nasional. Sehubungan
itu, Ordinan Pelajaran 1957 disusun berdasarkan sertifikasi Laporan Razak
(1956) yang mengutamakan solidaritas dan menjadi inti Kebijakan Pendidikan
Nasional. Sertifikasi Laporan Razak dikaji oleh Komite Rahman Thalib pada tahun
1960. Laporan komite ini menjadi dasar kepada penggubalan Akta Pelajaran 1961
yang menggariskan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar utama di semua tingkat
pendidikan serta penggunaan kurikulum dan ujian yang sama untuk semua siswa.
Dasar pendemokrasian pendidikan
dimulai pada tahun 1962 dengan memberi penekanan pada pendidikan gratis untuk
semua siswa. Dasar ini diperluas dengan mengadakan pendidikan universal
sembilan tahun saat ujian seleksi masuk ke sekolah menengah dihapus pada tahun
1964. Penghapusan ujian seleksi ini menyebabkan peningkatan tingkat partisipasi
ke sekolah menengah. Penilaian ini terus meningkat apabila ada perubahan
kebijakan yang melanjutkan pendidikan universal ke 11 tahun secara bertahap
mulai tahun 1992.
4.
Pendidikan Zaman Dasar Ekonomi Baru (1970 – 1990)
Kebijakan Ekonomi Baru (DEB) adalah satu filosofi pembangunan
yang menekankan keseimbangan antara pembangunan sosial dan perkembangan ekonomi. Dalam periode ini, pendidikan diberikan prioritas untuk
menangani masalah ketidakseimbangan dalam masyarakat dengan menyediakan
kesempatan pendidikan yang sama untuk semua kaum.
Pada masa ini juga Sistem Pendidikan Nasional mengalami
banyak perubahan, diantaranya Bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa pengantar
utama yang dilaksanakan sepenuhnya pada tingkat menengah di Semenanjung
Malaysia dan Sabah pada tahun 1982, sedangkan di Sarawak pada tahun 1990.
Penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua juga turut diberi fokus. Namun,
sesuai dengan Akta Pelajaran 1961, sekolah rendah pemerintah dan bantuan
pemerintah yang menggunakan bahasa Cina atau bahasa Tamil sebagai bahasa
pengantar terus dipertahankan. Mata pelajaran Civic diperkenalkan untuk
menyemai semangat jati diri di kalangan pelajar. Pendidikan Sains dan Teknis
diberi lebih menekankan pada tingkat menengah untuk menghasilkan tenaga kerja
terampil.
Pada tahun 1979, revisi kembali pelaksanaan kebijakan
pendidikan oleh Komite Kabinet Mengkaji Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan (1979)
mengungkapkan cadangan pendekatan dan strategi baru untuk memantapkan sistem
pendidikan. Pada tahun 1980-an, kesempatan pendidikan untuk warga negara juga
ditingkatkan dengan menambah fasilitas fisik dan infrastruktur terutama di luar
kota. Selanjutnya Filsafat Pendidikan Nasional telah disusun pada tahun 1988
untuk memperteguh arah dan tujuan pendidikan negara. Filsafat ini menekankan
pendidikan yang menyeluruh dan terpadu untuk membentuk siswa yang seimbang dari
segi jasmani, emosi, rohani dan intelektual.
5.
Pendidikan Zaman Dasar Pembangunan Negara (1991 – 2000)
Di akhir dekade abad ke-20 menyaksikan perubahan yang pesat dalam pendidikan
negara. Dasar hukum untuk pelaksanaan kebijakan pendidikan diperkokoh melalui
penggubalan dan amandemen beberapa akta yang berkaitan dengan pendidikan,
misalnya Akta Pendidikan 1996; Akta Lembaga Pendidikan Tinggi Swasta 1996; Akta
Dewan Pendidikan Tinggi Negara 1996 dan lain-lain.
Selain itu, banyak perubahan terjadi dalam bidang pendidikan
termasuk:
a.
Peningkatan akses dalam
pendidikan khususnya tingkat tertiari;
b.
Perkembangan ICT dalam
pendidikan termasuk pendirian Sekolah Bestari pada tahun 1999;
c.
Meningkatkan
kualifikasi guru-guru dari sertifikat ke diploma;
d.
Meningkatkan Maktab
Perguruan Sultan Idris ke Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI); dan
e.
Meningkatkan Sekolah
Menengah Kejuruan ke Sekolah Menengah Teknik.
6.
Pendidikan Zaman Dasar Wawasan Negara (2001 – sekarang)
Pada zaman ini Sistem Pendidikan Nasional dikemas sejalan
dengan perkembangan dunia teknologi informasi. Dengan mempertimbangkan berbagai
perubahan dan tantangan abad ke-21, peningkatan dan
pemantapan sistem pendidikan diperlihatkan dalam hukum, kebijakan dan program
utama, diantaranya: Akta Pendidikan 1996 (Amandemen 2002); Program Bimbingan
dan (Hasil Jemaah Menteri, 2002); Pengajaran dan Pembelajaran Sains dan
Matematika dalam Bahasa Inggris dilaksanakan pada tahun 2003 (Hasil Jemaah
Menteri, 2002). Biaya Insentif Subyek Pendidikan (bisp) diperkenalkan pada
tahun 2003; Program j-QAF diperkenalkan pada tahun 2005 dan diperluas pada
tahun 2006 untuk memastikan murid Islam menguasai Jawi, Al-Quran, Bahasa Arab
dan Fardhu Ain saat tamat sekolah dasar (Hasil Jemaah Menteri, 2003); dan
banyak lagi program-program pendidikan diperluas.
Perubahan paling signifikan dalam sejarah perkembangan
pendidikan negara adalah pendirian Departemen Pendidikan Malaysia (KPTM) pada
tahun 2004. Dengan pembagian ini KPM dipertanggungjawabkan kepada pembangunan
pendidikan prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, matrikulasi dan
pendidikan guru.
B.
Falsafah dan Ideologi Pendidikan
Pada umumnya, kata filsafat bisa dipahami sebagai pemikiran atau pandangan
yang benar dan rasiona. Pemikiran atau pandangan ini dihasilkan dari usaha
penelitian filsuf dengan cara yang ilmiah, sistematis dan logika. Tujuan
filsafat adalah mencari dan membuktikan kebenaran dan memberi arah atau pedoman
untuk hal-hal yang penting dalam kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas, filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai
pedoman, arah atau pandangan terhadap hal-hal yang terkait dengan pendidikan.
Falsafah Pendidikan Negara (FPN) Malaysia telah disusun berdasarkan
dokumen-dokumen dasar dan ideologi negara. Rukun Negara adalah ideologi
nasional Malaysia yang dibentuk pada
tanggal 31 Agustus 1970 oleh Dewan Gerakan Negara yaitu setahun setelah
terjadinya tragedi 13 Mei 1969 yang menghancurkan persatuan dan ketentraman
negara.[7]
Kini FPN dikenal sebagai Filsafat Pendidikan
Kebangsaan (FPK). FPK yang dinyatakan berikut akan menentukan arah haluan,
dasar dan sumber inspirasi kepada semua usaha dan rencana dalam bidang
pendidikan. Dari sudut sejarah, filsafat pendidikan negara lahir dari proses
yang agak panjang yaitu satu proses pembangunan bangsa dan negara Malaysia
sejak merdeka lagi.
Adapun falsafah pendidikan Malaysia adalah falsafah kebangsaan berbunyi
sebagai mana berikut:
Pendidikan di Malaysia adalah suatu usaha berkelanjutan ke
arah mengembangkan potensi individu secara menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi, dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Usaha ini adalah untuk melahirkan rakyat Malaysia yang berilmu pengetahuan, terampil, berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan mampu memimpin rakyatnya mencapai
kesejahteraan diri dan memberi kontribusi
terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat,
dan negara.
Filsafat Pendidikan Kebangsaan bersifat eklektisisme, yaitu gabungan
antara filsafat tradisional dan filsafat progresif.
Filsafat pendidikan negara mencakup filsafat aliran epistemologi, metafisika
dan aksiologi yang juga secara langsung meliputi filsafat dealisme, realisme,
perenilaisme, progresivisme dan eksistensialisme.
Filsafat Pendidikan Kebangsaan disusun dari usaha berpikir yang rasional
dan kritis, berlandaskan dari ideologi negara sebagaimana yang telah dimanifestasikan
dalam Laporan dan Kebijakan Pendidikan, termasuk Rukun Negara. Filsafat
Pendidikan Kebangsaan ini mengambil inspirasi dari proses
pembangunan bangsa dan negara yang agak panjang. Apa yang digariskan dalam
filsafat ini juga sangat berkaitan dengan perkembangan dunia Islam dan pembangunan
negara Malaysia.
Filsafat Pendidikan Kebangsaan menitik beratkan istilah, pemikiran dan
prinsip terkait dengan bidang pendidikan di negara kita. Dengan kata lain, ia
menggabungkan tujuan, dasar-dasar dan praktek-praktek pendidikan sebagai satu
entitas keseluruhan yang tekal, jelas dan logis.
C.
Sistem Pendidikan
Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah federal.
Sistem pendidikan nasional meliputi pendidikan prasekolah hingga perguruan
tinggi. Pada tahun 2004 Pendidikan pra-sekolah, dasar, dan menengah, berada di
bawah yurisdiksi Kementrian Pendidikan, sedangkan pendidikan tinggi merupakan
tanggung jawab Kementrian Pendidikan Tinggi. Semua bentuk penyelenggaraan
pendidikan didasarkan pada visi dan misi. Adapun visi dan misi utama pemerintah
Malaysia adalah menjadikan negerinya sebagai pusat pendidikan berkualitas dan
siap bersaing dengan lembaga pendidikan tinggi di negeri lain seperti Singapura
dan Australia.
Dilihat dari sejarahnya, pendidikan di Malaysia zaman sebelum
penjajahan berasaskan sistem pondok yang diadakan di madrasah dan di
sekolah-sekolah agama. Sistem pendidikan di Malaysia adalah berdasarkan sistem
pendidikan Inggris. Sistem pendidikan dipusatkan terutama bagi sekolah rendah
dan sekolah menengah. Kerajaan negeri tidak berkuasa dalam kurikulum dan aspek
lain pendidikan sekolah rendah dan sekolah menengah, sebaliknya ditentukan oleh
kementrian.
Pendidikan di sekolah rendah diwajibkan dalam undang-undang.
Oleh karena itu pengabaian keperluan pendidikan selepas
sekolah rendah tidak melanggar undang-undang. Sekolah rendah dan sekolah
menengah diuruskan oleh pemerintah tetapi dasar yang berkenaan dengan pengajian
tinggi diuruskan oleh yang ditumbuhkan pada tahun 2004. Sejak tahun 2003,
kerajaan memperkenalkan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam mata
pelajaran.
Sektor pendidikan Malaysia diselia oleh Kementerian Malaysia.
1.
Pra-Pendidikan Dasar
Pendidikan di Malaysia dimulai dari
Pendidikan Pra Sekolah yang disediakan oleh beberapa instansi pemerintah, badan
swasta, dan lembaga-lembaga sukarela dan diikuti oleh anak didik berusia 4-6
tahun. Semua lembaga pendidikan pra sekolah terdaftar pada Departemen
Pendidikan dan pada umumnya mereka.
2.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah wajib bagi
semua anak-anak antara usia 7 dan 12. Pendidikan gratis ini dibagi menjadi 2
fase 3 tahunan. Sekolah Dasar di Malaysia ada 2 jenis, sekolah nasional, yang
diikuti oleh siswa Melayu, dan sekolah tipenasional yang diikuti oleh siswa
Cina dan Tamil. Pengantar utama adalah bahasa Melayu kecuali di sekolah
tipe-nasional pengantar yang digunakan adalah bahasa Cina dan Tamil dengan
pelajaran wajib bahasa Melayu.
Fase I terdiri dari kelas I-III
dengan penekanan pada dasar-dsar membaca, menulis, dan matematika. Fase II
(kelas IV-VI) berfokus pada penguatan dan pemanfaatan keterampilan dasar dan
akuisisi pengetahuan.
Dan untuk mengetahui pencapaian
pengajaran yang didapatkan oleh siswamaka diadakan beberapa ujian, di antaranya
:
a.
Penilaian Kemajuan Berasaskan Sekolah (PKBS), dilakukan
setiap tahunnya untuk mengetahui hasil pembelajaran dan menjadi pedoman bagi guru
untuk merencanakan peningkatan pembelajaran berikutnya.
b.
Level One Assessment (LOA), Penilaian Tahap Satu, diujikan
ketika siswa hendak menyelesaikan Fase I (kelas III) dalam kemampuan dan
potensi dalam verbal, kuantitatif dan keterampilan berpikir. Ditujukan untuk
mengetahui bakat siswa yang kemudian menjadi pertimbangan Kementrian Pendidikan
untuk merekomendasikan yang bersangkutan guna melanjutkan ke kelas V.
c.
Primary School Assessment Test, Ujian Penilaian Sekolah
Rendah (UPSR), diujikan di akhir masa pendidikan dasar. Subyek (materi) yang
diujikan adalah bahasa Melayu, bahasa Inggris, ilmu pengetahuan, dan
matematika.
Siswa Melayu juga menjalani penilaian
untuk pendidikan agama yang dikenal sebagai Asas Penilaian Fardlu ‘Ain (PAPA)
yang dilakukan selama proses belajar. Nilai yang tidak memenuhi standar
diabaikan, siswa tetap dinyatakan lulus. Rasio guru-murid 1:20.4 pada tahun
1990, dan 1:18.9 dalam beberapa tahun terakhir.
3.
Pendidikan Menengah Pertama (Form
I-III)
Pendidikan menengah terbagi menjadi 2
siklus : menengah bawah, berlangsung 3 tahun, disebut Form I-III, dan menengah
atas, berlangsung 2 tahun, disebut Form IV-V. Siswa sekolah dasar nasional
langsung melanjutkan ke Form I, adapun siswa dari sekolah tipe-nasional (Cina
dan Tamil) mengikuti kelas transisi 1 tahun untuk mendapatkan bekal bahasa
Melayu yang memadai, kecuali bagi siswa yang mendapatkan nilai yang memuaskan
pada Tes Penilaian Primer dapat langsung mengikuti Form I.
Di akhir tahun pendidikan menengah
pertama, siswa menjalani Ujian Penilaian Menengah Pertama (Lower Secondary
Assessment Examination).
4.
Pendidikan Menengah Atas (Form IV-V)
Pada tingkat menengah atas siswa
dapat memilih salah satu di antara dua program yang ditawarkan : akademis dan
teknik (kejuruan). Di akhir tahun pendidikan siswa di bidang akademi menjalani
ujian Malaysia Certificate of Education (MCE) (Sertifikat Pendidikan Malaysia),
sedangkan siswa di bidang kejuruan menjalani Malaysia Certificate of Education (Kejuruan).
Rasio guru-murid pada tingkat menengah pada tahun 1990 adalah 1:18.9 dan 1:18.2
pada tahun 2000.
5.
Pendidikan Pasca-Pendidikan Menengah
Setelah menyelesaikan pendidikan
menengah, siswa dapat memilih untuk mengejar 1 sampai 2 tahun pendidikan
pasca-pendidikan menengah untuk mendapatkan Form VI dan pendidikan matrikulasi
untuk persiapan masuk universitas. Pendidikan matrikulasi dipersiapkan untuk
memenuhi persyaratan masuk khusus dari universitas tertentu. Adapun Form VI
ditujukan untuk memenuhi persyaratan dari semua universitas.
6.
Pendidikan Tinggi
Siswa yang telah menyelesaikan
pendidikan menengah, mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Sertifikasi
Sekolah Tinggi Malaysia (semacam SPMB) yang diselenggarakan oleh Dewan Ujian
Malaysia, dan ujian Matrikulasi yang dilakukan oleh beberapa universitas lokal.
Lembaga pendidikan tinggi mencakup
universitas, akademi, dan politeknik. Program yang ditawarkan beragam mulai
sertifikat, diploma, dan degree levels. Pada tingkat sarjana pendidikan
ditempuh selama 3-4 tahun.
D.
Teori dan Praktek Pendidikan
1.
Tujuan Pendidikan
Untuk setiap negara yang sudah mencapai kemerdekaan, salah
satu aspek
penting yang sangat prioritas dalam usaha untuk menuju ke arah negara yang maju
dan berkembang dari aspek politik, ekonomi dan sosial adalah penekanan terhadap
pelaksanaan sistem pendidikan negara. Sistem pendidikan yang dilaksanakan di
dalam sebuah negara, penting bukan saja karena fungsi kebajikan dan
sosialisasinya yaitu di mana anak - anak dididik untuk menjadi insan yang
berhasil dan mengenali budaya serta alam sekeliling, tetapi juga bisa digunakan
sebagai wadah untuk menyampaikan ideologi nasional kepada masyarakat yaitu
melalui penerapan tentang pemahaman dan nilai - nilai positif untuk persatuan
kaum di kalangan para pelajar.
Di Malaysia, dasar pendidikan memiliki peranan yang amat
penting dalam menentukan arah sistem pendidikan negara yang mana dasar ini
dikenal sebagai 'Kebijakan Pendidikan Nasional'. Dasar Pendidikan Nasional
mulai dilaksanakan di negara ini dalam tahun 1957. Umumnya, ada 3 tujuan utama
yang terkandung dalam dasar pendidikan nasional Malaysia, yaitu:
a.
Tujuan dasar pendidikan
diselenggarakan adalah untuk menciptakan sistem pendidikan yang dapat memenuhi
kebutuhan negara dan mendorong perkembangan kebudayaan, sosial, ekonomi dan
politik.
b.
Untuk menghasilkan
siswa yang berdisiplin serta mematuhi dan menghormati kedua orang tua mereka di
mana prinsip ini sejalan dengan dasar dan kebijakan pendidikan untuk mengadakan
proses pengajaran dan pembelajaran yang efisien dan efisien dengan kebutuhan
untuk menghindari pengeluaran publik yang tidak tersusun.
c.
Untuk memastikan agar
kebijakan ini dapat dilaksanakan dengan efisien khususnya dalam menentukan
perkembangan sistem pendidikan yang progresif dan bahasa nasional dijadikan
sebagai bahasa pengantar yang utama.
2.
Kurikulum
Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar
setara dengan negara - negara maju yang lain, tahun 1986 sampai awal tahun
1991 adalah merupakan tahap terpenting dalam sejarah pendidikan negara di mana berbagai
perubahan telah dilakukan dalam banyak aspek, di samping berusaha untuk
menangani tantangan perkembangan saat yang mana telah mulai mengabaikan nilai
spiritual dan juga nilai murni dalam kehidupan masyarakat pada waktu tersebut.
Implementasi kurikulum baru KBSR dan KBSM adalah susulan dari perubahan yang
dilakukan oleh Laporan Komite Kabinet
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan yang dirilis pada tahun 1979.
Setelah itu, Kementerian Pendidikan pada ketika itu telah mengambil langkah
drastis dengan melaksanakan sertifikasi yang terkandung dalam laporan tersebut. Oleh yang demikian, kurikulum di tingkat
rendah dan menengah telah dikaji dan disusun kembali dengan tujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan negara. Oleh yang demikian, segala
perubahan dalam kurikulum, cita - cita FPN dan pendekatan yang menekankan
perpaduan dalam kurikulum menengah perlu dipahami oleh semua
lapisan masyarakat agar hasrat murni yang ingin dicapai melalui pendidikan
dapat dijayakan dengan efisien dan sempurna.
a.
Latar belakang Kurikulum Terpadu Sekolah Rendah (KBSR)
Penggubalan kembali Filsafat Pendidikan Negara yang
sebelumnya hanya dikenal sebagai Filsafat Pendidikan, menyebabkan kebutuhan untuk memeriksa
keseluruhan sistem dalam pendidikan nasional. Kesinambungan dari
perubahan ini, maka terhasilnya Kurikulum Terpadu Sekolah Rendah
yang telah diluncurkan sepenuhnya pada tahun 1983. Kurikulum ini disusun untuk
memastikan setiap murid diberi kesempatan untuk mendapatkan keterampilan,
pengetahuan, nilai, sikap dan praktek kehidupan yang harus diisi. Filsafat KBSR
adalah memberi pendidikan yang bercorak pendidikan dasar dengan penegasan
terhadap keterampilan 3M yaitu membaca, menulis dan menghitung. KBSR juga
memberi penekanan terhadap perkembangan individu secara menyeluruh dan seimbang
dari aspek JERIS serta pemupukan dan perkembangan bakat seseorang. Antara tujuan
penting pembentukan KBSR yang harus dicapai pula adalah yang pertama, murid
dapat menguasai dan menghargai Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dan
sebagai alat solidaritas dengan baik dan memuaskan. Yang kedua, murid dapat
menguasai keterampilan dasar bahasa yaitu keterampilan berbicara, membaca dan
menulis dalam bahasa pengantar sekolah rendah yaitu bahasa Melayu. Selanjutnya
yang ketiga pula adalah, melalui KBSR, pembinaan sikap dan perlakuan yang baik
berdasarkan nilai - nilai kemanusiaan dan spiritual yang berlandaskan RUKUN NEGARA
dapat dipahami dikalangan murid. Yang keempat, murid dapat bergaul, menghargai
hak dan kemampuan orang lain serta memiliki semangat kerjasama dan toleransi.
Dan yang kelima, murid dapat menambahkan ilmu pengetahuan, pemahaman, minat dan kepekaan
terhadap manusia dan lingkungan.
KBSR dibagi menjadi tiga bidang dasar yaitu bidang
komunikasi, bidang kemanusiaan dengan lingkungan dan bidang perkembangan diri
individu. Bidang komunikasi pada dasarnya terdiri dari komponen Keterampilan
Dasar yang memuat mata pelajaran Bahasa yaitu Bahasa Melayu, Cina, Tamil dan
Inggris serta matapelajaran Matematika. Bidang Kemanusiaan dan Lingkungan pula
dibagi menjadi dua komponen yaitu Kerohanian, Nilai dan Sikap serta Komponen
Kemanusiaan dengan Alam. Mata pelajaran yang mewakili bidang ini adalah matapelajaran
Pendidikan Islam dan Pendidikan Moral. Bidang yang ketiga yaitu bidang
perkembangan diri individu terdiri dari komponen Kesenian dan Reakreasi yang
mengandung subyek Musik, Pendidikan Seni dan Pendidikan Jasmani. Berdasarkan
hal yang terkait di atas, maka jelaslah bahwa tujuan pendidikan KBSR di sekolah
rendah untuk memastikan perkembangan murid secara menyeluruh dari aspek
intelektual, rohani, jasmani, emosi, bakat, akhlak, nilai - nilai estetika
dansosial sesuai dengan falsafah dan dasar pendidikan negara yaitu untuk
membangun negara dan menyemai perpaduan kaum yang kokoh serta integrasi
nasional melalui sistem pendidikan yang tersusun dan bersistematik.
b.
Latar Belakang Kurikulum Terpadu Sekolah Menengah (KBSM)
Tujuan utama pendidikan di Malaysia pada dasarnya adalah
menuju ke arah peningkatan kebutuhan tenaga kerja dan mencapai perpaduan rakyat
melalui perkembangan individu yang menyeluruh.
Oleh itu, untuk menjamin akan adanya keseimbangan pembelajaran antara kedua –
dua tingkat persekolahan yaitu rendah dan menengah, beberapa perubahan terhadap
kurikulum sekolah menengah adalah sangat mendesak. Perubahan kurikulum yang
lengkap untuk tingkat menengah disebut Kurikulum Terpadu Sekolah Menengah
(KBSM) yang mana mulai dilaksanakan pada tahun 1988 secara bertahap - tahap.
Tujuan KBSM ini adalah berteraskan pada perkembangan diri yang terintegrasi dengan
orientasi kepada masyarakat dan negara. Perkembangan diri ditujukan kepada
spiritual, pemikiran dan pikiran, kesejahteraan diri, keterampilan hidup,
reakreasi, kreativitas dan sikap yang positif. Orientasi kepada masyarakat pula
ditujukan kepada keterampilan berinteraksi, politik, perpaduan negara, sosial
budaya, ekonomi dan modernisasi. Bahkan KBSM disusun pada konsep pendidikan
umum yang memberi penegasan kepada pendidikan yang seimbang dan menyeluruh
dalam usaha pemupukan nilai dan keterampilan untuk memungkinkan seseorang itu
menjadi warga negara yang berguna, bersemangat patriotik, dan bertanggung
jawab. Oleh
itu, fokus khusus diberikan pada pemupukan semangat kewarganegaraan yang
bertujuan untuk membangun perasaan bangga terhadap bangsa dan negara.
Aspek kewarganegaraan akan meliputi semua mata pelajaran dan kegiatan
kokurikulum dalam KBSM. Antara objekif - tujuan yang ada dalam KBSM adalah memungkinkan
siswa menguasai keterampilan berinteraksi dalam situasi kehidupan nyata,
menekankan pembelajaran ke arah memahami diri, mengembangkan bakat, dan
meningkatkan pribadi dan karakter, memberi keseimbangan antara ilmu pengetahuan
dengan unsur nilai, praktek dan rekreasi serta memberi penekanan terhadap
keterampilan menyelesaikan masalah dalam situasi kehidupan harian. Unsur –
unsur penting yang terkandung dalam KBSM ini adalah yang pertama 'Unsur ilmu
dan keterampilan '. Antara aspek yang ada dalam unsur ini adalah mengembangkan
keterampilan belajar, psikomotor dan sosial, mengembangkan intelektual,
kreativitas dan pemikiran serta konten kurikulum ini dapat dikaitkan dengan
kehidupan seharian. Unsur yang kedua adalah “Nilai - nilai murni” di mana penerapan
nilai murni dalam kurikulum ini adalah yang bersifat universal yang berteraskan
pada aspek spiritual, kemanusiaan dan kewarganegaraan seperti baik hati,
toleran, bekerjasama, rasional dan sebagainya. Gerak kerja kokurikulum seperti aktivitas
organisasi, unit beruniform dan permainan adalah unsur ketiga yang terdapat
dalam KBSM ini. Antara tujuan gerak kerja kokurikulm ini dilaksanakan adalah
untuk memupuk dan mengeratkan hubungan antara murid, sekolah dan masyarakat,
mengisi waktu luang murid dengan aktivitas yang bermanfaat, mengamalkan dan
memperkuat ilmu pengetahuan yang tersedia dalam ruang kelas dan memberi
kesempatan untuk memupuk sikap yakin dan mandiri di kalangan mahasiswa.
3.
Metode Pendidikan
4.
Evaluasi Pendidikan
Evaluasi sekolah-sekolah secara umum di Malaysia hampir secara ekslusif
bergantung pada pada inspeksi sekolah atau sekolah yang dilakukan audit oleh
inspektorat sekolah.
Walaupun pemeriksaan cenderung untuk berfokus pada penilaian prestasi individu
siswa, mereka mulai memainkan peran lebih besar dalam evaluasi kinerja sekolah
secara keseluruhan.
a.
Sistem Ujian
Untuk ujian pendidikan Malaysia dipegang
oleh badan pengujian Malaysia (The Malaysian Examination Syndicate) yang
mengelola semua pemeriksaan primer dan pemeriksaan skunder dan dewan pengujian
Malaysia (The Malaysian Examination Council) yang bertanggung jawab untuk ujian
terpusat. Adapun jenis-jenis ujian sebagaimana yang dipaparkan oleh Mahbub
Junaidi (2009) berikut:
1)
Ujian penilaian sekolah rendah (USPR), ini diberlakukan bagi
semua siswa diakhir standar 6 (dari pendidikan dasar) untuk mengevaluasi student progress dalam akuisisi bahasa
(Malay dan Inggris), matematika dan sains. Ujian formatif server tujuan dan
melengkapi ruang kelas yang sedang berlangsung dan ujian berbasis sekolah untuk
mendiagnosa student strengths dan
kelemahan, dan memonitor kemajuan.
2)
Penilaian Menengah Rendah (PMR), ini diambil siswa dalam
bentuk 3. Selain untuk uji terpusat, juga mencangkup penilaian basis sekolah
melalui portofolio siswa dalam sejarah, geografi dan kehidupan yang dinilai
oleh guru-guru tingkat sekolah.
3)
Sijil Pelajaran Malaysia (SPM), ini diambil oleh siswa dalam
bentuk 5 sebelum lulus dari sekolah menengah.
Pengujian data, digunakan terutama untuk menilai
kinerja murid sebagai suatu sarana kemajuan melalui sistem dan untuk evaluasi
sistemik
b.
Eksternal Sekolah
Inspektorat dari sekolah melakukan
inspeksi, audit eksternal sekolah untuk sekolah-sekolah sebagai lembaga yang
berkualitas belajar dan mengajar. Jenis pemeriksaan tersebut meliputi:
1)
Inspeksi normal, untuk memeriksa bahwa administrasi dan
manajemen dapat dilaksanakan sesuai dengan pengaturan MOE dan aturan Negara.
2)
Inspeksi Kendali, pemeriksaan oleh tim inpektur meliputi
administrasi, manajemen, kurikulum, iklim sekolah dan kepemimpinan.
3)
Inspeksi Tindak Lanjut untuk memeriksa pelaksanaan
rekomendasi pemerintah.
4)
Inspeksi Khusus, dilakukan berdasarkan permintaan dari
menteri atau direktur jenderal education untuk mengatasi beberapa masalah atau
menanggapi keluhan dari wali murid dan masyarakat.
Inspeksi ini diharapkan memainkan akuntabilitas
kesepakatan dan dukungan.
E.
Unsur-Unsur Pendidikan
1.
Tenaga Kependidikan
Falsafah pendidikan guru sebagaimana berikut:
Guru yang berpekerti mulia, berpandangan progresif dan
ilmiah, siap menjunjung aspirasi negara dan menyanjung warisan kebudayaan
negara, menjamin perkembangan individu, dan memelihara suatu masyarakat yang
bersatu padu, demokratis, progresif, dan berdisiplin.
Pada dasarnya peran guru adalah sebagai pengajar, pendidik, guru,
fasilitator, pengelola, penasihat dan pembimbing. Pendek kata peran ini bisa
disatukan sebagai peran seorang pemimpin yang serba boleh.Selain dari itu
golongan ini yang lemah di tingkat awal yaitu sekolah dasar. Di sekolah rendah
jumlah siswa dalam sesuatu kelas begitu ramai sehingga 50 orang siswa. Dalam hubungan
ini pengajaran dan pembelajaran tidak efisien, guru kurang fokus individu dan
selalu dalam kondisi yang tertinggal dari semua aspek pengajaran dan
pembelajaran.
Di lihat di sekolah menengah pula
golongan ini yang mendapat prestasi di sekolah rendah kondisi yang sama terjadi
di sekolah menengah. Waktu ini pula pengaruh rekan sebaya begitu hebat yang
akan memberi dampak yang kuat pada sistem pendidian di sekolah. Golongan ini
nyata lemah dari segi kognitif akan tetapi dari segi fisik cukup aktif. Kondisi
ini akan pula mempengaruhi disiplin sekolah. Didalam ruang kelas seoarang guru
berperan sebagai pemimpin penentu suasana emosi, penentu suasana sosial,
pembentuk sikap, harapan guru, sistem kepercayaan guru kemesraan dan kelucuan,
strategi kontrol ruang kelas, gaya kepemimpinan guru, metode mengajar pengunaan
unsur-unsur psikologis seperti pujian dan motivasi.
Persoalan sekarang dapatkah semua
peran ini yaitu guru sebagai pemimpin, penentu suasana emosi, penentu suasana
sosial, pembentuk sikap dan harapan siswa, pengukuh sistem kepercayaan,
pengawal sosial dan pengawal perilaku dilaksanakan dengan efisien apabila siswa
lemah dan khusus dapat melompat kelas karena dibutuhkan mereka naik kelas. Hal
ini memiliki implikasi pada pelatihan dalam pendidikan guru, beban tugas dan
secara tak langsung mengubah gaya pengajaran dan pembelajaran.
Oleh Karena itu akan menimbulkan
suasana konflik peran dikalangan guru dimana harapan komunitas atau masyarakat
begitu tinggi dari aspek pencapaian akademis siswa sedangkan siswa yang lemah
naik kelas ke Tingkatan 4.
F.
Kebijakan Pendidikan
Pada
tahun 1974, Malaysia membentuk Jawatan Kuasa Kabinet yang bertugas mengkaji
semua pelaksanaan pendidikan. Laporan Jawatan Kabinet ini telah mulai terbit
sejak tahun 1979. Malaysia mengadakan kebijakan pendidikannya secara berarti, diantaranya sebagai berikut :
1. Memperkenalkan
penddikan persekolahan dalam sekolah rendah
2. Mengurangi
tahun lama sekolah di sekolah rendah, dari 6 tahun menjadi 5 tahun, bagi murid
yang cerdas dan sebaliknya, menambah tahun lama sekolah, menjadi 7 tahun, bagi murid yang lambat.
3. Memberikan
peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan melanjutkan waktu belajar mereka
0 hingga 12 tahun, yaitu sampai tingkat 5 di peringkat sekolah menengah.
4. Mengutamakan
pendidikan teknologi dengan tujuan melahirkan pelajar yang mahir dalam bidang
seni perusahaan, perdagangan, dan ekonomi,
5. Mengubah
sistem pemeriksaan SRP kepada Penilaian Menengah Rendah (PMR)
Pendidikan
di Malaysia bertujuan mengembangkan potensi individu secara menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan insan
yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi, dan jasmani,
berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Tujuan ini dimaksudkan agar
dapat melahirkan rakyat Malaysia yang berilmu pengetahuan berketerampilan,
berakhlak mulia, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan negara.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Malaysia
adalah negara monarki bertetangga
terdekat Indonesia selain Brunei dan Singapura di wilayah Asia Tenggara dengan luas 329.758 km2.
Secara goegrafis, Malaysia terletak pada 70 Lintang Utara garis
katulistiwa, bahkan sering disebut sebagai berada di pusat atau jantung Asia
Tenggara yang memilki selat Malaka. Pada masa penjajahan pendidikan di Malaysia masih dibawah kendali oleh
bangsa Inggris dengan menkotak-kotak pendidikan berdasarkan etnis dengan
kurikulum yang telah disusun oleh pemerintahan Inggris. Dan hal tersebut mulai
berubah ketika Jepang berupaya untuk menjajah tanah melayu ini. mereka
memasukan ideology dan budaya Jepang dalam kurikulum pendidikan. setelah
kekalahan jepang pad PD II dan disertai munculnya kembali bangsa inggris ke
tanah, keadaan pendidikan Malaysia masih morat marit hingga muncul kesadaran
dari bangsa melayu untuk mengubah dan memperbaiki system pendidikan mereka. Dan
pada
tahun 1974, Malaysia membentuk Jawatan Kuasa Kabinet yang bertugas mengkaji
semua pelaksanaan pendidikan. Laporan Jawatan Kabinet ini telah mulai terbit
sejak tahun 1979.
Dasar pendidikan Malaysia,
yakni Falsafah Pendidikan Kebangsaan, diintegrasikan pada ideolgi dan falsafah
Negara yang berupa ideology rukun Negara. Kurikulum Pendidikan Malaysia yang berupa KBSR dan KBSM adalah susulan dari
perubahan yang dilakukan oleh Laporan Komite
Kabinet Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan yang dirilis pada tahun 1979.
Untuk tenaga kependidikan negara Malaysia, Pada dasarnya peran guru adalah sebagai pengajar, pendidik, guru,
fasilitator, pengelola, penasihat dan pembimbing. Pendek kata peran ini bisa
disatukan sebagai peran seorang pemimpin yang serba boleh.
Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah federal.
Sistem pendidikan nasional meliputi pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan
menengah pertama, pendidikan menengah atas, pasca pendidikan menengah, dan perguruan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rachman Assegaf, 2003 Internasosialisasi
pendidikan : Sketsa perbandingan pendidikan di negara-negara islam dan
barat, Yogyakarta: Gama Media.
FPM OKED.
Falsafah Pendidikan Kebangsaan. (2008)
Witanto,
Hery. 2009. Sistem Pendidikan di
Negara-NegaraAsean . (STAI Ali Bin Abi Thalib: Surabaya)
Maunah Binti, 2011, Perbandingan
pendidikan islam, Yogyakarta: Teras
Muhammad
Hilmi, dkk. Dasar Pendidikan Malaysia (Institut Perguruan Tinggi Melayu. 2006)
Rochman Arif, 2010 Pendidikan
Komparatif : Menuju ke arah metode perbandingan pendidikan antar negara,Yogyakarta
: Laksbang Grafika
Tilaar dan
Nugroho. 2009. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Ibid,. FPM OKED. Falsafah Pendidikan Kebangsaan. (2008)
Mahbub Junaidi, Evaluasi Sekolah di Malaysia, (2009),
hlm. 1
Ibid,. FPM OKED, Falsafah
Pendidikan Kebangsaan, (2008)